Ujian Dunia
Dalam Al Qur'an surat Al 'Ankabuut (29)
ayat 2 - 3, disebutkan firman Allah swt. yang berbunyi:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوْا أَنْ
يَقُوْلُوْا آمَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُوْنَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِهِمْ، فَلَيَعْلَمَنَّ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِيْنَ
.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
akan dibiarkan mengatakan, "Kami telah beriman", sedang mereka tidak
diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang jujur dan
sesungguhnya Dia benar-benar mengetahui orang-orang yang dusta!
Dalam surat Al Baqarah (2) ayat 214 Allah
swt. berfirman:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوْا
الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ،
مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ
وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتَّى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ ؛ أَلاَ إِنَّ نَصْــرَ
اللّهِ قَرِيْبٌ .
وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتَّى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ ؛ أَلاَ إِنَّ نَصْــرَ
اللّهِ قَرِيْبٌ .
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk
sorga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana orang-orang terdahulu
sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah datang pertolongan
Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat".
Dalam surat Al Baqarah (2) ayat 155 - 157
Allah berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ
الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّـمَرَاتِ
؛
وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ . الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ . أُوْلـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ، وَأُوْلئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ .
وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ . الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ . أُوْلـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ، وَأُوْلئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ .
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesung-guhnya kita adalah
orang-orang yang kembali kepada-Nya. Mereka itulah yang menda-pat keberkatan
yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk".
Ayat-ayat tersebut di atas dan ayat-ayat
lain yang senada memberi pelajaran kepada kita sekalian bahwa setiap orang yang
hidup di dunia ini, dalam mencapai tujuan dan cita-cita hidupnya akan selalu
menghadapi berbagai macam rintangan dan ujian. Ujian-ujian tersebut dimaksudkan
agar:
§ Setiap orang yang hidup di dunia ini menyadari bahwa untuk mencapai tujuan
hidupnya di dunia ini tidaklah semudah dan semulus yang dibayangkan; akan
tetapi harus melalui berbagai macam rintangan dan ujian.
§ Setiap orang menyadari bahwa semua rintangan dan ujian hidup seperti: rasa
takut, kelaparan, kekurangan harta, kematian anggauta keluarga, musim kemarau
yang panjang yang menyebabkan tanam-tanaman tidak berbuah dan lain sebagainya
adalah se-ngaja diciptakan oleh Sang Pencipta manusia, agar manusia dapat
memperoleh kebahagiaan hidup, baik di dunia yang berupa kepuasan jiwa (bukan
kepuasan nafsu) maupun kebahagiaan di akhirat yang berupa kenikmatan sorga yang
kekal dan abadi. Sebab setiap orang yang telah lulus dari sesuatu ujian hidup,
lebih-lebih ujian yang berat, maka dia akan memperoleh kepuasan jiwa.
§ Setiap orang menyadari bahwa dirinya tidak mungkin dapat lulus dari ujian
tersebut tanpa mendapatkan pertolongan dari Allah swt. yang telah membuat
ujian-ujian hidup tersebut, meskipun dia memiliki tenaga yang sangat kuat, akal
fikiran yang sangat cerdas, harta benda yang melimpah ruah dan teman atau anak
buah yang sangat banyak.
§ Setiap orang menyadari bahwa pertolongan Allah swt. tersebut harus diminta.
Dan untuk meminta pertolongan Allah swt., seseorang harus rajin menghadap ke
hadirat-Nya paling tidak sehari semalam lima kali, dengan cara yang telah
ditentukan olehNya, yaitu shalat lima waktu.
§ Setiap orang menyadari bahwa untuk dapat lulus dari berbagai macam ujian
dan cobaan hidup tersebut, disamping harus memohon pertolongan dari Allah swt.
dia wajib bersabar, dalam arti harus memiliki keyakinan yang teguh bahwa
sebenarnya dirinya adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah.
§ Keyakinan yang demikian itu mengharuskan seseorang untuk menyelesaikan dan
mengatasi semua rintangan dan ujian hidup menurut cara-cara yang dibenarkan
oleh akal yang sehat dan dibenarkan pula oleh syari'at agama Islam; dan bukan
lari ke dukun-dukun untuk meminta pertolongan dan bantuannya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud, At Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah dan Al Hakim, Nabi Muhammad saw.
telah bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا
فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
صَــلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
Barangsiapa yang datang kepada ahli nujum
(tukang meramal) atau dukun (orang yang mengaku mengetahui perkara yang ghaib),
kemudian dia membenarkan (percaya) apa yang ahli nujum atau dukun tersebut
katakan, maka benar-benar dia telah kafir terhadap kebenaran Al Qur'an yang
telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw."
Imam At Thabrani meriwayatkan hadits Nabi
Muhammad saw.:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا
يَقُوْلُ فَقَدْ بَرِئَ مِمَّا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَمَنْ أَتَاهُ غَيْرَ مُصَدِّقٍ لَهُ لَمْ يُقْبَلْ لَهُ صَلاَةُ
أَرْبَعِيْنَ يَوْمَا .
Barangsiapa yang datang kepada dukun kemudian
dia membenarkannya apa yang ia katakan, maka dia benar-benar telah melepaskan
diri dari apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Dan barangsiapa
yang datang kepada dukun dalam keadaan tidak membenarkan omongannya, maka
shalatnya selama 40 hari tidak diterima.
