Kemuliaan Wanita
Kemuliaan Wanita
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat ilahi Rabbi,
atas karunia-Nya kita bisa sama-sama berkumpul dalam rangka thalabulilmi,
mencari ilmu. Serta kita bisa bersilaturahim, bertatap muka di majlis yang
mulia ini dalam kadaan aman fi amanillah, sehat wal afiat. Mudah-mudaham setiap
derap langkah bisa membuahkan pahala bagi kita semua, bisa menjadi penghapus
dosa dan pengangkat derajat di hadapan Allah Swt.
Taklupa semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya, para
tabi’in, tabiut tabiahum, kepada kita semua, serta kepada seluruh umatnya
hingga akhir zaman yang menjadikannya sebagai uswatun hasanah, suri tauladan
yang baik.
Bapak, Ibu yang dirahmati Allah, Sesungguhnya agama Islam
sangat memuliakan dan mengagungkan kedudukan kaum perempuan, dengan menyamakan
mereka dengan kaum laki-laki dalam mayoritas hukum-hukum syariat, dalam
kewajiban bertauhid kepada Allah, menyempurnakan keimanan, dalam pahala dan
siksaan, serta keumuman anjuran dan larangan dalam Islam.
Allah Ta’ala berfirman,
{وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ
الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا}
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan sedang dia orang yang beriman, maka mereka itu akan
masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun” (QS an-Nisaa’:124).
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
{مَنْ عَمِلَ صَالِحاً
مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan
balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl:97).
[Lihat keterangan syaikh Bakr Abu Zaid dalam kitab “Hiraasatul
fadhiilah” (hal. 17)].
Sebagaimana Islam juga sangat memperhatikan hak-hak kaum
perempuan, dan mensyariatkan hukum-hukum yang agung untuk menjaga dan
melindungi mereka.[Lihat kitab “al-Mar’ah, baina takriimil Islam wa
da’aawat tahriir” (hal. 6)].
Syaikh Shaleh al-Fauzan berkata,
“Wanita muslimah memiliki kedudukan (yang agung) dalam Islam, sehingga disandarkan
kepadanya banyak tugas (yang mulia dalam Islam). Oleh karena itu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyampaikan nasehat-nasehat yang
khusus bagi kaum wanita, bahkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyampaikan wasiat khusus tentang wanita dalam kutbah beliau di Arafah (ketika
haji wada’). [Dalam HR. Muslim (no. 1218)]. Ini semua
menunjukkan wajibnya memberikan perhatian kepada kaum wanita di setiap waktu…[
Kitab “at-Tanbiihaat ‘ala ahkaamin takhtashshu bil mu’minaat” (hal. 5)].
.:: Tugas dan peran penting wanita.
Agungnya tugas dan peran wanita ini terlihat jelas pada
kedudukannya sebagai pendidik pertama dan utama generasi muda Islam, yang
dengan memberikan bimbingan yang baik bagi mereka, berarti telah mengusahakan
perbaikan besar bagi masyarakat dan umat Islam.
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin berkata, “Sesungguhnya kaum wanita memiliki peran yang agung dan penting dalam
upaya memperbaiki (kondisi) masyarakat, hal ini dikarenakan (upaya)
memperbaiki (kondisi) masyarakat itu ditempuh dari dua sisi:
– Yang pertama:
perbaikan (kondisi) di luar (rumah), yang dilakukan di pasar, mesjid dan
tempat-tempat lainnya di luar (rumah). Yang perbaikan ini didominasi oleh kaum
laki-laki, karena merekalah orang-orang yang beraktifitas di luar (rumah).
– Yang kedua: perbaikan
di balik dinding (di dalam rumah), yang ini dilakukan di dalam rumah. Tugas
(mulia) ini umumnya disandarkan kepada kaum wanita, karena merekalah
pemimpin/pendidik di dalam rumah, sebagaimana firman Allah Ta’ala kepada
istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
{وَقَرْنَ فِي
بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى، وَأَقِمْنَ
الصَّلَاةَ وَآَتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، إِنَّمَا
يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ
تَطْهِيرًا}
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul
bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (QS
al-Ahzaab:33).
Oleh karena itu, tidak salah jika sekiranya kita mengatakan:
bahwa sesungguhnya kebaikan separuh atau bahkan lebih dari (jumlah) masyarakat
disandarkan kepada kaum wanita.
