PROSEDUR PEMBUATAN NOVEL
A.
PRE-WRITING
Untuk memulainya (pre-writing), tentukan dahulu tema
dan genrenya. Apakah kita hendak menulis fiksi bergenre Romance namun dalam
balutan nuansa religius seperti karya Kang Abik? Atau kita hendak menulis tema
tentang percintaan remaja dan hubungan keluarga seperti karya Dewi “Dee”
Lestari? Tema pendidikan seperti novel Laskar Pelangi? Atau tema sejarah
seperti yang ditulis oleh Langit Kresna Hariyadi? Penting untuk diingat,
pilihlan tema yang unik, jangan yang klise. Contoh tema unik: seorang gadis
yang berusaha menjadi orang lain. Contoh tema klise: gadis penuh dosa yang
kemudian menjadi sholehah. percintaan seorang anak basket dengan bintang
sekolah. Untuk mencegah agar tidak terjebak klise, pilihlah tema yang unik,
karakter tokoh yang tidak biasa, dan pemilihan nama yang unik. Setelah
menentukan tema dan genre, langkah selanjutnya adalah mematangkan karakter
dalam novel. Karakter yang unik adalah unsur pembangun yang membuat kisah
menjadi hidup. Di sini, sangat penting untuk mempertahankan karakter yang unik
dari awal sampai akhir. Karakter-karakter dalam sebuah novel harus konsisten
(mind-set/cara berpikir harus sama, bahasa tubuh tidak berubah, reaksi terhadap
sesuatu tidak berubah kecuali ada perubahan hebat yang membawa trauma pada sisi
psikologis atau fisiknya). Trik Menciptakan Karakter yang Khas. Pikirkan nama
lima orang yang paling anda ingat (bisa teman, saudara, kerabat, tetangga, atau
tokoh)
- Tuliskan
karakter dari masing-masing orang tersebut (warna dan bentuk rambut, warna
kulit, tinggi badan, tiga sifat utama, hobi, acara televisi yang paling
disukai, impian atau cita-citanya, warna kesukaannya, makanan kesukaannya,
dll)
- Ciptakan
satu nama untuk tokoh utama, misalnya: Sutet.
- Ambil
satu karakter dari lima nama tersebut untuk diberikan kepada tokoh Sutet.
Misal: dari nama A diambil bentuk rambutnya, dari nama B diambil
impian/cita-citanya, dari nama C diambil tiga sifat utamanya, dan
seterusnya)
- Kini
karakter Sutet telah memiliki karakter sendiri yang unik, yang berasal
dari campuran karakter lima orang yang anda kenal tersebut. Keunikan
karakter si Sutet akan memberi kekuatan pada jalan cerita nantinya.
Setelah merampungkan karakter, langkah selanjutnya
adalah merampungkan deskripsi. Deskripsi di sini adalah bentuk lain dari
memotret setting cerita. Misalnya, kita memilih setting berupa stasiun kereta
api di New York. Deskripsikan suasana di stasiun kereta api tersebut dengan
tuntas (suasana dalam stasiun, lorong-lorongnya, loket, bentuk bangunan, jam
kereta datang dan berangkat, jam orang berangkat dan pulang kerja dengan
menggunakan kereta, dan sebagainya). Berbeda dengan karakter yang bisa
diciptakan seliar mungkin menurut imajinasi penulis, deskripsi harus
dikendalikan agar pembaca benar-benar bisa merasa terlibat dalam cerita. Untuk
membantu menghidupkan deskripsi, kita bisa mempraktekkan sejumlah gerakan.
Misalnya, kita hendak mendeskripsikan suasana pertarungan. Praktekkan gerakan
dalam pertarungan tersebut agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai adegan
pertarungan itu sehingga deskripsinya akan menjadi lebih baik. Contoh penulis
yang sangat detil dan teliti untuk soal deskripsi adalah N.H. Dini.
B. DRAFTING
Dalam proses drafting, intinya kita menuliskan apapun
hasil imajinasi, observasi dan pengalaman pribadi dalam bentuk tulisan. Jangan
memikirkan apakah tulisan itu laku atau tidak, yang penting adalah TULIS DAN
SELESAIKAN! Di sini tidak berlaku rumus lebih cepat lebih baik, sebab yang
penting adalah tulisan kita menjadi pro pembaca, bukan tulisan yang asal cepat.
Langkah-langkah dalam drafting:
- Tulislah
ide cerita dalam satu kalimat ringkas.
- Kemudian
gabungkan dengan jawaban dalam Tujuh Pertanyaan di atas.
- Jabarkanlah
karakter setiap tokoh (setidaknya tiga tokoh penting)
- Mulailah
menulis cerita minimal satu paragraf.
- Buatlah
Opening / pembuka cerita yang menarik. Opening ini penting karena akan
menarik perhatian pembaca sejak awal. Contoh Opening yang menarik dalam
beberapa novel terkenal misalnya: Dan Brown :
Akhirnya, semua ini tentang bagaimana caranya mati! Ayu Utami
: Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut cinta. Beatrix Potter
: Dia merasa sesuatu yang lezat di benaknya setiap kali memulai satu
tulisan. Sebab dia tidak pernah tahu kemana tulisan itu akan
membawanya. Tasaro
: lelaki itu jatuh cinta kepada cara istrinya menyetrika baju. Usahakan
Opening tidak mudah ditebak arah ending-nya, karena pembaca “suka ditipu”,
dan tidak suka jika ending ternyata sama dengan dugaannya. Selanjutnya,
kembangkan kerangka cerita menjadi lima paragraf. Secara bertahap,
teruslah menulis hingga naskah selesai. Proses penulisan naskah dari awal
hingga selesai sangat bervariasi, tergantung dari waktu dan komitmen
menulis dari si penulis
REVISING
Bagian ini untuk merevisi mulai dari
kesalahan-kesalahan kecil dari ejaan, tanda baca dan sebagainya hingga revisi
yang berkaitan dengan alur cerita, konsistensi penokohan/karakter, dan
keseluruhan isi cerita.
EDITING & PROOFREADING
Setelah draft naskah pertama selesai, carilah masukan
dari beberapa pembaca awal (first readers), misalnya teman, kenalan, keluarga,
dan lainnya. Mintalah pendapat jujur mereka mengenai keseluruhan isi naskah dan
mintalah mereka untuk menunjukkan kelemahan naskah termasuk kekuatannya. Hal
ini penting untuk proses editing naskah hingga benar-benar layak terbit.
PUBLISHING
Setelah naskah selesai direvisi dan diedit, carilah
penerbit yang potensial atau sesuai dengan jenis naskah novel yang kita punya,
pelajari aturan pengiriman naskah, dan siapkan segala sesuatunya.
Umumnya, penerbit menerapkan aturan penulisan naskah
sbb: spasi 1.5, huruf jenis Times New Roman, ukuran kertas HVS A4, tebal naskah
bervariasi, naskah dilengkapi dengan sinopsis, daftar isi, halaman ucapan
terimakasih, dan biografi penulis di bagian akhir. Adakalanya sebuah penerbit hanya
menerima naskah dalam bentuk hardcopy/print dan dijilid rapi, sementara
penerbit lain membolehkan naskah dikirim dalam bentuk e-file.
Masa tunggu naskah bervariasi antara satu hingga tiga
bulan, tergantung dari besar kecilnya penerbit tersebut. Jika masa tunggu sudah
terlewati dan belum ada kabar, penulis bisa menghubungi mereka untuk menanyakan
kelanjutannya. Adakalanya naskah harus menunggu lama karena suatu hal. Untuk
itu, kesabaran sangat diperlukan.
Komentar