NABI
NABI ISHAQ
isah, cerita, dan Sejarah Nabi Ishaq AS - Perkawinan nabi Ibrahim dengan Siti Hajar mempunyai
seorang putra bernama Ismail. Dengan isteri pertama yaitu Siti Sarah juga
mendapatkan keturunan seorang nabi. Nabi dari isteri pertama ini adalah Ishaq.
Kelak nabi Ishaq
juga menurunkan nabi-nabi dan pemimpin sebagaimana janji Allah kepada nabi
Ibrahim. Dalam bahasa Ibrani, Ishaq bernama Yashak yang berarti Yadhak.
Diistilahkan demikian karena ibunya tertawa ketika mendengar khabar gembira
dari malaikat yaitu hamil dimasa tua.
Tidak heran jika nabi.lbrahim mendapat predikat bapak para nabi sebab dari bangsa Isra'il dan bangsa Arab semuanya keturunannya. Nabi yang memimpin bangsa Isra'il dan bangsa Arab adalah keturunan nabi Ibrahim hingga nabi besar akhir zaman yaitu Muhammad SAW.
Nabi Ishaq menurunkan nabi dan pemimpin pada bangsa Isra'il sedangkan nabi Ismail menurunkan nabi dan pemimpin bangsa Arab.
Seperti halnya nabi-nabi lainnya, maka nabi Ishaq pun diperintahkan untuk mengajarkan cara-cara shalat, puasa, zakat dan haji serta meninggalkan perbuatan maksiat pada kaumnya.
Kenabian Ishaq telah diterangkan dalam Al Qur'an surat An Nisaa ayat 163 yang berbunyi:
Tidak heran jika nabi.lbrahim mendapat predikat bapak para nabi sebab dari bangsa Isra'il dan bangsa Arab semuanya keturunannya. Nabi yang memimpin bangsa Isra'il dan bangsa Arab adalah keturunan nabi Ibrahim hingga nabi besar akhir zaman yaitu Muhammad SAW.
Nabi Ishaq menurunkan nabi dan pemimpin pada bangsa Isra'il sedangkan nabi Ismail menurunkan nabi dan pemimpin bangsa Arab.
Seperti halnya nabi-nabi lainnya, maka nabi Ishaq pun diperintahkan untuk mengajarkan cara-cara shalat, puasa, zakat dan haji serta meninggalkan perbuatan maksiat pada kaumnya.
Kenabian Ishaq telah diterangkan dalam Al Qur'an surat An Nisaa ayat 163 yang berbunyi:
Artinya : Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang datang kemudian. Dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'kub, dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (An Nisa': 163)
Maksud ayat di atas ialah ketika Allah berfirman kepada nabi Muhammad bahwa sebelum beliau, telah diturunkan pula wahyu kepada nabi-nabi tersebut. Dengan demikian kenabian Ishaq tidak dapat diragukan kebenarannya.
1. Sarah Mendapat Khabar Gembira
Sebelum kita melanjutkan kisah nabi Ishaq ada baiknya dimulai dengan nabi Ibrahim yang kedatangan tamu ketika berada di Palestina.
Telah diterangkan pada kisah nabi Ibrahim bahwa beliau kedatangan tamu yang mengabarkan akan datang azab pada kaum nabi Luth sekaligus memberikan khabar gembira pada Sarah bahwa ia akan mempunyai keturunan.
Malam itu ketika mereka hendak tidur dikejutkan dengan suara ketukan pintu. Nabi Ibrahim yang senang dengan kedatangan tamu akhirnya bangkit dan membukakan pintunya. Ternyata ada tamu tiga orang. Dengan segera beliau menyuruh istrinya untuk membuatkan perjamuan malam pada ketiga tamunya.
Sambil menunggu santapan yang dimasak oleh Sarah dihidangkan, nabi Ibrahim menanyakan keberadaan tamu itu. Katanya : "Jika boleh tahu, dari mana tuan-tuan ini dan hendak kemana sehingga kemalaman diperjalanan, "tanya nabi Ibrahim kepada tiga tamunya. Tamu-tamu yang menyerupai manusia dan sebenarnya malaikat itu menjawab : "Mohon maaf kekasih Allah jika saya mengganggu istirahat anda, "kata ketiga tamu itu. Nabi Ibrahim terenyuh hatinya karena ia disebut kekasih Allah. Dan segera mengetahui bahwa tamunya bukan orang jahat sebab sudah mengetahui keberadaannya.
" Kami senang kedatangan saudara-saudara. Namun saya ingin bertanya apakah ada keperluan hingga malam-malam begini saudara sudi ke rumah hamba ? "tanya nabi Ibrahim kepada tamunya. Namun sebelum tamu itu menjawab, Sarah sudah keluar dengan membawa hidangan, sehingga perbincangan mereka terhenti.
" Mari silahkan makan, saya minta maaf karena hidangan ini mungkin tidak sesuai dengan selera anda, "ajak nabi Ibrahim kemudian mengambil beberapa potong roti. Namun ketiga tamunya tidak mau memakan juga. Mereka hanya menganggukkan kepalanya saja ketika mendengar ajakan nabi Ibrahim.
Karena tamunya tidak mau memakan hidangan itu maka membuat cemas dalam hati nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak meneruskan makanan yang telah dipegangnya. la menatap ketiga tamunya dengan tidak berkedip sama sekali. Kemudian menanyakan lebih lanjut. Katanya : Mengapa tuan-tuan tidak memakan makanan yang yang telah dihidangkan. Apakah tidak sesuai dengan selera tuan, "tanyanya pada ketiga tamu yang sedari tadi memandangi nabi Ibrahim dengan kagum.