Demikianlah pidato agama islam yang
singkat ini. Semoga ceramah agama Islam tentang kemuliaan
wanita ini bermanfaat, dan jika ada kesalahan, maka hal itu karena khilaf dan
kebodohan ilmu saya. Mohon maaf atas segala kekurangannya.
Bilahit taufiq wal hidayah. wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakatuhu
Bagaimana Cara Bersyukur
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Marilah kita panjatkan segala puji dan puji syukur atas semua anugrah yang
di berikan tuhan kepada kita. karna dengan kita bersyukur kita akan mengetahui
betapa besar anugrah yang harus kita syukuri.
Solawat dan salam kita haturkan pada Nabi Muhammad SAW sebagai ungkapan
rasa syukur atas semua yang nabi ajakan kepada kita.
Para pelopor, bersyukurlah
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ
وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
"Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala
mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri."(Qur’an Surat. Fathir:30).
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku
akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),maka
pasti azab-Ku sangat berat."(Qur’an Surat. ibrahim [14]:)
Para Pelopor, Pada kesmpatan ini, melalui contoh pidato agama islam ini
akan sedikit menjelaskan tentang bentuk dari perwujudan rasa syukur kita.
Syukur itu diwujudkan dalam tiga aspek :
1. Syukur dengan hati, yaitu menyadari dan menyakini bahwa semua nikmat dan
karunia yang diperoleh merupakan anugerah Allah dan berasal dari-Nya.
2. Syukur dengan lisan, yaitu dengan memuji Allah sebanyak-banyaknya.
3. Syukur dengan perbuatan, yaitu taat beribada kepada-Nya dan menggunakan
karunia itu untuk kebaikan.
Mari kita renungkan, tentang semua yang kita miliki tentang semua yang kita
imikan, tentang semua kekurangan yang kita miliki, dan bersyukurlah. Bersyukur
itu adalah bagaimana kita merasa bersyukur atas semua anugrah yang di
anugrahkan kepada kita. Bersyukur itu mengungkapkan rasa terima kasih atas
semua yang yang di miliki.
Para pelopor, Bersyukurlah atas semua kelebihan, bersyukurlah atas semua
kekurangan yang kita miliki, dan bersyukurlah atas semua penderitaan yang
tersa, dan bersyukurlah atas semua airmata yang membuat kita berduka. Dan
bersyukurlah Karena ada rahasia di balik rahasia, Maha sempurna tuhan beserta
rencananya. Bersyukurlah.
Wassalamu’alaiukum Wr. Wb.
Kenakalan Remaja
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberi nikmat dan karunia-Nya sehingga
kita semua dapat berkumpul bersama-sama di hari yang berbahagia ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah menuntun kita semua dari
zaman kegelapan sampai ke zaman yang terang benderang ini.
Kita tahu dan menyadari saat ini begitu banyak
terjadi apa yang disebut kenakalan remaja. Aneka perbuatan negatif atau
menyimpang yang dilakukan oleh para remaja sepertinya dianggap oleh mereka
seperti biasa-biasa bahkan ada yang menganggapnya sebagai sebuah kebanggaan.
Mereka mengatakan hal tersebut menunjukkan simbol sebuah keberanian. Ini tentu
sangat memprihatinkan.
Inilah masalah sosial yang menjangkit para
remaja kita saat ini yakni perilaku menyimpang yang sering disebut kenakalan remaja.
Adapun penyebab masalah kenakalan remaja bisa
bermacam-macam. Bisa akibat salah orang tua dalam cara mendidik atau orangtua
yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Juga bisa karena tidak tepatnya dalam
memilih teman/lingkungan pergaulan sehingga bisa menyebabkan terjerumusnya
dalam pergaulan yang salah. Ada satu perasaan di
kehidupan remaja bahwa memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk yang
membanggakan.
Boleh sekali kita mempunyai banyak kawan asalkan
kita harus pandai memilih-milih terhadap mana perilaku teman yang salah dan
mana perilaku teman yang baik dan benar.
