PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN EKONOMI PEMBANGUNAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan ekonomi adalah awal dari membangun ekonomi menjadi
lebih baik dari sebelumnya, hasil kerjasama seluruh rakyat Indonesia untuk
mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia, membenahi Indonesia dari berbagai
bidang.
Dalam hal ini membenahi pembangunan ekonomi menjadi yang lebih baik lagi
dari tahun sebelumnya, dalam pembangunan ekonomi itu sendiri banyak yang harus
difikirkan terlebih dahulu dan memerlukan biaya yang cukup besar dalam
pembangunan. Kita ketahui utang negara sendiri sudah cukup besar dan dalam
pembangunan membutuhkan biaya yang besar pula. Pemerintah memiliki perencanaan
yang lebih dari satu. Tidak hanya ada satu perencanaan pembangunan di Indonesia
tetapi banyak perencanaan pembangunan untuk menjadikan Indonesia lebih baik
lagi dari sebelumnya Maka dari itu pembangunan Indonesia harus bertahap dan
tidak mengeluarkan biaya yang sangat besar dalam pembangunan dan sangat
diperhatikan dalam perencanaan pembangunan.
Dalam pembangunan ekonomi harus terlebih dahulu ada perencanaannya agar
mengetahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan pemerintah dalam pembangunan.
Tetapi, tidak hanya pemerintah pusat yang melakukan perencanaan pembangunan,
pemerintah daerah harus punya peranan juga dalam perencanaan pembangunan
ekonomi di Indonesia. Agar pembangunan ekonomi merata sampai ke daerah dan
menjadikan Indonesia sebagai negara yang baik dalam pembangunan. Tidak hanya
negara maju dan berkembang yang dapat melakukan pembangunan tetapi
indonesia dapat melakukan pembangunan negaranya sendiri walaupun dengan
perlahan-lahan. Karena tidak dapat cepat dalam membangun indonesia, banyak
yang harus diperhatikan, banyak pihak yang dilibatkan dalam hal ini dan
memerlukan biaya yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa saja Model-Model Perencanaan Pembangunan di Indonesia?
2.
Bagaimana Sistem Perencanaan Pembangunan di Indonesia?
3.
Bagaimana Model dan Strategi Perencanaan Pembangunan di Negara Berkembang
(Indonesia)?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Model-Model Perencanaan
Pembangunan di Indonesia.
2. Untuk Mengetahui Sistem Perencanaan Pembangunan
di Indonesia.
3. Untuk Mengetahui Model dan Strategi Perencanaan
Pembanguan di Negara Berkembanng ( Indonesia ).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Model-Model Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Istilah Perencanaan memiliki pengertian yang berbeda-beda dari para ahli.
Banyak dokumen perencanaan nasional atau pernyataan dari para pemimpin politik
yang memperkenalkan pengertian mereka sendiri. Para pakar ekonomi pun belum ada
kesepakatan tentang pengertian istilah perencanaan pembangunan ekonomi
tersebut. Menurut Conyers dan Hills (1994)[1],
Perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambung yang mencakup
keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber
daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
Sedangkan Arsyad (2002), menyatakan ada 4 (empat) elemen dasar perencanaan
yakni:
1.
Merencanakan berarti
memilih
2.
Perencanaan merupakan
alat pengalokasian sumber daya
3.
Perencanaan merupakan
alat untuk mencapai tujuan
4.
Perencanaan untuk masa
depan.
Walaupun belum ada
kesepakatan yang di antara pakar ekonom berkenaan dengan istilah perencanaan
ekonomi, dapat di ambil inti dari istilah perencanaan ekonomi mengandung arti
pengendalian dan Pengaturan suatu perekonomian untuk mencapai sasaran dan
tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu pula.
Pembangunan pada hakekatnya adalah upaya mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia.
Pembangunan juga dipandang sebagai peningkatan pertumbuhan ekonomi disertai keadilan sosial
secara sadar.
Maka kami menyimpulkan Perencanaan
Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses yang bersinambung yang mencakup
keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber
daya dalam mengendalikan suatu perekonomian untuk mencapai sasaran dan tujuan
tertentu dalam jangka waktu agar mencapai tujuan-tujuan pada masa yang akan
datang.