" Mohon maaf, kami telah menyusahkan kalian. Aku dan teman-temanku tidak mempunyai nafsu makan sama sekali, "kata seorang tamu yang mewakili keduanya. Kemudian mereka meneruskan ucapannya: "Kami adalah tiga malaikat yang diutus oleh Allah untuk mengabari kalian berdua, "katanya kemudian.
Kami akan mengabarkan kepadamu, bahwa isteri tuan akan mempunyai anak yang alim dan shaleh, "ujar mereka bertiga. Demi mendengar hal itu, Sarah yang dari tadi berada di balik pintu segera menghambur pada nabi Ibrahim.
" Benarkah aku akan mempunyai anak, sedangkan usia kami telah tua ? "tanya nabi Ibrahim yang bersamaan dengan isterinya kepada para malaikat itu. Mereka tidak percaya dengan khabar yang dibawa malaikat itu. Sebab mereka mengira tidak akan mempunyai keturunan lagi dikarenakan usianya yang sudah tua.
Namun ketiga malaikat itu meyakinkan dengan kata-kata : "Kami menyampaikan khabar gembira yang benar kepada kalian. Janganlah kalian termasuk orang-orang yang berputus.asa, "kata ketiga malaikat itu berusaha meyakinkan.
Perbincangan malaikat dengan nabi Ibrahim tentang isterinya yang akan hamil diabadikan dalam Al Qur'an surat Al Hijr ayat 52 sampai 56:
Artinya:
Ketika mereka masuk ke tempatnya (rumah nabi Ibrahim) lalu mengucapkan Salam. Berkata Ibrahim : "Sesungguhnya kami merasa takut. (AlHijr: 52)
Mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi khabar gembira kepadamu dengan kelahiran seorang anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim. (Al Hijr: 53)
Berkata Ibrahim : "Apakah kamu memberi khabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu khabarkan ini ? (Al Hijr: 54)
Mereka menjawab : "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu termasuk dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa". (Al Hijr: 55)
Ibrahim berkata: 'Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang sesat". (Al Hijr: 56)
Mendengar berita itu, isterinya (Sarah) tertawa sebab pada usianya yang telah lanjut baru dikaruniai anak. Meskipun demikian ia bersyukur sebab doa yang dipanjatkan kepada Allah diterima.
Setelah mendengar khabar yang menggembirakan sekaligus menggelikan ini Siti Sarah lari ke dalam kamarnya dan tetap tertawa. Sedangkan nabi Ibrahim masih berbincang-bincang dengan para tamunya. ' .
Allah Maha Benar. Sebab tidak lama setelah kedatangan para malaikat itu Siti Sarah hamil. Dalam keadaan demikian ia tetap bersyukur dan tetap berdoa agar anak yang dikandungnya kelak mempunyai budi pekerti yang baik.
Sesuai janji Allah anak itu lahir dengan selamat dan menjadi panutan kaumnya. Sebab semua yang diperintahkan olehnya selalu diikuti oleh kaumnya.
Setelah lahir anak itu diberi nama Ishaq. Sebagian ulama menerangkan bahwa asal kata-kata Ishaq berarti tertawa. Ada pula yang mengatakan bahwa Ishaq itu berarti tersenyum, artinya semua orang yang diberi tahu oleh Siti Sarah akan kehamilannya sama tersenyum.
Dalam surat Hud juga telah dijelaskan mengenai khabar gembira yang dibawa malaikat pada Ibrahim, yang artinya :
" Ketika itu isteri Ibrahim (Siti Sarah) sedang berdiri, maka tertawalah ia ketika Allah memberi khabar gembira kepadanya, bahwa ia akan mempunyai seorang anak yakni Ishaq akan mempunyai keturunan bernama Ya'kub. Lalu Sarah berkata: "Hai kiranya sungguh mengherankan benar aku akan beranak padahal usiaku dan suamiku telah tua. Malaikat berkata: Adakah engkau melihat kekuasaan Allah ? Itulah rahmat dan karunia-Nya kepadamu dan ahli rumah tanggamu semua. Sesungguhnya Allah Maha Mulia Terpuji. (Hud: 71 - 73)
Allahpun berfirman dalam Al Qur'an surat Shood ayat 45 sampai 47 :
Artinya: Perhatikanlah riwayat hamba-hamba Kami, Ibrahim, Ishaq, dan Ya'kub. Semuanya mempunyai kekuatan-kekuatan yang hebat dan pemandangan luas. Kami mensucikan mereka dengan kesucian yaitu mengingat Kami dan kampung akherat. Sesungguhnya mereka itu, pada sisi Kami termasuk golongan orang-orang baik.
Sudah jelas bagi kita jika menilik firman di atas bahwa nabi Ibrahim dan semua keturunannya mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah. Sebab mereka tidak pernah melakukan perbuatan maksiat sedikitpun, Dan diterangkan pula bahwa nabi Ishaq mempunyai keturunan yang akan menjadi nabi dan pemimpin bangsa Israil.
Demikianlah kisah nabi Ishaq yang mempunyai kepribadian seperti ayahnya. Nabi Ishaq adalah nabi yang menunjukkan sifat ramah tamah pada kaumnya, sehingga tidak heran jika penduduk yang dipimpinnya segan padanya. Beliau wafat pada usia 170 tahun. Sedangkan ayahnya (nabi Ibrahim) wafat pada usia 175 tahun dan ibunya (Siti Sarah) wafat pada usia 127 tahun
Nama Kelompok :
Naryan Eva S.P.