Ada banyak sekali macam-macan perilaku menyimpang remaja seperti mulai
mengenali rokok dan narkoba yang awalnya hanya coba-coba tapi rasa mencoba itu
akan membuat kita menjadi ketagihan sehingga susah untuk berhenti dari
ketergantungan rokok atau narkoba tersebut, yang menyebabkan kita sakau dan
untuk menghentikan ketergantungan tersebut harus dengan cara di
rehabilitasi (untuk pencandu narkoba). Dan masih banyak lagi perilaku-perilaku
menyimpang remaja lainnya seperti masuk geng motor, suka tawuran, mabuk-mabukan
dll.
Mari kita jauhi perilaku-perilaku menyimpang
tersebut karena hal tersebut akan merugikan diri sendiri, sebaiknya kita
gunakan masa-masa remaja kita dengan hal-hal yang positif dan juga bermanfaat
bagi diri sendiri, orangtua dan juga bangsa.
Teman-temanku yang saya banggakan,
Walaupun orang tua kita tidak mengajarkan secara
penuh agar kalian menjadi orang baik tetapi keinginan mereka sudah pasti ingin
anak-anaknya menjadi orang yang baik-baik. Tidak satu orang tua pun
menginginkan anaknya berprilaku buruk.
Karenanya kalian tidak perlu menyalahkan orang
tua atau pun orang lain tetapi diri kalian sendirilah yang harus sudah bisa
menjaga diri dan bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
Pilihlah lingkungan dan teman-teman gaul secara
selektif. Jangan asal senang. Jika lingkungan itu akan menjerumuskan kalian
lebih baik tidak mendekatinya sama sekali. Banyak tempat gaul yang positif yang
bisa kalian pilih baik di sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
Sampai disini yang bisa saya sampaikan dalam
pidato ini, kalau ada kesalahan mohon maklum.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Generasi Muda Berakhlak Mulia
Dengan Menjadi Insan yang Kreatif, Inofatif, Prestatif
dan Solehah
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada Allah SWT, yang mana pada saat ini
kita masih masih diberi kesempatan untuk menjalani hidup dan memperbaiki hidup,
sehingga atas rahmat-Nya kita bisa berkumpul bersama di Sekolah kita yang
tercinta ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah para sahabatnya,
para tabi’in dan tabi’atnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya. limpahkan
kepada junjunan alam yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, Amin.
Tak lupa saya ucapkan terimakasih,
kepada Ibu Guru dan rekan-rekan yang telah mengijinkan saya berbicara di depan,
meskipun sesungguhnya saya sadar, saya bukanlah pembicara terbaik di muka bumi
ini, maka dari itu saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyampaian
pidato ini. Baiklah saya tidak akan menyia-nyiakan
kesempatan kali ini untuk menyampaikan sekedar gagasan. Yang akan saya
sampaikan pada pidato kali ini yaitu tentang
” Generasi Muda Berakhlak Mulia
Dengan Menjadi Insan yang Kreatif,
Inofatif, Prestatif dan Solehah”
Pada hakikatnya, kita sebagai
generasi muda dituntut untuk kreatif, Inovatif, Prestatif dan Soleh. Karena
banyak hal yang harus kita hadapi, yang harus kita jalani di bumi ini, tentunya
kita tidak akan bisa selalu menggantungkan diri kepada siapapun.
Kreativitas
Apakah kreatif itu? Menurut situs kamus besar bahasa
Indonesia bahwa kreatif adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk
menciptakan. Ada juga yang mengatakan bahwa kreativitas adalah dinamika yang
membawa perubahan yang berarti, entah dalam dunia kebendaan, dunia ide, dunia
seni, atau struktur sosial. Dikatakan juga bahwa kreativitas merupakan
kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan
pengungkapan yang unik, berbeda, orisinil, sama sekali baru, indah, efisien,
tepat sasaran, dan tepat guna.
Kreatifitas sangat dituntut sekali, karena tanpa
kreatifitas hidup ini akan terasa bosan, yang kita hadapi setiap harinya hanya
itu-itu saja. Oleh karena itu kita harus kreatif dalam melakukan hal apapun.
Inovatif
Sedangkan inovatif adalah yang bersifat
memperkenalkan sesuatu yg baru; atau bersifat pembaruan (kreasi baru), dalam
kata lain penemuan atau penciptaan alat atau proses baru, baik dalam konteks
teknik atau dalam konteks cara berfikir.
