Lapisan Bumi Dengan Penjelasan
Lapisan Bumi Dengan Penjelasan
Lapisan Bumi –
Bumi adalah salah satu planet yang terdapat dalam sistem
tata surya di dalam galaksi Bima Sakti. Planet yang memiliki
julukan planet biru ini terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu.
Bumi memiliki struktur yang mirip seperti telur. Yaitu kuning
telur, putih telur, dan cangkang telur. Kuning telur menggambarkan lapisan bumi
inti, putih telur menggambarkan selubung, dan cangkangnya adalah kerak.
Lapisan
Bumi Inti
Sebagian besar inti bumi
terdiri atas nikel dan besi. Oleh karena itu, inti bumi sering disebut sebagai
lapisan nife yang berarti niccolum (bikel)
dan ferrum (besi).
Inti bumi terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan inti dalam
yang padat dan lapisan inti luar yang cair. Jari-jari inti bumi kira-kira 3.470
km dan batas terluarnya kira-kira 2.900 km dibawah permukaan bumi.
Lapisan
Bumi Mantel atau selubung
Di atas inti bumi terdapat selubung yang bersifat plastis,
memiliki ketebalan 2.900 km. Selubung terbagi dalam dua lapisan. Yang pertama
yaitu selubung bawah yang lebih padat karena besarnya tekanan pada
kedalamanitu. Dan yang kedua adalah selubung atas atau luar yang agak lunak,
seperti aspal jalan pada siang hari.
Lapisan
Bumi Kerak
Kerak bumi memiliki ketebalan 5 kilometer di lantai samudera
hingga 70 kilometer di bawah barisan pegunungan. Kerak bumi terdiri dari dua
lapisan, yaitu kerak benua dan kerak samudera.
1.
Kerak benua
Kerak benua memiliki lapisan yang lebih tebal dibandingkan kerak
samudera. Lapisan atas pada kerak ini adalah berupa batuan granit. Sedangkan
lapisan bawahnya merupakan batuan basal yang lebih rapat.
2.
Kerak samudera
Kerak samudera merupakan sedimen yang mempunyai ketebalan 800
meter. Kerak samudera yang terus dibentuk oleh letusan gunung api sepanjang
celah-celah bawah laut disebut pematang tengah samudera.
Penyusun
kulit bumi
Permukaan bumi yang tidak rata disebabkan oleh gaya atau tenaga
yang berasal dari dalam bumi dan tenaga yang berasal dari luar bumi.
Tenaga yang berasal dari dalam bumi disebut dengan tenaga
endogen. Sedangkan tenaga yang berasal dari luar bumi disebut tenaga eksogen.
Tenaga Endogen
Secara garis besar, tenaga endogen dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu vulkanisme, seisme, dan diastropisme. Vulkanisme adalah berkaitan dengan
magma. Seisme berkaitan dengam gempa bumi. Dan diastropisme berkaitan dengan
pergeseran lapisan kulit bumi.
a. Vulkanisme
vulkanisme
(pixabay.com)
Vulkanisme adalah gejala-gejala yang berkaitan dengan keluarnya
magma dari dari perut bumi ke atas permukaan bumi.
1. Instrusi, Ekstrusi, dan dampaknya bagi kehidupan
Magma yang menerobos dari dalam bumi menuju permukaan bumi
berasal dari dapur magma. Magma yang membeku di dalam bumi dengan massa yang
besar disebut batolit. Di dalam dapur magma, suhu sangat tinggi. Namun, semakin
ke atas, suhu magma akan menjadi dingin dan semakin dingin.
Magma yang menerobos keluar permukaan namun belum sampai ke
permukaan bumi disebut instrusi magma. Sedangkan magma yang sampai ke permukaan
bumi disebut ekstrusi magma. Proses ekstrusi magma disebut dengan erupsi.
Kemudian magma yang keluar ke permukaan bumi disebut lava yang berupa cairan.
Magma yang membeku akan berubah menjadi batuan beku. Berikut ini
adalah tiga jenis batuan beku, yaitu batuan beku luar, batuan beku sela
(gang/korok), dan batuan beku dalam.
a.
Batuan beku luar (batuan beku ekstrusif)
contoh
batuan beku luar (petrologi.com)
Batuan beku luar terbentuk dari magma yang keluar dan proses
pembekuannya ada di permukaan bumi. Proses pendinginan magma berlangsung sangat
cepat sehingga seluruh batuan mengalami pembekuan yang merata.
Ketika pembekuan berlangsung sangat cepat, maka gas-gas yang ada
dalam batuan tidak sempat keluar. Batuan yangterbentuk adalah batu apung.
