Pengaruh Kebudayaan Hindu - Budha Terhadap Seni Bangunan


Secara umum masuknya suatu kebudayaan luar (asing) ke dalam suatu kebudayaan tertentu akan memunculkan tiga hal; pertama, kedua kebudayaan itu akan berakulturasi; kedua, masing-masing kebudayaan akan berjauhan; dan ketiga, salah satu kebudayaan akan hilang atau hancur.

Proses kehidupan masyarakat Indonesia (Nusantara) yang terus berhubungan dengan India dan cina telah terjadi akulturasi terhadap kebudayaan Indonesia. Akulturasi budaya yang paling mudha dilihat ialah dalam bentuk kesenian, baik itu seni rupa atau seni sastra dan bangunan.

Pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha dalam bidang seni bangunan di Indonesia dapat kita jumpai seperti bangunan candi. Bangunan candi yang bercorak Hindu dengan Budha memiliki perbedaan fungsi. Bangunan candi bercorak Hindu biasanya digunakan sebagai tempat makam (pripih). Sementara candi bercorak Budha digunakan sebagai tempat pemujaan atau peribadatan.

Umumnya bangunan candi memiliki tiga bagian;
1.      Kaki candi berbentuk persegi.
2.     tubuh candi terdiri atas bilik-bilik yang berisi arca, tiap sisi memiliki arca yang berbeda bentuk.
3.     Bagian ketiga yaitu atap candi, pada puncaknya terdapat lingga atau stupa (tempat pemujaan).
Berikut contoh-contoh candi yang bercorak kebudayaan Hindu dan Budha:
Bercorak Hindu; seperti candi Prambanan, candi Ratu Boko, candi Dieng, candi Jago, dan lainnya.
Bercorak Budha; seperti candi Borobudur, candi Mendut, candi Kalasan, candi Sewu, candi Muara Takus, dan lainnya.

Selain bangunan candi contoh bangunan lainnya yang mendapat pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha seperti patitiran atau pemandian seperti pemandian di Jalatunda dan Belahan, dan bangunan Gapura, bentuk bangunannya umumnya menyerupai candi namun memiliki pintu keluar masuk.



aruh Kebudayaan Hindu-Buddha Terhadap Seni Sastra

 Admin Perpusku Sejarah
Wiracarita atau kisah kepahlawanan India yang memasyarakat di Indonesia dan memengaruhi kehidupan serta perkembangan sosial budaya adalah cerita Mahabharata dan Ramayana. Kitab Mahabharata terdiri atas delapan belas jilid (parwa). Setiap jilid terbagi lagi menjadi beberapa bagian (juga disebut parwa) yang digubah dalam bentuk syair. Cerita pokoknya meliputi 24.000 sloka. Sebagian besar isi kitab ini menceritakan peperangan sengit selama delapan hari antara Pandawa dan Kurawa. Kata Mahabharatayudha sendiri berarti peperangan besar antarkeluarga Bharata. Menurut cerita, kitab ini dihimpun oleh Wiyasa Dwipayana. Akan tetapi, para ahli sejarah beranggapan bahwa lebih masuk akal jika kitab itu merupakan kumpulan berbagai cerita brahmana antara tahun 400 SM sampai 400 M.


Kitab Ramayana dikarang oleh Walmiki. Kitab ini terdiri atas tujuh jilid (kanda) dan digubah dalam bentuk syair sebanyak 24.000 seloka. Kitab ini berisi perjuangan Rama dalam merebut kembali istrinya, Dewi Sinta (Sita), yang diculik oleh Rahwana. Dalam perjuangannya, Rama yang selalu ditemani Laksmana (adiknya) itu mendapat bantuan dari pasukan kera yang dipimpin oleh Sugriwa. Selain itu, Rama juga dibantu oleh Gunawan Wibhisana, adik Rahwana yang diusir oleh kakaknya karena bermaksud membela kebenaran (Rama). Perjuangan tersebut menimbulkan peperangan besar dan banyak korban berjatuhan. Di akhir cerita, Rahwana beserta anak buahnya gugur dan Dewi Sinta kembali kepada Rama.