Teman-teman tentunya menginginkan
sosok jiwa yang kreatif, inovatif dan prestatif. Lantas, bagaimana menjadi
generasi prestatif? Menurut Ust. Irsyad Azizi, Lc. Ada beberapa hal yang harus
kita lakukan jika ingin menjadi generasi prestatif. Pertama, motivasi dan orientasi yang suci. Ya, semua yang kita
lakukan harus mengarah ke satu tujuan yaitu ridho Allah Swt. tidak ada
niat lain atau mencari muka di depan manusia. Kita harus terus bekerja walau
tidak ada yang memuji pekerjaan-pekerjaan besar yang kita lakukan. Kedua, kerja keras. tidak ada
kesuksesan tanpa perjuangan yang berat. Semuanya harus dibayar dengan harga
mahal, yaitu pengorbanan. Prestasi tinggi lahir dari perjuangan yang tak
mengenal putus asa, Mustahil menginginkan sesuatu tanpa usaha yang maksimal.
Rasulullah dan para sahabat adalah
teladan dalam hidup kita, mereka adalah sejarah tentang keuletan tiada tara,
dengan itu mereka mengembarn risalah dan mencapai puncak kesuksesan. Entah
berapa liter darah yang mereka persembahkan dalam perjuangan. entah berapa
liter keringat yang mereka peras di medan juang. Kancah perjuangan bagi mereka
nyaris tiada henti. Begitu juga denga para tabi'in, lihatlah Imam Syafi'i,
pemilik kitab Riyadusholihin yang hanya berumur empat puluh lima tahun, namun
mampu menebar karya yang menggunung. Apa kunci kesuksesanya? ternyata jawabannnya
adalah kerja keras.
Imam Ibnu Jarir At Thabari, pemilik
kitab tafsir yang mashur, selama empat puluh tahun ia bercengkrama dengan tinta
dan buku. Setiap hari ia menulis sebanyak empat puluh lembar. Bila ditoatal,
karya tulisnya mencapai angkay lima ratus delapan puluh lembar. Sungguh angka
yang tidak pernah mampu dicatat oleh penulis manapun sepanjang sejarah dunia
terkembang.
Dengar pula pengakuan Ibnul Jauzi
misalnya: "Aku telah menulis dengan jari-jari tanganku ini sebanyak dua
ribu jilid buku, sebanyak seratus ribu orang taubat melalui tanganku, dan
sebanyak dua puluh ribu orang Yahudi dan Nashrani juga masuk Islam melalui
tanganku."
Mari menghitung diri, aina nahnu min
haulaa`? Baru berapa nilai kesungguhan kita bila dibandingkan dengan kerja
mereka. Lalu sudah pantaskah kita berharap prestasi setinggi yang mereka
torehkan, sementara santai masih menjadi hiasan hari-hari kita?
Ketiga: Komunikasi
langit. Generasi prestatif adalah mereka yang tidak hanya mengandalkan kerja
keras belaka,tapi ada faktor x di balik semua itu. Doa tanpa usaha sama saja
bohong tapi kalo usaha tanpa doa sama dengan sombong. Maka dua hal ini harus
sejalan seiring.
Keempat adalah ruh
tasabuq yaitu mental berkompetensi, generasi prestatif adalah mereka yang
memahami ayat "fastabiqul khairat" berlomba-lombalah dalam kebaikan.
Mereka demikian ambisius dalam berbuat kebaikan meski mengorbankan segala yang
mereka miliki.
Jika harus jujur, sesungguhnya
mental kompetisi positif inilah yang mulai luntur dalam generasi muda, Alih-alih
menjadikan agama dan prestasi akademis sebagai objek kompetisi, mayoritas kita
malah sibuk menumpuk keunggulan dalam aksesoris duniawi. Lebih parah lagi,
tidak sedikit generasi muda yang bangga menumpu maksiat, naudzubillah. Butuh
waktu memang untuk menciptakan kondisi lingkungan yang berkompetisi dalam
kebaikan. Tapi semuanya akan tetap menjadi mimpi bila tidak dimulai dari
sekarang, dari lingkungan terkecil sekalipun. Jadi, mulai sekarang pada hari
ini dan detik ini marilah kita berfikir, marilah kita bersama-sama berjuang
untuk menjadi insan yang kreatif, inovatif, prestatif dan solehah.