Contoh batuan apung adalah obsidian, riolit, trakit, andesit, dan basalt.
b.
Batuan beku sela
contoh
batuan beku sela atau korok (petrologi.com)
Batuan baku sela, atau yang biasa disebut batuan beku korok dan
gang, terbentuk di sela-sela lapisan kulit bumi. Proses pendingan magma di
bagian ini berlangsung agak cepat namun tidak terlalu lambat yang menyebabkan
sebagian massa magma mengalami pembekuan dan sebagian lagi mengalami proses
pengkristalan.
Batuan beku sela ini disebut dengan batuan porfir atau porfiris.
Contoh batuan beku sela adalah granit, gabro, dasit, dan diorit.
c.
Batuan beku dalam
contoh
batuan beku dalam (petrologi.com)
Batuan beku dalam adalah pembekuan magma yang terjadi di dalam
bumi. Di dalam bumi, proses pendinginan magma sangatlah lambat. Yang terjadi
disini adalah proses pengkristalan. Oleh karena itu salah satu ciri batuan
dalam adalah berupa Kristal-kristal besar atau disebut holokristalin.
2. Bentuk gunung Api
gunung
api (pixabay.com)
Menurut bentuknya, gunung api digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu gunung api perisai, gunung api strato, dan gunung api maar.
a.
Gunung api perisai
Gunung api perisai berbentuk seperti perisai atau tameng. Gunung
api ini memiliki lereng yang sangat landai. Material yang dikeluarkan ketika
terjadi erupsi biasanya berupa lava yang sangat cair. Contoh gunung api perisai
adalah Gunung Manoa Loa di Hawaii.
b.
Gunung api strato
Gunung api strato berbentuk seperti kerucut. Material yang
dikeluarkan ketika terjadi erupsi adalah berupa lava cair dan lava kental yang
keluar berselang seling. Akibat yang ditimbulkan adalah material akan menumpuk
di puncak gunung sehingga gunung yang semacam ini makin lama makin bertambah
tinggi. Contohnya adalah gunugn Merapi di Jawa Tengah.
c.
Gunung api maar
Gunung api maar memiliki letusan yang sangat dahsyat sehingga
membuat batuan yang ada disekeliling lubang kepundan terbawa keluar dan
membentuk lubang kepundan yang menyerupai corong.
Contoh gunung api maar adalah gunung Paricutin di Meksiko dan
Gunung Rinjani di Nusa Tenggara.
bentuk
gunung api (guruips.com)
3. Material hasil erupsi
Ketika gunung berapi meletus, bahan-bahan yang keluar terdiri
dari tiga jenis, yaitu material padat, material cair, dan gas.
material
gunung berapi (pixabay.com)
a.
Material padat
Material padat disebut dengan piroklastik. Piroklastik dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu batu-batu besar yang disebut bom, batu-batu kecil
yang disebut lapili, kerikil, pasir, dan debu atau abu vulkanis.
b.
Material cair
Material cair yang dikeluarkan oleh gunung berapi adalah lava.
Kemudian, lava yang bercampur dengan air dan lumpur disebut dengan lahar. Lava
yang bercampur dengan air akan menghilangkan sifat lava yang panas menjadi
dingin dan menimbulkan yang dinamakan lahar dingin.
Lahar dingin dapat membawa materi-materi besar seperti bom,
debu, dan lumpur. Karena lahar dingin membawa material yang dikeluarkan oleh
gunung berapi yang kemudian bercampur dengan air, maka dampak yang ditimbulkan
oleh lahar dingin sangat besar.
Ketika terjadinya erupsi bertepatan dengan curah hujan yang
tinggi, lahar dingin yang terjadi akan semakin menimbulkan dampak yang sangat
merusak. Lahar dingin akan dapat menyebabkan banjir bandang yang dapat merusak
rumah warga dan lingkungan.
c.
Gas
Gas yang dikeluarkan oleh
gunung berapi ketika terjadi erupsi antara lain adalah asam sulfide (H2S), asam sulfat (H2SO4), karbon dioksida (CO2), klorin (Cl),
dan hidrogen klorida (HCl).
4. Gejala post vulkanis
Gunung berapi yang kurang aktif memiliki tanda-tanda yang
disebut dengan gejala post vulkanis. Gejala ini berupa keluarnya beberapa jenis
gas dan gejala-gejala lain sebperti berikut ini.
1.
Sumber gas asam arang atau karbon dioksida (CO2) berbahaya yang
disebut dengan mofet. Contohnya adalah kawah timbang dan nila di Dieng (Jawa
Tengah), Tangkuban perahu dan papandayan (Jawa Barat).