Wiwin Dwi Utama
NABI SYUAIB
Kisah, cerita, dan Sejarah Nabi Syu’aib
AS - Nabi Syu'aib masih keturunan
Luth yaitu putra As. Dan As putra Luth. NaDi Syu'aib diutus Allah untuk
membenahi kaum Madyan. Kaum itu tidak lagi menyembah ajaran nabi Luth. Mereka
ingkar begitu nabi Luth wafat. Mereka lebih senang berbuat kemaksiatan dan
kerusakan. Mereka tidak lagi menyembah Allah sebagaimana yang telah diajarkan
nabi Luth. Sesembahan yang menjadi tuhannya ialah berhala.
Tidak itu saja,
mereka mempunyai kebiasaan yaitu mengurangi takaran timbangan. Mereka akan
mencekik pembeli di waktu musim paceklik. Sebab saat itu barang dagangan murah,
mereka membeli sebanyak-banyaknya dan menyimpan dalam gudang hingga musim
paceklik. Pada musim itu barulah dikeluarkan semua barang dagangan itu dan
menjualnya dengan harga tinggi.
Kaum Madyan tidak memiliki sifat toleransi. Mereka senang menginjak-injak hak asasi saudaranya. Mereka senang merampok dan berbuat kerugian sesamanya.
Dikarenakan sifat mereka seperti itulah maka penduduk tidak berani tidur malam dengan tenang. Penduduk tidak berani berdagang karena mendapat ancaman dan penganiayaan.
Demi melihat keganjilan-keganjilan di daerah sekitarnya membuat nabi Syu'aib tidak tinggal diam. la mulai mengajak kaum Madyan segera meninggalkan perbuatan-perbuatan itu. Nabi Syu'aib merasa prihatin akan kelakuan orang-orang Madyan
Kenabian Syu'aib telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Hud Ayat 84:
Kaum Madyan tidak memiliki sifat toleransi. Mereka senang menginjak-injak hak asasi saudaranya. Mereka senang merampok dan berbuat kerugian sesamanya.
Dikarenakan sifat mereka seperti itulah maka penduduk tidak berani tidur malam dengan tenang. Penduduk tidak berani berdagang karena mendapat ancaman dan penganiayaan.
Demi melihat keganjilan-keganjilan di daerah sekitarnya membuat nabi Syu'aib tidak tinggal diam. la mulai mengajak kaum Madyan segera meninggalkan perbuatan-perbuatan itu. Nabi Syu'aib merasa prihatin akan kelakuan orang-orang Madyan
Kenabian Syu'aib telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Hud Ayat 84:
Artinya: Dan kepada (penduduk) Madyan (kami utus) saudara mereka, Syu'aib. la berkata : "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu mengurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat). (Huud :84)
1. Tingkah Laku Kaum Madyan
Kaum Madyan adalah
kaum yang menduduki daerah Madyan dekat Mi'an. Kampung itu terletak di
tengah-lengah antara Syam dan Hijaz. Mereka mempunyai pekerjaan niaga. Mulai
kecil sudah diajarkan bagaimana caranya berdagang yang berhasil. Sehingga tidak
mengherankan jika mereka hidup dengan tenang dan tidak pernah mengalami kerugian
sedikitpun.
Meskipun demikian, kaum Madyan mempunyai perilaku yang jelek. Contohnya saja ialah mengurangi takaran timbangan. Sehingga barang yang dibeli orang tidak sama dengan timbangan. Jika barang yang dijual itu beratnya sekilo belum tentu sama dengan takarannya.
Kaum Madyan pada umumnya ingkar dan tidak menyembah Allah. Mereka beralasan demikian, sebab menurutnya Allah tidak dapat dilihat. Mereka lebih suka menyembah berhala. Di rumah-rumah banyak terdapat patung batu sebagai tuhannya. Mereka juga menyediakan tempat khusus untuk pemujaan. Tempat itu berupa tanah lapang, kemudian diletakkan patung batu. Sekali tempo kaum Madyan mendatangi patung itu secara berbondong-bondong.
Bukan itu saja, kaum Madyan tidak mau bekerja keras. Mereka hanya bermalas-malasan setiap hari. Karena yang demikian inilah orang-orang Madyan banyak yang menjadi perampok, penyamun dan pencuri. Akibatnya penduduk kota dan kafilah yang melewati perkampungannya tidak tenang.
Orang Madyan tidak segan-segan menganiaya dan membunuh mangsanya. Jika barang yang dikehendaki tidak diberikan. Karena hal ini terus berkelanjutan, maka orang-orang yang beriman tidak dapat tidur dengan tenang. Mereka memikirkan hartanya, jika sampai dirampok oleh sebagian orang-orang Madyan.
Kaum Madyan tidak lagi menegakkan kebenaran seperti yang pernah diajarkan oleh nabi Luth kepada bapak moyangnya. Mereka menganggap orang tua yang masih menyembah Allah adalah bodoh. Dengan memberikan alasan yang meyakinkan mereka mengajak para orang tua untuk menyembah selain Allah. Jika orang-orang itu tidak mau menuruti, maka mereka akan disiksa.
Karena kejujuran sudah tidak ada lagi diantara mereka, akibatnya saling mencurigai. Apalagi dalam berdagang, mereka membeli barang-barang ketika masih murah dan menjualnya kembali ketika musim paceklik dengan harga tinggi. Tentu hal ini bertentangan dengan ajaran agama Islam. Namun mereka tidak pernah mempunyai pikiran bahwa suatu saat harta itu akan lenyap.