Demikian pidato kali ini saya sampaikan, mudah-mudahan bisa bermanfaat
khususnya bagi saya, umumnya untuk kita semua dan semoga kemudahan ada bersama kita
untuk menjadi generasi muda yang kreatif, inovatif, prestatif dan solehah.
Terimakasih atas perhatiannya, sekali lagi saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penyampaian pidato ini. Assalamu’alaiku Wr.Wb.
Berlomba-Lomba Dalam Kebaikan
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Tiada kata
yang pantas untuk diucapkan kecuali memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik, dan hidayahNya kepada kita
sekalian. Sehingga kita masih dapat menikmati anugrah terindahNya berupa
kesehatan dan kebahagiaan.
Taklupa
semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada jungjunan kita Nabi
Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya, kepada kita semua, serta kepada
seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikan sebagai uswatun hasanah,
suri tauladan yang baik.
Allah Ta’ala
telah memberikan berbagai nikmat-Nya kepada kita semua yang tentunya harus kita
syukuri dengan cara: yang pertama, kita meyakini dalam hati bahwa nikmat-nikmat
tersebut datangnya dari Allah semata, yang merupakan karunia-Nya yang diberikan
kepada kita; yang kedua, mengucapkan rasa syukur kepada-Nya melalui lisan-lisan
kita dengan cara memuji-Nya; dan yang ketiga, mempergunakannya sesuai dengan
apa yang Allah kehendaki.
Di antara
nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita adalah harta dan sehatnya anggota
badan seperti lisan, tangan, kaki dan lainnya. Semua nikmat itu harus kita
gunakan untuk ketaatan kepada Allah dengan cara menginfakkan harta yang kita
miliki di jalan kebenaran, membiasakan lisan kita untuk senantiasa berdzikir
kepada-Nya dengan dzikir-dzikir yang telah diajarkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam haditsnya yang shahih, mengucapkan ucapan yang baik,
beramar ma’ruf nahi munkar dan sebagainya.
Berlomba
dalam menggapai dunia bukan hal yang asing lagi di tengah kita. Untuk masuk
perguruan tinggi terkemuka kita dapat menyaksikan sendiri bagaimana setiap
orang ingin dapat yang terdepan. Bagaimana bisa kita kisa saksikan banyak orang
yang berlomba untuk mendapat penghidupan yang bahagia kelak,namun amat jarang
kita perhatikan orang-orang berlomba dalam hal akhirat.
Sedikit
orang yang mendapat rahmat Allah yang mungkin sadar akan hal ini. Cobalah saja
perhatikan bagaimana orang-orang lebih senang menghafal berbagai tembangan
‘nyanyian’ daripada menghafalkan Al Qur’an Al Karim. Bahkan lebih senang
menjadi nomor satu dalam hal tembangan, lagu apa saja yang dihafal, daripada
menjadi nomor satu dalam menghafalkan Kalamullah.
Di dalam
shalat jama’ah pun, kita dapat saksikan sendiri bagaimana ada yang sampai
menyerahkan shaf terdepan pada orang lain. “Silahkan, Bapak saja yang di
depan”, ujar seseorang. Akhirat diberikan pada orang lain. Padahal shaf
terdepan adalah shaf utama dibanding yang di belakangnya bagi kaum pria.
Demikianlah
karena tidak paham dalam hal menjadi nomor satu dalam kebaikan akhirat sehingga
rela jadi yang terbelakang.
Ayat yang
patut direnungkan bersama pada kesempatan kali ini adalah firman Allah Ta’ala
dalam Surat Al-Baqarah 148 yang Artinya :
“ Dan bagi
tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 )
Isi
kandungan ayat diatas adalah :
Setiap umat
mempunyai kiblat, umat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menghadap ke ka’bah, Bani
Israil dan orang-orang Yahudi menghadap ke Baitul Maqdis, dan Allah telah
memerintahkan supaya kaum muslimin menghadap ka’bah dalam shalat. Oleh karena
itu, hendaknya kaum muslimin bersatu, bekerja dengan giat, beramal, bertobat
dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan dan tidak menjadi fitnah atau cemooh
dari orang-orang yang ingkar sebagai penghambat..
Allah akan
menghimpun seluruh manusia untuk dihitung dan diberi balasan atas segala amal
perbuatannya. Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada yang dapat
melemahkannya untuk mengumpulkan seluruh manusia pada hari pembalasan.
