Sekilas tentang desa Grudo Ngawi Jawa Timur



          Sejarah Desa Grudo dimulai darri adanya burung Garuda yang mengalami sakaratul maaut dan mnegalami kebingungan disuatu tempat yang akhirnya tempat tersebut dinamakan dengan “banyakan” yang dalam bahasa indonesia berarti “kebingungan”. Dan akhirnya burung garuda tersebut mati dan jatuh diwilayah yang sekarang dinamakan Desa Grudo. Desa Grudo semakin lama semakin raamai dikunjungi oleh banyak orang dan seiring dengan perkembangaan zaman akhirnya dibagi dalam 6 dususn  yakni dusun Mojorejo, Grudo, Brangol, Pojok, Ngronggi, dan Ccupo yang mempunyai sejarah sendiri-senndiri. Missalnya :
1.    Dusun Pojok, kaarenaa letaknya di pojok maka dinamakan dusunn pojok.
2.    Dusn Brangol, karena harus menyebrngi ke arah utara (Nyabrang Lor)
3.    Dusun Ngronggi, ada kedung yang dalam / curam akhirnya dinamakan Ngronggi. Ada yang berkeyakinan “Ngronggi” berarti “berfikiran tajam”. Didusun Ngronggi merupakan pusat penyiaran agama islam dan terdapat masjid tertua di Kabupaten Ngawi yakni masjid Biturrohman.
4.    Dusun Mojorejo, karena daerah tersebut dulu banyak ditumbuhi pohon Mojo yang banyak dan Rejo (ramai)
Peninggalan sejarah Desa Grudo yang sampai saat ini masih dilakukan  adalah upacara “Nyadran” yang samapi saat ini masih dianggap keramat. Upacara ini diadakan setiap tahun sekali (bulan Juli – Agustus hari Jumat Pahing). Dengan maksud agar masyarakat tetap diberi keselamatan dan hasil panen yang melimpah. Dan upacaraadat tersebut dengan cara selamatan dan diiringi tarian Gambyong serta ada pertunjukan wayng tengul.
     Wyang thengul yaitu wayang yang terbuat dari kayu berbentuk 3 dimensi sehingga hampir mirip dengan wayang golek, namun yang membedakan ialah bentuk karakter dan cerita yang dibawakan. Nama wayang Thengul ini terdengar samar-samar. Wayang Thengul sering ditampilkan diberbagai acara seperti hajatan, nikahan serta bersih desa atau Nyadran
     Dan tak lupa, di Desa Grudo juga terdapat sesosok penunggu yang menghuni desa ini. Namanya Mbah Tuan. Dulunya Mbh tuan ini ada orang Belanda yang kaya raya dan juga baik hati. Suatu hari saat ia sedang berkeliling di sekitar di Desa Grudo, tiba-tib kuda yang ditungganggi jatuh kedalam jurang. Mbah Tuan sering menampakan diri dengan wujud Harimu Putih. Ia sering berkeliling desa saat tengah malam tiba dan terkadang masyarakat sekitar pernah melihat jejak kaki tersebut.


Komentar

Emha Wahid mengatakan…
Mbak Nofi, bisa minta bantuan untuk teman lama dari Grudo? Nama Agustina punya adik namanya Nur, adik kedua Retno, adik ketiga Agung. Makasih.

Postingan Populer