1.
Model Agregat
Tipe
model perencanaan yang paling sederhana adalah model agregat yang berhubungan dengan perekonomian secara
keseluruhan dan menyangkut komponen-komponen agregat seperti konsumsi,
produksi, investasi, tabungan , ekspor, impor, dan lain lain. Model ini biasanya digunakan untuk menentukan
laju pertumbuhan PDB dengan asumsi yang disederhanakan. Model perencanaan pertama dan pemula yang digunakan hampir semua oleh
negara berkembang adalah model pertumbuhan agregat. (aggregate growth model).
Model ini mengulas perekonomian secara keseluruhan dengan
menggunakan variabel-veriabel makroekonomi yang dinilai paling mempengaruh
tingkatan dan laju pertumbuhan output nasional, yaitu tabungan, investasi, cadangan modal,
nilai ekspor, impor, bantuan luar negeri, dan sebagainya. Model pertumbuhan
agregat ini merupakan model yang cocok untuk meramalkan pertumbuhan output (dan
mungkin juga ketenagakerjaan) dalam kurun waktu antara tiga sampai dengan lima
tahun.
2.
Model Input-Output dan
Proyeksi Sektoral: Gagasan Dasar
Pendekatan lain yang jauh lebih canggih terhadap
perencanaan pembangunan menggunaka beberapa varian model-antar industri
(inter-industry model) atau model input-output (input-output model). Pendekatan
ini memperhitungkan kenyataan bahwa kegiatan ekonomi dalam sektor-sektor
industri yang utama senantiasa saling berhubungan satu sama lain dalam suatu
bentuk himpunan persamaan aljabar yang simultan yang pada akhirnya akan
menunjukan proses produksi atau teknologi yang digunakan dalam masing-masing
sektor industri. Semua industri selain dianggap selain sebagai produsen output
tertentu juga sebagai konsumen atau
pihak yang menggunakan output dari industri yang lain sebagai input-inputnya.
Sebagai contoh adalah sektor pertanian. Selain sebagai produsen output tertentu
(misalnya gandum) sektor ini juga menggunakan input-input yang merupakan
output-output , katakalah sektor industri mesin dan sektor industri pupuk.
3.
Penilaian Proyek dan
Analisis Manfaat Biaya Sosial
Meskipun lembaga perencanaan di negara-negara berkembang
pada umumnya menggunakan output-input sektoral yang telah disederhanakan, namun
dalam kegiatan operasional sehari-harinya mereka lebih memperhatikan alokasi
dana investasi pemerintah yang selalu terbatas berdasarkan teknik analisis
makroekonomi yang dikenal dengan nama penilaian proyek (project appraisal). Namun hendaknya hubungan intelektual dan
operasional antara tiga teknik perencanaa yang penting tersebut tidak
diabaikan. Model pertumbuhan makro
menyusun strategi yang luas, yang bila disertai dengan analisis output-input,
akan pelaksanaan upaya pemenuhan target sektoral domestik secara konsisten,
sedangkan penilaian proyek khusus dirancang untuk mennjamin terciptanya
perencanaan proyek yang efisien unutk masing-masing sektor. Hubungan timbal balik
antara ketiga tahap perencanaan tersebut akan sangat banyak menentukan
keberhasilan pelaksanaan perencanaan pembangunan tersebut.
a) Perencanaan Dalam Perekonomian Kapitalis
Perencanaan pada umumnya merupakan usaha dengan tingkat pengerjaan yang
tinggi dan harga yang stabil melalui kebijaksanaan fiscal dan moneter. Alat
kebijaksanaan yang utama digunakan adalah terutama dalam bidang moneter,
perpajakan, dan hubungan perdagangan luar negri.Jadi, kalaupun tidak terdapat
rencana ekonomi yang terisi dikebanyakan perekonomian kapitalis dalam arti
seperangkat sasaran tertentu yang ditetapkan, tetapi perencanaan pemerintah
dilaksanakan dengan dasar analisis trend masa lalu dan proyeksi keadaan ekonomi
di masa yang akan datang.