2. Dakwah Nabi Syu'aib
Ketika semua penduduk kota sudah tidak ada lagi yang mau berbuat kebajikan, akhirnya Allah mengangkat nabi-Nya. Orang itu adalah nabi Syu'aib. Nabi Syu'aib diutus untuk menegakkan kebenaran dan memerangi kebatilan serta membenahi akhlak kaum Madyan yang telah bejat
Mula-mula nabi Syu'aib hanya melihat perbuatan mereka, namun setelah semakin lama semakin tidak karuan akhlaknya membuatnya mengambil suatu tindakan. Nabi Syu'aib berusaha untuk mengembalikan mereka ke jalan yang benar dengan kata-kata yang lembut tapi agak pedas. la ingin tahu reaksi masyarakat Madyan setelah mendengar ucapannya.
Sasaran dakwahnya yang pertama ialah penghapusan penyembahan pada berhala.
" Hai saudara-saudaraku, hentikan penyembahan terhadap patung itu. Sembahlah Allah yang telah menjadikan langit dan bumi, "ajak nabi Syu'aib suatu ketika. Ajakannya ini mendapat tanggapan lain dari orang-orang Madyan. Mereka menganggap bahwa nabi Syu'aib sudah tidak waras.
" Wahai Syu'aib, mengapa kau melarang kami menyembah tuhan-tuhan itu. Jika kau tidak senang maka tinggalkan tempat ini, "kata kaum Madyan dengan marah sebab tuhannya telah dihina.
" Allah, tidak ada yang dapat menyamai-Nya. Ketahuilah bahwasannya Allah adalah Tuhan yang dapat menolong kesulitan, "kata nabi Syu'aib dengan suara tenang.
Kaum Madyan tidak suka mendapat seruan berupa ajakan itu. Setiap sore mereka duduk-duduk ditengah jalan untuk menghalangi orang-orang yang hendak menuju rumah nabi Syu'aib. Kaum Madyan senang sekali menghina pengikut nabi Syu'aib. Mereka menganggap orang yang mengikuti nabi Syu'aib adalah orang-orang bodoh, tolol dan banyak lagi cacian yang menyakitkan bati.
Orang-orang (pengikut) nabi Syu'aib melaporkan penghinaan yang diterimanya dari mereka. Namun nabi Syu'aib tidak pernah marah sedikitpun. Beliau justru mendoakan agar diberi jalan terang sehingga ajakannya dapat diterima oleh mereka.
Karena setiap bari, pengikutnya selalu mendapat hambatan dan hinaan, akhirnya nabi Syu'aib berkata pada kaum Madyan. Perkataan ini sudah diabadikan dalam Al Qur'an surat Al A'rof ayat 86:
Meskipun demikian, kaum Madyan mempunyai perilaku yang jelek. Contohnya saja ialah mengurangi takaran timbangan. Sehingga barang yang dibeli orang tidak sama dengan timbangan. Jika barang yang dijual itu beratnya sekilo belum tentu sama dengan takarannya.
Kaum Madyan pada umumnya ingkar dan tidak menyembah Allah. Mereka beralasan demikian, sebab menurutnya Allah tidak dapat dilihat. Mereka lebih suka menyembah berhala. Di rumah-rumah banyak terdapat patung batu sebagai tuhannya. Mereka juga menyediakan tempat khusus untuk pemujaan. Tempat itu berupa tanah lapang, kemudian diletakkan patung batu. Sekali tempo kaum Madyan mendatangi patung itu secara berbondong-bondong.
Bukan itu saja, kaum Madyan tidak mau bekerja keras. Mereka hanya bermalas-malasan setiap hari. Karena yang demikian inilah orang-orang Madyan banyak yang menjadi perampok, penyamun dan pencuri. Akibatnya penduduk kota dan kafilah yang melewati perkampungannya tidak tenang.
Orang Madyan tidak segan-segan menganiaya dan membunuh mangsanya. Jika barang yang dikehendaki tidak diberikan. Karena hal ini terus berkelanjutan, maka orang-orang yang beriman tidak dapat tidur dengan tenang. Mereka memikirkan hartanya, jika sampai dirampok oleh sebagian orang-orang Madyan.
Kaum Madyan tidak lagi menegakkan kebenaran seperti yang pernah diajarkan oleh nabi Luth kepada bapak moyangnya. Mereka menganggap orang tua yang masih menyembah Allah adalah bodoh. Dengan memberikan alasan yang meyakinkan mereka mengajak para orang tua untuk menyembah selain Allah. Jika orang-orang itu tidak mau menuruti, maka mereka akan disiksa.
Karena kejujuran sudah tidak ada lagi diantara mereka, akibatnya saling mencurigai. Apalagi dalam berdagang, mereka membeli barang-barang ketika masih murah dan menjualnya kembali ketika musim paceklik dengan harga tinggi. Tentu hal ini bertentangan dengan ajaran agama Islam. Namun mereka tidak pernah mempunyai pikiran bahwa suatu saat harta itu akan lenyap.
2. Dakwah Nabi Syu'aib
Ketika semua penduduk kota sudah tidak ada lagi yang mau berbuat kebajikan, akhirnya Allah mengangkat nabi-Nya. Orang itu adalah nabi Syu'aib. Nabi Syu'aib diutus untuk menegakkan kebenaran dan memerangi kebatilan serta membenahi akhlak kaum Madyan yang telah bejat
Mula-mula nabi Syu'aib hanya melihat perbuatan mereka, namun setelah semakin lama semakin tidak karuan akhlaknya membuatnya mengambil suatu tindakan. Nabi Syu'aib berusaha untuk mengembalikan mereka ke jalan yang benar dengan kata-kata yang lembut tapi agak pedas. la ingin tahu reaksi masyarakat Madyan setelah mendengar ucapannya.
Sasaran dakwahnya yang pertama ialah penghapusan penyembahan pada berhala.
