TUGAS MAKALAH SKI

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia – Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dalam bentuk makalah ini dengan baik.
Makalah ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari pihak-pihak yang membantu baik secara materi maupun teknis. Oleh karena itu penulis sampaikan terima kasih kepada :
1.                Penulis berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna bagi pembaca. Penulis telah berusaha untuk mengerjakan maka dari itu kami memohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Namun makalah ini masih jauh dari kata  sempurna dan banyak kekurangan.

Ngawi,   Januari 2018


Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2

BAB I    : PENGERTIAN TRADISI ISLAM NUSANTARA................................... 3

BAB II  : KESENIAN ADAT NUSANTARA............................................................. 4
1.      Wayang..................................................................................................... 4
2.      Kasidah..................................................................................................... 5
3.      Hadrah...................................................................................................... 6
4.      Sekaten..................................................................................................... 7

BAB III : PENUTUP..................................................................................................... 8
A.    KESIMPULAN....................................................................................... 8


















BAB I
PENGERTIAN TRADISI ISLAM NUSANTARA

Masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Islam ada yang sudah menganut agama Hindu Budha maupun menganut kepercayaan adat setempat, Islam harus menyesuaikan diri dengan budaya lokal maupun kepercayaan yang sudah dianut daerah tersebut.
Selanjutnya terjadi proses akulturasi (pencampuran budaya). Prose ini menghasilkan budaya baru yaitu perpaduan antara budaya setempat dengan budaya Islam. Setiap wilayah di Indonesia mempunyai tradisi yang berbeda, oleh karena itu proses akulturasi budaya Islam dengan budaya setempat di setiap daerah terdapat perbedaan.
Sedangkan tradisi menurut istilah adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang ) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Sebelum Islam datang, masyarakat Nusantara sudah mengenal berbagai kepercayaan. Hal inilah yang membuat proses dakwah Islam pada saat itu tidak terlepas dengan adat istiadat yang berlaku di masyarakat, karena sudah mendarah daging. Sehingga memerlukan proses yang cukup lama.
Sejarah perkembangan Islam di Indonesia yang diperkirakan telah berlangsung selama tiga belas abad, menunjukkan ragam perubahan pola, gerakan dan pemikiran keagamaan seiring dengan perubahan sejarah bangsa. Keragaman demikian juga dapat melahirkan berbagai bentuk studi mengenai Islam di negeri ini yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Islam dilihat dari perkembangan sosial umpamanya, hampir dalam setiap periode terdapat model-model gerakan umat Islam. Sebagaimana terjadi pada zaman atau periode modern dan kontemporer yang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tradisi Islam nusantara adalah sesuatu yang menggambarkan suatu tradisi Islam dari berbagai daerah di Indonesia yang melambangkan kebudayaan.










BAB II
KESENIAN ADAT NUSANTARA

1.      Wayang

Kesenian wayang di Nusantara merupakan hasil karya seorang ulama yang terkenal, yaitu Sunan kalijaga. Wayang dimanfaatkan Sunan kalijaga sebagai sarana dakwah menyebarkan agama Islam di Nusantara. Masyarakat jawa tengah, khususnya, menganggap kesenian wayang tidak sembarang kesenian. Wayang mengandung nilai filosofis, relgius, dan pendidikan.
Dengan kesenian wayang, Sunan kalijaga berhasil menarik perhatian masyarakat luas. Hal itu membuat mereka tertarik untuk memeluk agama Islam dengan kesadaran dan kemauan sendiri. Suna kalijaga terkenal sebagai ulama yang kreatif dan pandai menarik simpati masyarakat. Beliau banyak menciptakan cerita pewayangan yang bernafaska Islam. Misalnya, cerita yang berjudul Jamus Kalimasada, Wahyu tohjali, Wahyu purboningrat,dan Babat alas Wonomarto.
Disamping menciptakan cerita-cerita pewayangan, Sunan kalijaga juga berhasil menciptakan  peralatan perlengkapan dalam wayang. Kelengkapan yang menyertai pementasan wayang adalah seperangkat gamelan dan gending-gending Jawa.
Pada masa itu, setiap akan diadakan pentas atau pagelaran wayang, terlebih dahulu Sunan Kalijaga memberikan wejangan atau nasihat keislaman. Kemudian, mereka diajak mengucapkan dua kalimat syahadat. Dengan demikian, berarti mereka sudah menyatakan diri masuk Islam. Lama-kelamaan merekapun mau menjalankan ibadah shalat. Dengan cara demikian itu, Sunan kalijaga dapat memikat hati mastarakat sehingga Islam cepat tersebar di masyarakat Jawa, Khususnya Jawa Tengah.