b) Perencanaan Dalam Perekonomian Sosialis
Perencanaan peekonomian sosialis dikaitkan terutama dengan perekonomian Uni
Sovyet (sebelum negara uni bubar) dan perekonomian ala Sovyet di Eropa Timur
dan Asia (terutama RRC) dimana pemerintah secara aktif dan langsung
mengendalikan gerak perekonomian melalui suatu proses pengambilan keputusan
yang terpusat. Perbedaan yang esensial antara perekonomian kapitalis dan
perekonomian sosialis adalah rangsangan versus pengendalian. Perbedaan antara
perana perencanaan perekonomian kapitalis dan perekonomian sosial: Peranan
perekonomian kapitalis hanya berusaha untuk mencegah agar perekonomian tidak
keluar dari lintasan pertumbuhan yang stabil yang diinginkan melalui alat
kebijaksanaan yang aktif namun tidak langsung. Peranan perekonomian sosialis
hanya menetapkan seperangkat sasaran tertentu yang merupakan suatu rangkaian
kemajuan ekonomi yang diinginkan akan tetapi juga berusaha melaksanakan
rencananya secara langsung .
c) Perencanaan Dalam Perekonomian Campuran
Perekonomian campuran bercirikan adanya suatu lingkungan kelembagaan dimana
sebagian dari sumberdaya produktif dan dikelola oleh pihak swasta, sedangkan
sebagian oleh pemerintah. Tidak seperti perekonomian kapitalis yang biasanya
pemilikan pemerintah hanya kecil sekali, maka perekonomian campuran dibedakan
oleh adanya pengaruh pemerintah yang sangat besar.
Dua aspek utama dari Perencanaan Perekonomian Campuran:
1.
Penggunaan tabungan
masyarakat dan pembayaran dari luar negri dilakukan secara sengaja oleh
pemerintah untuk melaksanakan investasi-investasi pada proyek pemerintahdan
memobilisir serta menyalurkan sumberdaya yang langka ke bidang yang bisa
diharapkan memberi sumbangan ke arah kemajuan ekonomi dalam jangka panjang.
2.
Kebijaksanaan
pemerintah untuk mempermudah, bahkan mengendalikan keadaan ekonomi swasta untuk
menjamin suatu hubungan yang serasi antara pengusaha swasta dengan pemerintah
pusat.
Sifat
kompromi dari keadaan tersebut yaitu antara rangsangan kapitalis dan pengendalian
sosialis tampak jelas dari karakteristik perencanaan dan perekonomian campuran.
d)
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Sebelum Orde Baru strategi pembangunan di Indonesia
secara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi
yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecenderungan lebih menitik
beratkan pada tujuan-tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan
ekonomi.
Sedangkan pada awal Orde Baru, strategi pembangunan di
Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi
ekonomi yang mendasar, terutama usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang
sangat tingi (Hyper Inflasi).
B.
Sistem Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan
pembangunan nasional dari perspektif “top down” atau “central
approach” bisa dideskripsikan sebagai berikut (LAN, 1993 dalam buku Sistem
Administrasi Negara Republik Indonesia):
1.
Rencana Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang dalam pembangunan
nasional sebelum era reformasi dituangkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) yang merupakan Ketetapan MPR.
2.
Rencana Jangka Menengah
Pada
Pola Umum Pelita digariskan tujuan, prioritas dan arah kebijaksanaan
pembangunan secara umum dan dalam bidang-bidang serta sektor-sektor.
3.
Rencana Pembangunan Daerah
Dari
rencana jangka menengah (Repelita) diadakan pembagian kedalam sektor-sektor
pembangunan, maupun kedalam rencana pembangunan wilayah-wilayah / propinsi.
4.
Rencana Pembangunan
Tahunan
Perencanaan
pembangunan tahunan tercermin dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara). Perencanaan tahunan merupakan
penjabaran dari Repelita.
C.
Model dan Strategi Perencanaan Pembanguan
di Negara Berkembanng ( Indonesia
)
Menurut Estes (1998), berdasarkan pembangunan sosial, negaranegara
berkembang dibedakan menjadi dua, yaitu negara berkembang menengah (Middle
Perfoming Countries) dan negara berkembang terbelakang (Socially Least
Developing Countries).