Karya Sastra Indonesia yang Dipengaruhi Kebudayan Hindu Buddha antara lain adalah:
a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan Airlangga.
b. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada zaman kerajaan Kediri.
c. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
d. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada zaman kerajaan Majapahit.
e. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada zaman kerajaan Majapahit.
f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada zaman kerajaan Majapahit.

Akulturasi di bidang sastra dapat dilihat pada adanya modifikasi cerita-cerita asli India dengan unsur tokoh-tokoh Indonesia serta peristiwa-peristiwa yang seolah-olah terjadi di Indonesia. Contohnya adalah penambahan tokoh punakawan (Semar, Bagong, Gareng, Petruk) dalam kisah Mahabharata. Bahkan, dalam literatur-literatur keagamaan Hindu-Buddha di Indonesia sulit kita temukan cerita asli seperti yang ada di negeri asalnya. Pengaruh kebudayaan India yang dipertahankan dalam kesusastraan adalah gagasan, konsep, dan pandangan-pandangannya.
GAM

terhadap Seni Rupa

Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha terhadap Seni Rupa – Seni rupa Nusantara yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha dari India adalah seni pahat atau ukir dan seni patung. Seni pahat atau ukir umumnya berupa hiasan-hiasan dinding candi dengan tema suasana Gunung Mahameru, tempat kediaman para dewa. Hiasan yang terdapat pada ambang pintu atau relung adalah kepala kala yang disebut Banaspati (raja hutan). Kala yang terdapat pada candi di Jawa Tengah selalu dirangkai dengan makara, yaitu sejenis buaya yang menghiasi bagian bawah kanan kiri pintu atau relung.

Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha terhadap Seni Rupa


Beberapa candi memiliki relief yang melukiskan suatu cerita. Cerita tersebut diambil dari kitab kesusastraan ataupun keagamaan. Gaya relief tiap-tiap daerah memiliki keunikan. Relief di Jawa Timur bergaya mayang dengan objek-objeknya berbentuk gepeng (dua dimensi). Adapun relief di Jawa Tengah bergaya naturalis dengan lekukan-lekukan yang dalam sehingga memberi kesan tiga dimensi. Pada masa Kerajaan Majapahit, relief di Jawa Timur meniru gaya Jawa Tengah dengan memberikan latar belakang pemandangan sehingga tercipta kesan tiga dimensi.Pola hiasan lainnya berupa daun-daunan yang dirangkai dengan sulur-sulur melingkar menjadi sulur gelung. Pola ini menghiasi bidang naik horizontal maupun vertikal. Ada juga bentuk-bentuk hiasan berupa bunga teratai biru (utpala), merah (padam), dan putih (kumala). Pola-pola teratai ini tidak dibedakan berdasarkan warna, melainkan detail bentuknya yang berbeda-beda. Khususnya pada dinding candi di Jawa Tengah, terdapat hiasan pohon kalpataru (semacam beringin) yang diapit oleh dua ekor hewan atau sepasang kenari.
Relief-relief yang penting sebagai berikut.
  • Relief candi Borobudur menceritakan Kormanibhangga, menggambarkan perbuatan manusia serta hukum-hukumnya sesuai dengan Gandawyuha(Sudhana mencari ilmu).
  • Relief candi Roro Jonggrang menceritakan kisah Ramayana dan Kresnayana.
Seni patung yang berkembang umumnya berupa patung atau arca raja pada sebuah candi. Raja yang sudah meninggal dimuliakan dalam wujud arca dewa. Contoh seni patung hasil kebudayaan Hindu-Buddha kini dapat kita saksikan di candi Prambanan (patung Roro Jonggrang) dan di Museum Mojokerto (Jawa Timur). Salah satu koleksi museum tersebut yang terindah adalah patung Airlangga (perwujudan Wisnu) dan patung Ken Dedes. [tu]

Komentar

Postingan Populer