PENGERTIAN DO’A
A. Pengertian Do’a
Doa adalah
permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu
kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam
menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang
sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan. Itulah pengertian doa
secara syar’i yang sebenanya.
Doa dalam
pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga
dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an banyak menyebutkan
pula bahwa tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila
di sertai keikhlasan. Hal tesebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh
orang-orang shalih. Dengan tadharu’ dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga
doa kepada Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun
dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam
kesulitan maupun dalam kelapangan. Dalam Al-Qur’an Allah telah menegaskan :
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di
pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan janganlah kedua
matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati
Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
(QS. Al-Kahfi : 28).
Al-Qur’an juga
memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat melakukan ibadah senantiasa
mengadakan pendekatan kepada Allah dengan memanjatkan doa yang disertai
keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan cepat dikabulkan apabila
disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan. Hal ini banyak
ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut
akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat
Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af :
55-56).
Pengertian doa
bagian dari ibadah adalah bahwa kedudukan doa dalam ibadah ibarat mustaka
dari sebuah bangunan mesjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen penguat serta
syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian karena doa adalah bentuk
pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan hati serta permohonan
pertolongan yang disertai kejernihan nurani agar selamat dari segala
musibah serta meraih keselamatan abadi.
- Fungsi doa dalam kehidupan sehari-hari
Walaupun
secara kualitas doa disejajarkan dengan setengah ibadah wajib, tapi dari segi
substansinya doa merupakan inti dari setiap ibadah yang kita lakukan kepada
sang pencipta. Shalat yang kita lakukan terdiridari kumpulan doa, mulai dari
awal takbir sampai salam, begitupun ibadah yang lain. Makanya tak salah kalau
Rasullulah mengatakan bahwa doa adalah ruhnya ibadah. Tanpa doa ibadah tidak
akan punya arti apa-apa.
Secara mendasar
doa merupakan penghancuran nilai-nilai egoisme kemanusiaan yang selalu identik
dengan kesombongan, keangkuhan dan merasa bahwa setiap keberhasilan adalah
jerih payah sendiri tanpa menganggab adanya campur tangan Allah SWT sebagai Zat
Pengatur. Keberhasilan selalu diidentikkan dengan kecerdasan kognitif semata,
kesuksesan selalu dipahami sebagai jerih payah sendiri, disinilah celah tipuan
setan untu
menggiring kita menjadi manusia yang
mengingkari nilai
ketuhanan. Dengan
berdoa manusia diajarkan tentang satu hal, bahwa sebagi makhluk Allah kita
memiliki sangat banyak kekurangan dan kelemahan, tanpa bantuan sang Khalik kita
tidak akan bias memahami setiap kejadian di muka bumi ini. Manusia hanya
sebutir kerikil di tengah samudera laupatan pasir, betapa kecil dan sangant
dhaif. Maka tak salah jika Allah memberikan cap sombong kepada manusia ketika
dia tidak berdoa sedikitpun sehabis melaksanakn shalat dan dalam
kegiatan
sehari-hari.
Kemudian, doa
sangat berpengaruh terhadap sikap mental manusia yang merupakan unsur penting
dalam meraih kebrhasilan. Seseorang yang bermental pantang menyerah tentulah
dalamsetiap usaha akan selau berusaha keras. Ketika menghadapi setiap
rintangan, dia hanya akan menganggabnya sebagai cobaan kecil dan merupakan anak
tangga untuk meraih
keberhasilan.
Sebaliknya seseorang yang bermental korup sudah tentu setiap detik yang terlintas dalam pikirannya bagaimana hari ini mendapatkan uang yang banyak dan metode apalagi yang harus diterapkan. Ini merupakansikap pengecut, yaitu takut miskin dan sekaligus musyrik karena tidak percaya rezeki dari sang pencipta. Dalam sebuah riwayat diceritakan, ketika sahabat datang menemui Rasulullah dan berkata: “ Ya Rasulullah saya terbelit hutang, tolonglah saya”, tak lama berselang sahabat lain juga dating dan mengadukan hal yang sama: “Ya Nabiyullah, saya tidak punya uang”.
Selanjutnya kepada yang kedua Rasulullah memberikan sebuah kampak dan memerintahkan sahabat tersebut pergi mencari kayu bakar untuk dijual di pasar, sedangkan kepada sahabat yang pertama Rasulullah tidak memberi apa-apa kecuali hanya mengajarkansebuah doa untuk diamalkan: “Ya Allah aku berlindung dari perasaan gundah gulana, lilitan hutang, dan intimidasi orang-orang kuat”.
Sebaliknya seseorang yang bermental korup sudah tentu setiap detik yang terlintas dalam pikirannya bagaimana hari ini mendapatkan uang yang banyak dan metode apalagi yang harus diterapkan. Ini merupakansikap pengecut, yaitu takut miskin dan sekaligus musyrik karena tidak percaya rezeki dari sang pencipta. Dalam sebuah riwayat diceritakan, ketika sahabat datang menemui Rasulullah dan berkata: “ Ya Rasulullah saya terbelit hutang, tolonglah saya”, tak lama berselang sahabat lain juga dating dan mengadukan hal yang sama: “Ya Nabiyullah, saya tidak punya uang”.