Negara-negara yang masuk
kategori negara berkembang menengah menyebar di seluruh wilayah geografis: Asia
(36 negara), Amerika Latin (22), Afrika (10), dan Oceania (1). Sebagian besar
negara-negara ini telah memiliki apa yang disebut ”social ingredients”
yang diperlukan untuk mencapai kondisi sosial dan ekonomi maju, seperti
stabilitas politik, dinamika ekonomi, akses ke sumber daya alam (khususnya
energi), kualitas kesehatan, pendidikan, dan sistem jaminan sosial.
GNP per kapita di negara
berkembang menengah juga relatif tinggi, sekitar US$ 4,910 dengan pertumbuhan
2,3% per tahun dan laju inflasi 7% per tahun. Tingkat pengangguran relatif
rendah, sekitar 13,1% dari jumlah angkatan kerja[2].
Namun demikian, beberapa negara masih memiliki kondisi sosial ekonomi yang
rentan, seperti pemerintahan korup, jumlah dan pertumbuhan penduduk tinggi,
tingginya pengangguran serta meluasnya kemiskinan.
Negara yang termasuk
kategori negara berkembang terbelakang berjumlah 38. Sebagian besar berada di
Afrika (29 negara), 7 negara di Asia, 1 negara di Amerika, dan 1 negara di
Pasifik Selatan. Terbelakangnya pembangunan sosial di negara ini terlihat dari
rendahnya kualitas hidup, seperti rendahnya usia harapan hidup (51 tahun),
tingginya kematian bayi (110/1.000) dan anak (177/1.000). Tingginya kematian
bayi dan anak merupakan yang tertinggi di dunia yang diakibatkan oleh infeksi dan
penyakit menular. Nah, dalam materi ini kedua Negara berkembang tersebut akan
kita samakan karena mempunyai ciri-ciri umum yang hampir sama.
a. Bidang Ekonomi
Sistem perekonomian di
negara-negara berkembang masih beragam. Negara-negara ASEAN yang kebanyakan
anggotanya adalah negara berkembang saat ini juga menjalankan perekonomiannya
berdasarkan sistem ekonomi terbuka. Bahkan, negara yang dahulu menganut ekonomi
tertutup seperti Vietnam, Laos, Kampuchea, dan Myanmar telah menjalankan
ekonominya dengan sistem terbuka[3].
Mengapa kondisi ekonomi negara-negara ini tidak seperti
negara-negara maju? Banyak hal yang bisa menjawabnya, tetapi hal yang paling
membedakan dalam pelaksanaan sistem ekonomi terbuka di negara maju dan negara
berkembang adalah telah adanya dukungan dari suatu sistem hukum. Di antaranya
adalah munculnya hukum persaingan usaha dan lembaga antimonopoly sebagai
pengawas pelaksana hukum persaingan tersebut di tingkat regional. Sistem ini
mendukung persaingan yang sehat dan kondusif. Negara-negara Uni Eropa dan
Amerika Serikat telah mempunyai hukum persaingan usaha dan antimonopoli. Di
negaranegara ASEAN, baru Indonesia dan Thailand yang mempunyai hukum persaingan
usaha.
Kendala pelaksanaan sistem ekonomi terbuka di Negara
berkembang adalah lemahnya penegakan hukum. Meskipun telah ada berbagai hukum
yang mengatur hal-hal tentang perekonomian, namun pelanggaran-pelanggaran masih
sering terjadi. Jenis pelanggaran ini sering dilakukan tidak hanya oleh
masyarakat umum tetapi juga pemerintah.
b. Pengembangan Wilayah
Suasana ekonomi dunia
saat ini berbeda dengan beberapa dekade yang lalu. Pada tahun 1950 yang
merupakan masa prapembangunan dan pembinaan awal selepas Perang Dunia II,
kebanyakan negara mengalami pertumbuhan yang pesat. Iklim ekonomi yang begitu
baik telah membuka perdagangan antarnegara.
Sejak itulah pengembangan wilayah di negara berkembang
dimulai. Implikasi perubahan ekonomi global terhadap negara- negara berkembang
dapat dilihat dari tiga aspek yaitu: ketergantungan negara kepada pasaran dunia
dari segi komoditas utama, permintaan negara-negara industri terhadap barang
dan modal.