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ
حُجِبَتْ عَنْهُ التَّوْبَةُ أّرْبَعِيْنَ لَيْلَةً ، فَإِنْ صَدَّقَهُ بِمَا
قَالَ فَقَدْ كَفَرَ .
Barangsiapa yang datang kepada dukun
kemudian dia bertanya tentang sesuatu kepadanya, maka ditutup baginya pintu
taubat selama 40 hari. Dan jika dia membenarkan omongan dukun tersebut, maka
benar-benar dia telah menjadi kafir.
Sebenarnya, ujian hidup itu tidak hanya
berupa hal-hal yang tidak mengenakkan saja; akan tetapi hal-hal yang
menyenangkan, seperti: kekayaan, kesehatan, keberhasilan dan lain sebagainya,
juga termasuk ujian hidup. Jika ujian hidup itu berupa hal yang tidak
mengenakkan, kita dituntut untuk bersabar dalam arti selalu berada pada garis
kebenaran yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Dan jika ujian hidup itu berupa
hal-hal yang menye-nangkan, maka kita dituntut untuk bersyukur. Hanya saja
kenyataan menunjukkan bahwa menyukuri nikmat itu jauh lebih sulit dari pada
bersabar.
Dalam Al Qur'an surat Al Mulk ayat 2 Allah
swt. berfirman:
اَلَّذِى خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً ، وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ .
Dia menciptakan kematian dan kehidupan
agar Dia dapat menguji kamu sekalian, siapakah di antara kamu sekalian yang
lebih baik amalnya. Dan Dia adalah Yang Maha Mulia lagi Maha Mengampunkan.
Secara terperinci, ujian-ujian hidup itu
antara lain sebagai berikut.
Ujian yang
berupa gangguan yang datangnya dari jin
Untuk itu, setiap kali kita mau bertindak,
hendaklah kita jangan sampai lupa membaca do'a yang diajarkan oleh malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad saw. sewaktu beliau dikejar oleh jin Ifrit dalam
perjalanan isra' sebagai berikut:
أَعُوْذُ بِوَجْهِ اللّهِ الْكَرِيْمِ
وَبِكَلِمَاتِ اللّهِ التَّامَّاتِ الَّتِى لاَ يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلاَ فَاجِر
ٌمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيْهَا
وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِى الأَرْضِ وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمِنْ
فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ طَوَارِقِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِلاَّ
طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَانُ .
Aku berlindung dengan wajah Allah Yang
Maha Mulia dan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna yang tidak ada orang
yang baik dan tidak pula orang yang durhaka dapat melampauinya, dari kejahatan
apa saja yang turun dari la-ngit dan dari kejahatan apa saja yang naik ke atas
langit; dari kejahatan apa saja yang masuk ke dalam bumi dan dari kejahatan apa
saja yang keluar dari bumi; dari fitnah-fitnah di waktu malam dan siang hari,
kecuali bencana yang datang dengan kebaikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang.
Kemurahan rizki
Sebenarnya kemurahan rizki yang diberikan
oleh Allah swt. kepada seseorang itu, terkandung di dalamnya hak milik dari
orang-orang yang fakir. Sehingga orang yang diberi kemurahan rizki itu adalah
orang yang diuji oleh Allah swt. apakah dia dapat menyukuri kemurahan rizki
tersebut dengan memberikan hak fakir miskin yang dititippkan oleh Allah swt.
kepadanya ataukah tidak. Jika dia berikan, berarti dia lulus ujian; dan jika
tidak, maka dia tidak lulus ujian.
Dalam surat Adz Dzariyat ayat 19 Allah
swt. berfirman:
وَفِى أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّآئِلِ
وَالْمَحْرُوْمِ .
Dan pada harta-harta mereka terdapat hak
untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.
Ujian dari
keteguhan iman, dengan jalan diberi kemelaratan dan lainnya
Pada saat yang demikian itu apakah
seseorang akan tetap teguh imannya, ataukah menjual imannya dengan harta,
kedudukan dan lainnya.
Kesibukan
pekerjaan
Pekerjaan yang sangat sibuk itu juga
merupakan ujian, apakah seseorang berani menunda atau melalaikan atau
meninggalkan kewajibannya menghadap kepada Allah swt. berupa shalat fardlu atau
tidak.
Penyelewengan
seksual
Terkadang seseorang digoda oleh wanita yang
jauh lebih cantik dari isterinya sendiri atau laki-laki yang lebih tampan dari
suaminya sendiri untuk melakukan penyimpangan seksual, sementara orang tersebut
sedang mengalami kebosanan terhadap isteri atau suaminya sendiri.
Perbuatan iseng
Yaitu duduk di tepi jalan untuk mengganggu
orang-orang yang lalu-lalang karena tidak ada pekerjaan penting yang harus
dikerjakan
Membungakan
uang dengan jalan riba
Jabatan rangkap
Terkadang seseorang yang telah memangku
jabatan tertentu dibebani lagi dengan jabatan yang lain, sehingga dia tidak
mampu melaksanakan amanat-amanat yang harus dilaksanakan.
Permintaan
pidato, nasihat
Dari orang lain untuk berpidato dan
memberikan nasihat tentang hal-hal yang dia sendiri belum mampu mengerjakannya
Melihat cacat
orang lain
Sehingga ada kecenderungan untuk
menggunjingnya, sedangkan dalam diri sendiri terdapat banyak kesalahan yang
harus dikoreksi.

Komentar