" Hai saudara-saudaraku, hentikan penyembahan terhadap patung itu. Sembahlah Allah yang telah menjadikan langit dan bumi, "ajak nabi Syu'aib suatu ketika. Ajakannya ini mendapat tanggapan lain dari orang-orang Madyan. Mereka menganggap bahwa nabi Syu'aib sudah tidak waras.
" Wahai Syu'aib, mengapa kau melarang kami menyembah tuhan-tuhan itu. Jika kau tidak senang maka tinggalkan tempat ini, "kata kaum Madyan dengan marah sebab tuhannya telah dihina.
" Allah, tidak ada yang dapat menyamai-Nya. Ketahuilah bahwasannya Allah adalah Tuhan yang dapat menolong kesulitan, "kata nabi Syu'aib dengan suara tenang.
Kaum Madyan tidak suka mendapat seruan berupa ajakan itu. Setiap sore mereka duduk-duduk ditengah jalan untuk menghalangi orang-orang yang hendak menuju rumah nabi Syu'aib. Kaum Madyan senang sekali menghina pengikut nabi Syu'aib. Mereka menganggap orang yang mengikuti nabi Syu'aib adalah orang-orang bodoh, tolol dan banyak lagi cacian yang menyakitkan bati.
Orang-orang (pengikut) nabi Syu'aib melaporkan penghinaan yang diterimanya dari mereka. Namun nabi Syu'aib tidak pernah marah sedikitpun. Beliau justru mendoakan agar diberi jalan terang sehingga ajakannya dapat diterima oleh mereka.
Karena setiap bari, pengikutnya selalu mendapat hambatan dan hinaan, akhirnya nabi Syu'aib berkata pada kaum Madyan. Perkataan ini sudah diabadikan dalam Al Qur'an surat Al A'rof ayat 86:
Artinya: Dan janganlah kalian duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-. nakuti dan menghalangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan mereka (orang-orang) yang berbuat kerusakan. (Al A'rof: 86)
Setiap nabi Syu'aib melakukan dakwah selalu mendapat hinaan dan cacian dari kaum Madyan. Mereka berusaha untuk menghentikan dakwah itu. Namun sejauh itu usahanya tidak pernah memperoleh hasil. Sebab nabi Syu'aib mendapat lindungan dari Allah.
Karena tujuan utama yaitu menyuruh kaum Madyan meninggalkan sesembahan mereka tidak berhasil maka beliau tidak berhenti sampai disitu. Beliau masih mengupayakan agar kaum Madyan mau mengikuti ajarannya.
"Wahai kaumku, aku tidak pernah meminta upah dan minta pujian dari kalian. Aku mengajak kalian menyembah Allah karena hanya Dia yang patut disembah. Hentikanlah penyembahan kalian terhadap batu-batu yang bisu itu, "kata nabi Syu'aib pada suatu perkumpulan.
" Hai Syu'aib, apakah agamamu menyuruh agar kami menghentikan penyembahan yang sudah diturunkan bapak-bapak kami ? "tanya beberapa orang Madyan bertanya dengan nada sinis
Bagaimana jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku ? "tanya nabi Syu'aib kepada mereka.
" Bukti apa yang hendak kau tunjukkan pada kami ? "tanya mereka. Mereka tidak pernah mau mengakui kebenaran nabi Syu'aib sehingga semua seruannya selalu mendapat tantangan.
" Apakah kalian tidak pernah mendengar cerita dari kakek nenek, bapak dan ibu mengenai hancurnya kaum Nuh dan Luth? "tanya nabi Syu'aib. Demi mendengar jawaban itu kaum Madyan berpikir dua kali sebelum membuka suara lagi. Diantara kaum Madyan ada juga yang membenarkan ucapan itu mengakut kenabian Syu'aib. Namun sebagian lagi tidak mau mendengarkan ucapan-ucapan nabi Syu'aib selanjutnya.
Sedikit demi sedikit kaum Madyan meninggalkan nabi Syu'aib beserta pengikutnya. Akhirnya tidak ada lagi yang tersisa satupun juga. Sebelum pergi mereka mengejek ajaran nabi Syu'aib dan mengatakan bahwa beliau telah sinting.
Karena ajakannya tidak pernah didengarkan oleh kaum Madyan akhirnya nabi Syu'aib pergi ke wilayah lain. Di sana terdapat Ashabul Aikah. Nabi Syu'aib berharap agar dakwahnya ditengah-tengah masyarakat setempat diterima dan ajarannya diikuti.
Namun kaum itu tidak ada bedanya dengan kaum Madyan. Bahkan mereka lebih berani menghina nabi Syu'aib. Mereka mengatakan bahwa nabi Syu'aib adalah penyihir. Meskipun demikian nabi Syu'aib tidak pernah marah dan beliau tetap meneruskan dakwahnya hingga ada pula yang mau mengikuti ajarannya.
Karena masyarakat setempat selalu menghina dan berusaha menghalang-halangi dakwahnya, akhirnya nabi Syu'abi meminta dan mengadukannya kepada Allah.
3. Azab Yang Membinasakan Kaum Madyan dan Kaum Ashabul Aikah
Setelah semua usaha nabi Syu'aib untuk mengajak kembali, kedua kaum itu tidak menemui hasil, maka beliau meminta pertolongan pada Allah.
" Ya Allah,bukakanlah pintu hati mereka agar mau mengikuti ajaranku," doa nabi Syu'aib.
Nabi Syu'aib yakin bahwa suatu saat kaum Madyan dan kaum Ashabul Aikah akan mau menerima ajarannya. Berangkat dari pemikiran itulah ia tetap meneruskan dakwahnya dengan tidak mengenai putus asa sedikitpun. Seperti biasa ia selalu mendapat cacian dan hinaan dari kaum Ashabul Aikah.