Pada tahun 1960-an, negara-negara berkembang memulai
perkembangannya dengan mengacu pada model pertumbuhan bertumpu pada hasil
ekspor. Sehingga wilayah-wilayah dengan kemampuan ekspor menjadi wilayah yang
maju. Pengembangan yang demikian menemui kendala ketika ekspor bahan-bahan
mentah andalan mengalami penurunan harga. Akibatnya, negaranegara berkembang
yang perekonomiannya sangat bergantung pada ekspor bahan mentah ini mengalami
kemunduran.
Banyak negara berkembang kemudian mengubah strategi
pembangunan dengan mulai mengembangkan aktivitas produksi barang-barang
sekunder dan tersier. Jika tidak mereka akan sangat terpukul bahkan bisa hancur
dengan merosotnya harga-harga komoditas meskipun dengan strategi diversifikasi
ekspor sekalipun. Sejak saat itu, sector industri di negara berkembang mulai
menggeliat.
Jadi menurut kesimpulan kami perkembangan industri ini
lebih bisa menarik wilayah lain untuk turut berkembang daripada bertempur
dengan strategi ekspor bahan mentah. Dalam kegiatan industri lebih banyak
wilayah lain yang ikut terlibat, misalnya wilayah sumber bahan mentah, wilayah
pasar, serta lokasi industri itu sendiri. Nah, modelmodel pengembangan yang
demikian, kini mulai diterapkan di berbagai negara berkembang.
Ya, banyak model pengembangan di negara maju, diadopsi
oleh negara berkembang, tetapi yang harus mereka sadari adalah setiap wilayah
mempunyai kondisi yang berbeda. Jadi, meskipun berkiblat dengan model
pengembangan dunia Barat, jangan lupa memerhatikan karakteristik kewilayahan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Istilah Perencanaan memiliki pengertian yang berbeda-beda
dari para ahli. Banyak dokumen perencanaan nasional atau pernyataan dari para
pemimpin politik yang memperkenalkan pengertian mereka sendiri. Para pakar
ekonomi pun belum ada kesepakatan tentang pengertian istilah perencanaan
pembangunan ekonomi tersebut. Menurut Conyers dan Hills (1994), Perencanaan
sebagai suatu proses yang bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau
pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
Perencanaan Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses yang
bersinambung yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai
alternatif penggunaan sumber daya dalam mengendalikan suatu perekonomian untuk
mencapai sasaran dan tujuan tertentu dalam jangka waktu agar mencapai
tujuan-tujuan pada masa yang akan datang.
Model pembangunan ekonomi merupakan seperangkat
hubungan terorganisasi yang memerikan berfungsinya suatu kesatuan perekonomian
(rumah tangga, individu, nasional dan internasional) dengan seperangkat
asumsi-asumsi yang disederhanakan.
Pemilihan model akan sangat tergantung kepada
kematangan perekonomian yang ada, bagaimana struktur kelembagaan ekonomi dan
peranan sektor swasta vs sektor pemerintah dalam pembangunan, ketersediaan data
dan informasi, dan kendala-kendala operatisional tertentu (misalnya kelangkaan
modal, devisa, dan lain lain).
B.
Saran
Dalam penyajian materi dalam makalah
ini, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari
struktur penulisan maupun penyajian materinya. Karena itu, kami menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Dan untuk itu kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Lincolin Arsyad. Ekonomi Pembangunan. Penerbit Gunadarma
Mubyarto dan Daniel W. Bromley. A Development Alternative
for Indonesia. 2002. Gadjah Mada University Press
Michael P. Todaro, Stephen C. Smith. Economic Development
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) 2011-2025
Peluncuran Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia
[1]http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi_pembangunan/bab_3_teori_pertumbuhan_dan_pembangunan_ekonomi.pdf,
diakses 15 Februari 2018, Jam
18:32 malam.
[2]http://www.bappenas.go.id/node/165/3184/master-plan-percepatan-dan-perluasan-pembangunan-ekonomi-indonesia-mp3ei-2011-2025/,
diakses 15 Februari 2018, Jam 18:48 malam.
[3]http://www.ekon.go.id/news/2011/05/27/peluncuran-masterplan-percepatan-dan-perluasan-pembangunan-ekonomi-indonesia,
diakses 15 Februari 2018, Jam 19:13 malam.
Komentar