Selanjutnya kepada yang kedua Rasulullah memberikan sebuah kampak dan memerintahkan sahabat tersebut pergi mencari kayu bakar untuk dijual di pasar, sedangkan kepada sahabat yang pertama Rasulullah tidak memberi apa-apa kecuali hanya mengajarkansebuah doa untuk diamalkan: “Ya Allah aku berlindung dari perasaan gundah gulana, lilitan hutang, dan intimidasi orang-orang kuat”.
Dari penggalan
hadist di atas mkengandung suatu pelajaran yang sangat dalam, bahwa ketika
sahabat mengadukankondisinya yang paillit dan dililit hutang serta kesulitan
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, secara gambling bias kita pahami pada
intinya mereka berharap Rasulullah memberikan uang sesuai dengan kemampuan
Beliau. Tapi diluar dugaan, Rasulullah tidakmemberikan uang, tapi hanya
memberikan sebuah kapak dan sebuah doa.
Tentu saja bukan
berarti Rasulullah tidak mau memberi uang, tapi Nabi ingin mendidik sahabat
Beliau dengan memberikan pelajaran. Pertama, perilaku minta-minta adalah sifat
yang dibenci Allah, karena merupakan perendahan harga diri di depan manusia,
menghilangkan rasa malu, dan yang terpenting pasti kan membelenggu diri untuk
kebiasaan buruk dan monoton, yaitu akan menjadi orang yang tidak mau berusaha. Seandainya
Rasulullah waktu itu memberikan uangn, bukan tidakmungkin sahabat tersebut akan
dating lagi ketika kembali kehabisan uang.
Kedua, Rasulullah
ingin mendidik mental para sahabat Beliau dan kita umatnya agar jangan
bermental rendah diridan selalu bergantung kepada orang lain walaupun itu
saudara sendiri . ketika mental sudah terbiasa mengandalkan hutang, berarti
kita sudah membelengu otak dan pikiran untuk tidak mau berusaha mendapatkan
uang dengancara lain. Kalu kita kaitkan dengan kondisi politik di tanah air,
hadist Rasulullah tersebut sangat perlu diaplikasikan. Pemerintah Indonesia
sekarang ini mempunyai mental yang sangat rendah dan masih belum dewasa dalam
beberapa tindakan politiknya. Yang dimaksud disini adalah mental selau
mengandalkan hutang luar negeri. Setiap perencanaan keuangan negara untuk
repelita ke depan terlalu memaksakan diri untuk melaksanakan proyek-proyek yang
manfaatnya kurang dirasakan oleh masyarakat langsung, padahal kemampuan
keuangan negara sangat minim, tapi tetap dilaksanakan dengan jalan mengandalkan
hutang luar negeri. Padahal beban hutang negara sekarang ini sudah sangat
berat.
Secara salah
kaprah mereka berpikir, toh nanti yang akan memikirkan hutangnya bukan masa
pemerintah sekarang tapi pemerintah yang akan dating. Sebuah mental yang tidak
mau maju dan tidak mau berusaha sendiri untuk memnuhikebutuhan bangsa ini.
Ditambah dengan mental yang ingin hidup mewah tanpa kerja keras. Paradigma
berpikir mereka, setiap jabatan adalah uang, makin tinggi jabatan semakkin
besar kemungkinan menjalani hidup mewah, tanpa memikirkan nasib rakyat yang
mengantarkan mereka ke posisi tersebut. Contoh yang reprensentatif adalah
ketika usulan penggantian mobil dinas menteri dari jenis Volvo menjadi Kijang
yang memberikan kenyamanan yang sama dengan tujuan agar lebih menghemat
keuangan negara, tapi semua menteri pada saat itu menolak dan tetap memakai
mobil mewah tersebut.
Di akhir riwayat,
kedua sahabat tersebut mendatangi Rasulullah kembali dan mengatakan bahwa
mereka tidak punya hutang lagi dan sudah bisa memenuhi kebutuhanhidup
sehari-hari. Hal ini menbuktikan bahwa doa dapat memberikan motivasi diri untuk
melepaskan diri dari belenggu hutang yang merupakan sumber gundah gulana.
Pada akhirnya doa merupakan senjata orang beriman, yang berarti merupakan bekal dansekaligus teman untuk menghadapi kesulitan hidupyang kita temui. Karena Allah berjanji mengabulkan setiap doa hambanya di dunia dan di akhirat.
Pada akhirnya doa merupakan senjata orang beriman, yang berarti merupakan bekal dansekaligus teman untuk menghadapi kesulitan hidupyang kita temui. Karena Allah berjanji mengabulkan setiap doa hambanya di dunia dan di akhirat.
Komentar