" Wahai saudaraku, jika kalian tidak mau menyembah Allah dan menghentikan semua perbuatan maksiatmu, niscaya Allah menurunkan azab-Nya, "kata nabi Syu'aib kepada kaum Ashabul Aikah.
Kaum itu sudah tidak menggubris seruan nabi Syu'aib. Begitu mendengar kata-kata itu, mereka malah ingin buktinya.
" Tunggulah barang beberapa hari ini. Niscaya kalian akan merasakannya, "kata nabi Syu'aib. Kemudian beliau berkemas dan mengajak semua pengikutnya meninggalkan perkampungan itu. Mereka menuju perkampungan kamu Madyan.
Setelah kepergian nabi Syu'aib dan pengikutnya, tiba-tiba awan di langit bergulung-gulung bergerak perlahan-lahan. Tak lama kemudian menaungi kaum Ashabul Aikah. Awan itu menimbulkan hawa panas. Akibatnya orang-orang mengeluh kepanasan.
Mereka mencari naungan lagi dan mencari angin yang bisa melenyapkan kegerahannya. Tiba-tiba datanglah guntur yang menyambar mereka. Sungguh janji Allah itu benar. Pada hari itu merupakan siksaan bagi kaum Ashabul Aikah yang telah mendustakan nabi-Nya.
Untunglah nabi Syu'aib dan pengikutnya sudah keluar meninggalkan wilayah itu sehingga mereka selamat dari azab itu. Setelah tiba di wilayah Madyan, nabi Syu'aib melakukan dakwah kembali. Namun kaum itu masih berpendirian seperti dulu.
" Wahai kaumku, apakah kalian tidak mengetahui bahwa orang-orang yang mendiami wilayah Ashabul Aikah telah mengalami siksaan, "kata nabi Syu'aib dengan memberikan contoh kaum Ashabul Aikah.
" Wahai Syu'aib bencana itu sudah wajar. Bencana itu datangnya bukan dari dirimu juga bukan dari Tuhanmu, melainkan dari alam, "teriak mereka seraya mengejek nabi Syu'aib.
" Jika kalian tidak mau menerima ajaranku dan enggan meninggalkan perbuatan maksiat, niscaya Allah akan menurunkan siksaan padamu juga, "kata nabi Syu'aib memperingatkan.
" Jika memang benar itu merupakan siksaan dari Tuhanmu, kami ingin merasakannya juga, "kata mereka dengan congkaknya.
Karena semua nasehat tidak pernah mendapat tanggapan sendikitpun dari kaum Madyan akhirnya nabi Syu'aib dan pengikutnya meninggalkan wilayah Madyan.
Setelah beberapa hari sepeninggal nabi Syu'aib beserta pengikutnya maka azab Allah diturunkan. Azab itu berupa guntur. Hanya sekali sambar, maka kaum Madyan tidak ada lagi yang tersisa. Itulah balasannya jika mendustakan nabi yang telah menunjukkan jalan kebenaran.
Mengenai azab yang diturunkan Allah kepada kaum Madyan telah diabadikan dalam Al Qur'an sural Huud ayat 94.
Nabi Syu'aib dan pengikutnya yang beriman terlepas dari bencana siksa Allah itu karena sebelumnya sudah disuruh Allah mengungsi. Demikianlah kisah nabi Syu'aib yang telah berjuang untuk menegakkan ajaran kebenaran.
Artinya:
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat Kami, dan orang-orang itu zalim dibinasakah oleh satu suara yang mengguntur. Lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. (Huud: 94)
Nabi Syu'aib dan pengikutnya yang beriman terlepas dari bencana siksa Allah itu karena sebelumnya sudah disuruh Allah mengungsi. Demikianlah kisah nabi Syu'aib yang telah berjuang untuk menegakkan ajaran kebenaran.
NABI ADAM ALAIHISSALAM
Pengunjung yang baik, inilah awal
dari semua kisah manusia. Adam diciptakan
Allah sebagai manusia yang pertama. Sebelumnya Allah telah menciptakan alam
semesta dan segala isinya. Allah juga telah menciptakan beberapa jenis makhluk
yakni bangsa malaikat dan bangsa jin.
Saat itu, bangsa malaikat dan bangsa
jin tinggal di dalam surga. Setelah Adam selesai diciptakan dari tanah liat
kering yang berasal dari lumpur hitam, Allah kemudian meniupkan roh padanya.
Adam pun kemudian juga ditempatkan di surga. Seluruh
makhluk lantas diperintahkan Allah untuk bersujud kepada Adam.
Malaikat yang memang makhluk paling
taat segera melakukan perintah tersebut. Malaikat pun bersujud kepada Adam.
Sedang Iblis yang berasal dari bangsa jin enggan untuk bersujud kepada Adam.
Iblis menganggap bahwa dirinya lebih baik daripada Adam. Allah menciptakan
Iblis dari api, sedangkan Adam diciptakan Allah dari tanah. Maka sepantasnya
bukan dirinya yang harus bersujud, tapi Adamlah yang harus bersujud kepadanya.
Pembangkang Iblis ini merupakan bentuk kesombongannya.
Kesombongan Iblis di hadapan Allah
benar-benar tidak terampuni dan terlewat batas. Siapa saja tidak patut
menyombongkan dirinya di dalam surga apalagi menentang dan menantang perintah
Allah. Allah murka dan mengutuk Iblis.