2.
Sumber gas belerang yang disebut solfatar. Contohnya di Dieng
dan Rinjani.
3.
Sumber gas uap air yang disebut dengan fumarol. Contohnya Dieng
dan Kamojang.
4.
Sumber air panas yang terjadi karena air tanah meresap ke bawah
hingga mencapai tempat yng bersuhu tinggi. JIka air panas tersebut keluar
menjadi sumber mata air, maka terbentuklah sumber air panas.
sumber
air panas (way2east.com)
5. Dampak Gunung Berapi
Kerugian keberadaan gunung berapi adalah sebagi berikut.
1.
Saat terjadi erupsi, gunung berapi akan mengeluarkan lava pijar.
Lava pijar tersebut akan keluar dan bergerak menuruni lereng gunung dalam
keadaan suhuh yang sangat tinggi sehingga dapat menghanguskan semua yang
dilaluinya.
2.
Saat erupsi, gunung berapi akan mengeluarkan gas yang sangat
panas dan dapat bergerak menuruni lereng. Sehingga dapat menghanguskan apa yang
dilaluinya. Awan panas ini dapat bergerak lebih cepat daripada gerakan lava
pijar.
3.
Pada gunung berapi tertentu, di puncak gunungnya terdapat kawah.
Ketika terjadi erupsi, lava yang bercampur dengan air dapat membentuk lahar
panas dan dapat bergerak menuruni lereng sehingga merusak segala sesuatu yang
dilewatinya.
4.
Gunung berapi yang tidak terdapat kawah dipunbcaknya, ketika
terjadi erupsi lava akan tertumpuk di puncak gunung dan menjadi dingin. Lava
yang dingin ketika tercampur dengan air hujan akan meluncur ke bawah berupa
lahar dingin.
5.
Jika gunung berapi terjadi di bawah permukaan laut, ketika
terjadi erupsi dapat menyebabkan gelombang tsunami.
Selain kerugian yang ditimbulkan oleh gunung berapi, ternyata
menyimpan banyak keuntungan. Berikut adalah beberapa keuntungan keberadaan
gunung berapi.
1.
Gunung berapi terbentuk karena magma yang keluar dari dalam
bumi. Magma yang menuju permukaan bumi tersebut banyak membawa mineral logam
dan barang tambang lainnya. Oleh karena itu di daerah pegunungan dan gunung api
banyak ditemukan barang tambang.
2.
Abu vulkanis yang dikeluarkan gunung berapi saat erupsi dapat
menyuburkan tanah karena banyak mengandung unsure hara tanaman.
3.
Material yang dikeluarkan gunung berapi saat erupsi dapat berupa
pasir, kerikil, dan batu-batu besar. Semua material tersebut dapat digunkan
untuk bahan bangunan.
4.
Gunung berapi yang menjulang tinggi dengan hutang yang lebat
dapat menyebbkan hujan orografis (hujan yang terjadi di pegunungan) sehingga
daerah tersebut menjadi daerah tangkapan air hujan untuk daerah sekitarnya.
5.
Daerah yang bergunung api biasanya merupakan daerah tinggi yang
bersuhuh dingin sehingga dapat dimanfaatkan sebagai daerah hutan, perkebunan,
dan pariwisata.
6.
Gunung berapi di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara paling vulkanis di dunia.
Jumlah gunung berapi aktif di Indonesia mencapai 129 gunung berapi dan 70
diantaranya sering meletus sejak tahun 1600.
contoh
dampak positif gunung berapi (iyakan.com)
contoh
dampak negatif gunung berapi (ilmunyageografi.blogspot.com)
2. Seisme atau Gempa Bumi
akibat
gempa bumi (pixabay.com)
Seisme adalah getaran yang terjadi akibat pelepasan energi di
permukaan bumi secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi
dapat dikelompokkan berdasarkan terjadinya, kedalaman hiposentrumnya, dan
lokasinya.
a. Jenis gempa bumi berdasarkan terjadinya
§
Gempa vulkanis
Gempa yang disebabkan letusan gunung berapi.
§
Gempa tektonik
Gempa yng disebabkan karena terjadinya pergeseran lapisan kulit
bumi. Sumber gempa terdapat di dalam bumi yang dapat mencapai puluhan kilometer
dari permukaan tanah. Namun getarannya dapat merambat ke permukaan.
§
Gempa runtuhan
Gempa yang terjadi karena runtuhnya gua kapur dan tanah longsor.
