Sistem Koloid
KATA
PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas Sistem
Koloid. Untuk kedua kalinya sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan
nabi Muhamad SAW semoga selalu terlimpahkan. Amien.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak/ Ibu guru yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini saya mengupas sekelumit tentang Sistem Koloid dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siswa siswa atau bagi
pembacanya. Tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan penyusunan
makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak maupun bagi pembaca makalah ini.
Wasalam
06 Maret 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 1
C. Tujuan ………………………………………………………….. 1
D. Manfaat …………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………. 3
A. Pengertian Koloid ………………………………………………………… 3
B. Jenis-Jenis Koloid ………………………………………………………… 3
C. Sifat-Sifat Koloid …………………………………………………………. 4
D. Pembuatan Sistem Koloid …………………………………………………. 6
E. Kegunaan Koloid …………………………………………………………. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat
yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup
besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak
terpengaruh oleh gaya gravitasiatau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi
pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Koloid
mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, sertaawan merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari.Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloidmenjadi kajian tersendiri
dalam kimia industri karena
kepentingannya.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang
dimaksud dengan system koloid?
b. Jelaskan
macam-macam system koloid?
c. Bagaimana
sifat-sifat koloid?
d Bagaimana proses pembuatan sistem
koloid?
e. Apa saja
komponen system koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari?
C. Tujuan
a. Agar
pembaca dapat mengetahui system koloid.
b. Agar
pembaca mengetahui macam-macam system koloid.
c. Agar
pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.
d. Agar
pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.
e. Agar
pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya
dalam kehidupan sehari-hari.
|
D. Manfaat
a. Pembaca dapat mengetahui system
koloid.
b. Pembaca mengetahui macam-macam system
koloid.
c. Pembaca mengetahui sifat-sifat
koloid.
d. Pembaca mengetahui proses
pembuatan sistem koloid.
e. Pembaca
mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua
fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran
koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain
(medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.
Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari
suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang
terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta,
masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray,
jelly, dll.
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau
larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa
terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar
antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak
menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom,
molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas
partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan
atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang
mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar
(disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini
66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.
B.
Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar
merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat
berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid
dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Sol
(fase terdispersi padat)
a.
Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada
Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam
b.
Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair
Contoh:
cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat
c.
Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas
Contoh: debu di udara, asap pembakaran
2.
Emulsi (fase terdispersi cair)
a. Emulsi padat adalah emulsi dalam
medium pendispersi padat
Contoh:
Jelly, keju, mentega, nasi
b.
Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair
Contoh:
susu, mayones, krim tangan
c.
Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas
Contoh:
hairspray dan obat nyamuk
3.
Buih (fase terdispersi gas)
a.
Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam
b.
Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
Untuk
pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama- sama
berupa gas, campurannya tergolong larutan
C. Sifat-Sifat Koloid
a. Efek
Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya)
oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid
yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893),
seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena
sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka
larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid
(gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena
partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk
dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati,
partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit
dan sangat sulit diamati.
b.
Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang
senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika
kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa
partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag
ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.
Gerakan
tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya
bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium
pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan
tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut
berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka
tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu
resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga
terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid,
semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel
koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa
gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka
semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium
pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu
system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
c.
Absorpsi
Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau
senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya
permukaan partikel. (Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi
yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii)
Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
d.
Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan
koloid bermuatan negatif.
e.
Koagulasi koloid
|
Koagulasi adalah penggumpalan partikel
koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat
terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik
seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
f.
Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat
melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
g.
Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan
cara ini disebut proses dialisis.
h.
Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang
bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
D.
Pembuatan Sistem Koloid
Reaksi dekomposisi rangkap
Misalnya:
Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq)
+ 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid
As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)
Sol AgCl
dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;
AgNO3 (ag)
+ HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
Pemanasan
nitrat
Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami
dekomposisi membentuk oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan
oksigen.
Sebagai
contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat mengalami
dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut :
|
Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami
proses dekomposisi yang sama - menghasilkan lithium oksida, nitrogen dioksida
dan oksigen.Akan tetapi, nitrat dari unsur selain lithium dalam Golongan 1
tidak terdekomposisi sempurna (minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) -
menghasilkan logam nitrit dan oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen
oksida.Semua nitrat dari natrium sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di
atas, satu-satunya yang membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi
bisa terjadi. Semakin ke bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan
dibutuhkan suhu yang lebih tinggi.
Pemanasan
karbonat
Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami
dekomposisi membentuk oksida logam dan karbon dioksida.Sebagai contoh, karbonat
Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi sebagai berikut :
Pada
Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama
menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida.
Karbonat
dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi pada suhu
Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan terdekomposisi. Suhu
dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah Golongan.
E.
Kegunaan Koloid
Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari,
terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik
koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak
dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam
skala besar.
Berikut ini
adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industri
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
Keju, mentega, susu, saus salad
|
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
|
Krim, pasta gigi, sabun
|
Industri cat
|
Cat
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
Sabun, deterjen
|
Industri pertanian
|
Peptisida dan insektisida
|
Industri farmasi
|
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
|
Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :
1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan
melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid
tanah diatomae atau karbon. Partikel koloidakan mengadsorpsi zat warna
tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula
tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
|
2. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif.
Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau
tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar
partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah
dapat lebih mudah dilakukan.
3.
Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel
koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif.
Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan
beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu
dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada
tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang
bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+
+ 3H2O à
Al(OH)3 + 3H+
Setelah
itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian
mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut
ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
- Partikel koloid dapat menghamburkan
cahaya sehingga berkas cahaya yang melalui sistem koloid. Dapat diamati dari
samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall.
- Jika diamati dengan mikroskop ultra
ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan gerak patah-patah yang
disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukan tak simetris antara
molekul medium dengan partikel koloid.
- Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat
lainpada permukaannya, dan oleh karena luas permukaannya yang relatif besar,
maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar.
- Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid
membuat partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan
gaya tolak-menolak di antara partikel koloid, sehingga menjadi stabil (tidak
mengalami sedimentasi).
- Muatan partikel koloid dapat
ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakan partikel koloid dalam medan
listrik.
- Penggumpalan partikel koloid disebut
koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya pada
penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkan muatan
koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.
- Koloid yang medium dispersinya berupa
cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil mempunyai
interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, pada koloid liofob
interaksinya tersebut tidak ada
- Koloid dapat dibuat dengan cara
dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi, bahan kasar dihaluskan kemudian
didispersikan ke dalam medium dispersinya. Pada cara kondensasi, koloid dibuat
dari larutan di mana atom atau molekul mengalami agregasi (pengelompokan),
sehingga menjadi partikel koloid.
- Asbut adalah suatu bentuk pencemaran
yang merupakan sistem koloid.
Komentar