Iblis terkutuk menerima dan memohon
kepada Allah supaya ditangguhkan atau tidak akan mati sampai manusia
dibangkitkan pada Hari Kiamat. Allah mengabulkan dan menjadikan Iblis golongan
jin yang hidup abadi tapi termasuk golongan yang terhina dan terusir dari
surga. Iblis berjanji bahwa ia akan berusaha menyesatkan manusia agar jauh dari
Allah. Iblis juga berjanji akan menggoda manusia dari segala arah sampai tidak
ada yang menaati Allah lagi. Allah berkata, bahwa Iblis dan siapa saja yang
mengikutinya akan mengisi neraka Jahanam. Dan sebaliknya Allah akan menjadi
Penjaga kepada siapa saja yang mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya dan
mengikhlaskan diri dalam beribadah kepada-Nya.
lblis terusir dan menjadi sangat
mendendam. Adam sendiri lantas mendiami surga di mana dia tidak akan kelaparan,
tidak akan telanjang, tidak akan dahaga, dan tidak akan ditimpa panas sengatan
matahari. Setelah sekian lama tinggal di dalam surga, Adam merasa kesepian
walau bersama dengan malaikat. Dengan kehendak Allah, Adam mendapat seorang
pendamping atau istri di dalam surga. Malaikat bertanya-tanya kepada Adam,
siapakah yang telah menjadi pendamping Adam tersebut. Adam pun dengan ilham
dari Allah menjawab bahwa istrinya tersebut bernama Hawa.
Mulai sejak itu, Adam dan Hawa
mendiami surga dalam hidup penuh kebahagiaan. Allah melimpahi surga dengan
segala hal yang menjadi kebutuhan Adam dan Hawa. Namun dari segala hal tersebut,
terdapat sebuah pohon yang disebut pohon khuldi yang terlarang didekati oleh
Adam dan Hawa. Allah memperingatkan bahwa Adam dan Hawa akan menjadi celaka dan
termasuk orang yang zalim bila sampai mendekati dan memakan buah dari pohon
tersebut.
Adam dan Hawa hidup tentram dan
nyaman di surga. Suatu waktu datanglah penggoda. Syaitan salah satu golongan
Iblis yang terkutuk mendatangi Adam dan Hawa. la berusaha menggoda dan
menjerumuskan Adam dan Hawa. Syaitan berkata dengan membanding-bandingkan Adam
dan Hawa sebagai manusia dengan malaikat. Bahwa malaikat akan menjadi penghuni
surga yang abadi, sedang Adam dan Hawa akan menjadi khalifah di muka Bumi.
Bangsa malaikat hidup dengan kelimpahan nikmat tiada henti dengan hidup abadi
di surga. Sedang Adam dan Hawa tidak akan dapat seperti malaikat.
Syaitan mengatakan bahwa ia tahu
caranya agar Adam dan Hawa bisa seperti malaikat. Syaitan mengatakan bahwa Adam
dan Hawa harus mendekati pohon khuldi. Syaitan juga membujuk mereka untuk
memakan buah dari pohon tersebut. Akhirnya Adam dan Hawa pun tergoda bujukan
syaitan untuk memakan buah dari pohon khuldi.
Setelah merasai dan memakan buah
dari pohon tersebut, kemudian tampak dan terbukaIah aurat mereka berdua. Karena
muncul rasa malu dengan susah payah masing-masing berusaha menutupi aurat yang
tampak dan terbuka itu dengan dedaunan yang ada di sekitar mereka. Seketika
sadarlah Adam dan Hawa akan kekeliruan dan dosa mereka. Larangan yang Allah
peringatkan tetapi justru telah mereka langgar. Pohon yang sama sekali jangan
mereka dekati kini malah telah menampakkan aurat mereka sendiri. Rasa
penyesalan yang sedalam-dalamnya muncul, Adam dan Hawa kemudian bertobat dan
memohon ampunan Allah. Allah memberikan ampunan-Nya serta menjatuhkan hukuman
yakni memerintahkan Adam dan Hawa pergi dari surga dan turun ke muka Bumi.
Berbekal pengetahuan dan beberapa
kalimat-kalimat dari Allah, Adam dan Hawa turun ke muka Bumi. Saat diturunkan
ke Bumi, Adam dan Hawa saat itu terpisah di dua tempat yang berbeda. Adam
merasakan kehilangan dan mencari-cari keberadaan Hawa, sedang Hawa sendiri pun
demikian pula. Di muka Bumi yang terhampar luas itu, dengan susah payah mereka
terus-menerus saling mencari. Terhitung selama 40 hari barulah kemudian mereka
berjumpa di sebuah bukit di jazirah Arab yang kemudian disebut dengan Jabal
Rahmah. Macam-macam rasa muncul, bahagia, sedih, terharu, kasihan, dan rasa
sayang. Adam dan Hawa akhirnya berkumpul dan menyatu kembali seperti sewaktu di
dalam surga. Allah kemudian menjadikan Adam sebagai seorang nabi pertama di
muka Bumi.
Adam dan Hawa kemudian dikarunia
banyak keturunan. Hampir kesemuanya anak-anak Adam dan Hawa terlahir sebagai
anak-anak kembar, seorang laki-laki dan seorang perempuan. Setelah beberapa
pasang anak Nabi Adam Alaihissalam lahir, mereka kesemuanya hidup sesuai dengan
ajaran dan petunjuk-petunjuk dari Allah.
Mulailah pengajaran Nabi Adam
Alaihissalam kepada anak-anaknya agar mengikuti perintah Allah. Selain itu ada
hal penting juga yakni mengingatkan bahwa manusia memiliki musuh yang nyata dan
abadi yakni syaitan yang terkutuk. Golongan Iblis yakni syaitan tidak pernah
akan berhenti dan tidak akan pernah menyerah sampai hari kiamat untuk mengajak
sebanyak-banyak keturunan Adam kepada kesesatan.