2.      Kasidah
                     

Kasidah berasal dari bahasa arab qasidah. Artinya puisi yang lebih dari empat belas bait. Kasidah merupakan jenis seni suara yang bernafaskan Islam. Lagu-lagu yang dinyanyikan berisikan unsur-unsur dakwah islamiah dan nasiihat-nasihat yang sesuai ajaran Islam. Lagu-lagu kasidah biasanya dibawakan dengan irama gembira dan diiring rebana.
Rebana pada awalnya adalah instrumen yang mengiringi lagu-lagu keagamaan, seperti puji-pujan terhadap Allah SWT, shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, atau syair-syair Arab. Karena fungsi yang dimankan itulah, alat ini disebut renbana. Rebana berasal dari kata rabbanna yang berarti wahai Tuhan kami (semua bentuk pujian kepada Allah Swt).
Kasidah biasanya dibawakan oleh sebuah grub yang terdiri atas sepuluh hingga dua puluh orang. Mereka membawakan lagu-lagu tersebut dengan berdiri dan berpakaian kerudung atau kebaya panjang. Dalam pelaksanannya, biasanya ditunjuk seseorang sebagai vokalis. Anggota yang lain berperan juga sebagai dalam syair-syair yang dinyannyikan dengan kor.
Kesenian kasidah mulai tumbuh seiring berkembangnya kesenian tradisiona.
Islam yang ada di tengah masyarakat Indonesia, seperti zikir dan shalawat.
Lagu-lagu yang berasal dari zikir dan shalawat itu biasanya disajikan dalam acara-acara perayaan, seperti Mauid Nabi, Isra’ Mi’raj, atau pernikahan. Masuknya lagu-lagu yang Arab modern ke Indonesia membuat para seniman Indonesia memadukan antara kesenian tradisional dan lagu-lagu tersebut. Dari sinilah muncul kesenian kasidah munculkesenian kasidah. Kasidah mulai populer sekitar tahun 1960-an, tetapi masih bersifat lokal, belum begitu memasyarakat secara luas. Pada tahun 1970-an, kasidah sudah berkembang secara luas. Bahkan, sudah mulai tampil ddalam acara televisi.
Perkembangan kesenian kasidah didasari adanya kesepakatan ulama-ulama hukum Islam bahwa seni suara yang dimalsudkan untuk tujuan kebaikan dan disajikan secara baik, hukumnya mubah (boleh). Mereka berpendapat bahwa pemanfataan seni suara yang dimaksudkan untuk tujuan kebaikan dan disajikan secara baik, hukumnya boleh. Dengan catatan, hal tersebut tdak melanggar aturan-aturan agama serta tdak mendorong orang melalaikan perintah-peritah agama. Bahkan, merupakan anjuran jika kesenian itu bertujuan untuk dakwah. Sejak itulah bermunculan grub-grub kasidah di Indonesia, seperti Nasida Ria , Nida Ria, dan el- Hawa.

3.      Hadrah

Hadrah adalah suatu kesenian dalan bentuk seni tari dan nyanyian yang bernapaskan Islam. Lagu-lagu yang digunakan adalah lagu-lagu yang berisi ajaran Islam, sedangkan musiknya menggunakan rebana dan genjring. Hadrah biasanya dipentaskan dalam acara syukuran atas kelahiran anak, pernikahan,atau hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan keislaman. Selain kesenian, syair-syair yang dilantunkan dalam hadrah juga berisi nasihat-nasihat atau piwulang-piwulang luhur
Dalam beberapa acara, seperti khitanan dan pernikahan, hadrah biasanya diselenggarakan dalam bentuk arak-arakan. Hadrah merupakan hiburan untuk menyemarakkan upacara yang sedang berlangsung.
4.      Sekaten


Sekaten adalah perayaan Mauid Nabi Muhammad SAW yang diadakan di Yokyakarta dan Surakarta. Kata sekaten itu sebenarnya berasal dari bahasa arab yatu syahadatain. Syahadatain merupakan wujud engakuan keislaman seseorang. Sekaten mulai diperkenalkan Raden patah di Demak pada abad XVI. Pada tahun itu ribuan orang Jawa beralih agama Islam dengan mengucapkan syahadatain. Oleh karena itu, penggunaan istilah sekaten menjadi populer.
Di  Yokyakarta dan Surakarta, sekaten menjadi lambang kekuatan dan keberanian pendiri kerajaan Mataram Islam. Tepat pada hari maulid Nabi muhammad SAW, semua pusaka kerajaaan dibersihkan secara khusus. Setelah itu, di arak mengelilingi jalan-jalan kota untuk dipertunjukan kepada masyarakat luas. Perayaan sekaten itu diadakan setiap satu taun sekali, yang dikenal dengan sebutan Muludan. Maksudnya adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu diadakan ceramah-ceramah keislaman di serambi masjid keratonSurakarta dan keraton Yokyakarta atau Mataram.
Masyarakat yang akan meihat perayaan sekaten tidak dipungut biaya sedikitpun. Mereka hanya diminta supaya masuk ke arena sekaten. Bagi yang belum bisa, ada petugas yang membimbing membaca dua kalimat syahadat. Dengan perayaaan sekaten ity, agama islam cepat tersiar dan dianut oleh masyarakat Jawa Tengah , terutama d Surakarta, Yokyakarta, dan sekitarnya.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Jadi kesimpulan dari tradisi lokal di nusantara adalah semua budaya itu bisa di terima dengan baik oleh masyarakat karena semua itu mengandung unsur keagamaan dan mengandung unsur dakwah serta bertujuan untuk mendekatkan diri kepada sang khalk.
Begitu sebaliknya jika budaya atau tradisi tersebut mengandung unsur untuk berbuat syirik dalam tanda kutip haram hukumnya itu harus dihindari dan dilawan.

Tradisi lokal yang bisa di terima baik oleh masyarakat Indonesia adalah didalam bidang kesenian seperti wayang,kasidah,hadrah dan sekaten.0

Komentar

Postingan Populer