Gempa jenis ini umumnya tidak begitu berbahaya jika dibandingkn dnegan jenis
gempa yang lainnya dan hanya dirasakan oleh penduduk sekitar.
b. Jenis gempa bumi berdasarkan kedalaman hiposentrum
§
Gempa dangkal
Gempa bumi yang kedalamannya kurang dari 50 km dari permukaan
bumi.
§
Gempa intermedier
Gempa yang hiposentrumnya pada kedalaman 50-300 km dari
permukaan bumi.
§
Gempa dalam
Gempa yang kedalaman hiposentrumnya 300-700 km.
c. Jenis gempa bumi berdasarkan lokasi
Gempa bumi berdasarkan lokasinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu
gempa daratan dan gempa lautan. Gempa daratan adalah gempa bumi yang
episentrumnya terletak di daratan. Sedangkan gempa lautan adalah gempa bumi
yang episentrumnya terletak didasar laut. Gempa bumi lautan sering menimbulkan
gelombang tsunami.
3. Diastropisme
Diastropisme adalah gerak-gerak perlapisan kulit bumi yang
disebabkan pergeseran lempeng-lempeng dan tidak berkaitan dengan aktifitas
magma.
Magma yang naik ke permukaan bumi, energy potensial yang
terlepas dari dalam bumi, dan gerakan lempeng benua dan samudera menyebabkan
perubahan letak (pergeseran) lapiosan kulit bumi.
Perubahan letak tersebut dapat terjadi secara vertikal (naik dan
turun) maupun horizontal (ke kiri atau ke kanan).
Tenaga eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar yang berpengaruh
terhadap relief permukaan bumi. Tenaga dari luar tersebut berupa sinar
matahari, pemanasan, pendinginan, hujan, angin, air, gelombang laut, gletsyer,
dan makhluk hidup.
Pada umumnya, tenaga eksogen bersifat merusak bentukan-bentukan
yang telah dibangun oleh tenaga endogen. Pada kenyataan di alam, tenaga eksogen
tersebut berupa pelapukan, erosi, gerak massa batuan (masswasting), dan
sedimentsi.
a. Pelapukan
pelapukan
batuan (agroteknologi.web.id)
Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bongkah-bongkah batu
besar dan keras ataupun agak lunak, menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Pelapukan dibagi menjadi tiga macam, yaitu pelapukan mekanik, pelapukan
kimiawi, dan pelapukan biologis.
§
Pelapukan mekanik
§
Pelapukan kimiawi
§
Pelapukan biologis
b. Erosi
Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan
dipindahkan oleh tenaga eksogen seperti angin, air, dan gletsyer. Proses
pengkikisan dan pengangkutan material hasil pelapukan dinamakan erosi.
c. Gerak massa batuan (masswasting)
Batuan yang da di permukaan bumi dapat berpindah tempat secara
missal (besar-besaran) ke tempat yang lebih rendah. Perpindahan massa
batuan secara missal tersebut terutama disebabkan oleh pengaruh gravitasi.
Masswating dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu slow flowage,
rapid flowage, dan landslide
§
Slow flowage
Slow flowage adalah perpindahan massa batuan yang berjalan
sangat lambah sehingga tidak dapat diamati oleh mata. Tanda-tanda yang
menunjukkan suatu tempat terjadi rayapan massa batuan adalah pohon-pohon dan
tiang listrik tidak berdiri tegak lurus.
§
Rapid flowage
Rapid flowage adalah perpindahan massa batuan yang berlangsung
dengan cepat. Jenis rapid flowage adalah earth flow (gerakan massa tanah yang
jenuh dengan air), mud flow (gerakan massa lumpur, contoh: lahar dingin), dan
debris avalance (massa tanah dan puing-puing batuan yang meluncur dengan cepat
pada lereng yang curam dan sempit ke tempat yang lebih rendah).
§
Landslide
Lanslide adalah longsornya massa batuan atau tanah menuruni
lereng yang terjal. Jenis-jenis landslide antara lain rock slide (longsornya
batu besar menuruni lereng), debris slide (longsoran hancuran batuan), rock
fall (runtuhnya massa batu besar secara vertikal), debris fall (runtuhnya
hancuran massa batuan), slumping (tanah longsor yang gerakannya putus-putus
pada jarak pendek), dan subsidence (massa batuan atau tanah yang amblas).
d. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan material batuan dari hasil
pengikisan (erosi) air, angin, gelombang laut, dan gletsyer. Material hasil
erosi yang diangkut oleh aliran air akan diendapkan di dataran rendah, muara
sungai, tepi pantai atau danau, dan dasar laut.
link download
https://youtu.be/M1OT-tXV-CA
Komentar