Waktu di Bumi terus berlalu, Nabi
Adam Alaihissalam bertambah terus umurnya. Segala perintah dan larangan Allah
dijalankannya bersama Hawa dan anak-anaknya. Disebutkan bahwa anak kembar yang
pertama dan anak kembar yang kedua dari Nabi Adam Alaihissalam dengan Hawa
telah mencapai usia dewasa. Anak kembar yang pertama bernama Qabil dan lqlima,
dan anak kembar kedua bernama Habil dan Labuda.
Allah menurunkan perintah kepada Nabi
Adam Alaihissalam agar menikahkan anak-anak pasangan pertama dengan pasangan
kedua secara bersilangan. Qabil dengan Labuda, dan Habil dengan Iqlima. Nabi
Adam kemudian memberitahukan perintah Allah tersebut kepada anak-anaknya. Saat
itu datanglah syaitan yang terkutuk dengan kepentingannya membujuk dan
menghasut.
Salah seorang anak Nabi Adam yakni
Qabil menilai keputusan untuk menikahkannya dengan Labuda adalah keputusan yang
keliru. Qabil tidak mau menerima keputusan tersebut. Ia tidak mau menjalankan
perintah Allah dan Nabi Adam Alaihissalam, ayahnya. Qabil berkata bahwa dirinya
lebih pantas menikah dengan Labuda. Rupanya syaitan telah banyak memengaruhi
pendirian Qabil. Qabil sendiri sepertinya telah lupa bahwa syaitan adalah musuh
manusia yang sangat nyata dan sangat membenci ketaatan kepada Allah.
Nabi Adam kemudian memohon kepada
Allah agar diberi petunjuk mengenai permasalahan anaknya Qabil tersebut. Allah
mendengar dan memberi Nabi Adam petunjuk. Nabi Adam diperintahkan untuk
mengadakan persembahan qurban. Siapa yang qurbannya dipilih Allah maka dialah
yang lebih pantas untuk menikah dengan Iqlima.
Qabil dan Habil mulai bersiap untuk
melakukan persembahan qurban. Nabi Adam kemudian menentukan hari persembahan.
Ketika hari itu tiba, Qabil dan Habil diminta menaruh persembahan mereka di
atas puncak bukit. Tak lama kemudian Allah pun telah memberi kan pilihan.
Dipuncak bukit diketahui, bahwa
persembahan qurban yang diterima oleh Allah adalah milik Habil. Qurban yang
diterima tersebut adalah qurban seekor binatang peliharaan yang sangat sehat
dan besar, tidak ada cacat sama sekali. Sedang milik Qabil yang ditolak adalah
persembahan yang berasal dan hasil-hasil pertanian berupa sekarung gandum yang
jelek dan buah-buahan yang telah membusuk. Tidak berbeda jauh dengan keputusan
semula, Nabi Adam Alaihissalam lalu memutuskan dan menetapkan bahwa Qabil
menikah dengan Labuda dan Habil menikah dengan lqlima.
Qabil tetap belum bisa menerima
keputusan tersebut. Muncullah rasa kecewa bertumpuk-tumpuk di dalam dirinya
hingga menjadi rasa dendam. Sesungguhnya kehebatan syaitan sebagai musuh
manusia yang taat dan beriman tidak boleh diremehkan. Qabil, putra Nabi Adam
Alaihissalam akhirnya menjadi gelap mata. Hasutan syaitan telah memperdayanya
dan membuatnya mengikuti jalan sesat.
Suatu hari, Qabil mengajak Habil
pergi ke suatu tempat dan kemudian Qabil pun menjatuhkan tangan jahat pada
Habil. Saudaranya tersebut akhirnya meninggal karena dendam yang dipanas-panasi
syaitan. Qabil tertegun, gemetar dan bingung, menjadilah dia orang yang celaka
sepanjang dunia. Mayat Habil lalu dikuburkannya karena terilhami seekor burung
gagak, setelah itu Qabil pergi jauh tak tahu ke mana. Sedang syaitan tertawa
puas dengan kemenangan keduanya.
Hikmah Kisah Nabi Adam :
Hikmah Kisah Nabi Adam :
1.
Alam
semesta dan segala isinya, malaikat, jin dan manusia dan makhluk-makhluk
lainnya diciptakan oleh Allah Robbal ‘Alamin.
2.
Kesombongan
dan keangkuhan Iblis adalah perbuatan yang sangat durhaka kepada Allah, dan
jadilah Iblis penghuni neraka Jahanam selamanya.
3.
Semangat
dan kegigihan Iblis seolah tidak pernah surut sampai Adam akhirnya melanggar
perintah Allah.
4.
Keimanan
dan ketaatan kepada Allah tidak boleh kalah dari semangat dan kegigihan Iblis.
5.
Segera
menyadari kesalahan dan menyesalinya kemudian bertaubat dan memohon ampunan
Allah juga mohon perlindungan-Nya agar terhindar dari godaan syaitan.
6.
syaitan
benar-benar mempunyai kehebatan dan kecerdikan untuk menjerumuskan manusia dari
sirothol mustaqim, sungguh syaitan musuh yang nyata bagi manusia.
7.
Tidak
akan terpedaya oleh syaitan selama berada dalam sirothol mustaqim dan mengikuti
petunjuk-petunjuk Allah dengan mengikhlaskan diri dalam beribadah kepada-Nya.
8.
Memberikan
yang terbaik dari yang dimiliki sebagai bentuk persembahan qurban kepada Allah.
9.
Iri
hati dan dengki bisa berubah menjadi kecewa dan dendam yang pasti akan terjebak
perangkap syaitan yang sedang mencari pengikut untuk menjadi penghuni neraka
Jahanam.
Komentar