Kemuliaan manusia bisa kita pahami dari iman dan amal saleh atau kebaikannya
dalam bersikap dan bertingkah laku di mana pun dia berada dan dalam keadaan
bagaimanapun situasi dan kondisinya. Itu sebabnya semakin banyak perbuatan baik
yg dilakukannya maka akan semakin mulia harkat dan martabatnya di hadapan Allah
SWT.
Paling tidak
ada dua kriteria tentang kebaikan yang diterima oleh Allah SWT. Pertama ikhlas
dalam beramal yakni,Pertama ,melakukan suatu amal dengan niat semata-mata
ikhlas krna Allah SWT atau tidak riya dalam arti mengharap pujian dari selain
Allah SWT. Karena itu dalam hadis yg terkenal Rasulullah saw bersabda yang
artinya “Sesungguhnya amal itu sangat tergantung pada niatnya”. Kedua
melakukan kebaikan itu secara benar hal ini krna meskipun niat seseorang sudah
baik bila dalam melakukan amal dengan cara yg tidak baik maka hal itu tetap
tidak bisa diterima oleh Allah SWT karen ini termasuk bagian dari mencari
selain Islam sebagai agama hidupnya yang jelas-jelas akan ditolak Allah SWT
sebagaimana yg sudah disebutkan pada ayat di atas.
Akhirnya
menjadi jelas bagi kita bahwa hidup ini harus kita jalani untuk mengabdi kepada
Allah SWT yang terwujud salah satunya dalam bentuk melakukan kebaikan dan
masing-masing orang harus berusaha melakukan kebaikan sebanyak mungkin sebagai
bentuk kongkret dari perwujudan kehidupan yg baik di dunia dan ini pula yang
akan menjadi bekal bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di akhirat kelak.
Selain itu,
terdapat juga hadist yang berbunyi sebagai berikut :
“Bersegeralah
kalian untuk melakukan amal shaleh, karena akan terjadi bencana yang menyerupai
malam yan gelap gulita, yaitu seseorang di waktu pagi dia beriman tetapi pada
waktu sore dia kafir, atau pada waktu sore ia beriman tetapi pada waktu paginya
ia kafir, dia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia.”
Dari
penjabaran diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa manusia tak lepas dari
sebuah dosa. Dimanapun kita berada pasti kita sering melakukan dosa setiap
harinya ,entah kita sadari atau tidak.
Dimanapun
kaki ini menginjak dan dimanapun nafas ini masih menghembus, jalankanlah
perintah berlomba-lombalah dalam kebaikan sesuai dengan maksud yang ada.
Demikianlah
yang dapat saya sampaikan.
Taqabbalallaahu
minna waminkum taqabbal yaa kariimu,
wassalaamu' alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Semangat
untuk Menggapai Cita-Cita
Assalamualaikum
Wr. Wb
Marilah kita
panjatkan puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT, karena dengan berkah dan
rahmat-Nya kita bisa berkumpul di hari yang berbahagia ini.
Saya
mengucapkan terima kasih karena saya telah diperkenankan untuk berdiri disini
menyampaikan pidato yang bertema “Semangat untuk Menggapai Cita-Cita “.
Pada
kesempatan kali ini, saya ingin mengajak kita semua untuk mengingat betapa
pentingnya memiliki cita-cita. Apakah memiliki cita-cita akan berpengaruh dalam
kehidupan kita ? Saya berharap pada kesempatan kali ini kita semua menjadi
tahu, seberapa besar pengaruh cita-cita dalam kehidupan kita.
Cita-cita
bagi banyak orang mempunyai dua definisi. Bagi sebagian orang cita-cita itu
adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi
belaka. Bagi orang yang menganggap cita-cita itu adalah tujuan hidup, maka
cita-cita itu akan dijadikan bahan bakar yang dapat membakar semangat untuk
terus melangkah maju dengan tujuan yang jelas dalam menjalani kehidupan. Namun
bagi orang-orang yang mengangap cita-cita itu hanyalah mimpi belaka maka
cita-cita itu tak lebih dari khayalan atau hanya menjadi mimpi pengantar tidur
tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju.Hal ini lah yang
menyebabkan mereka hidup dengan tujuan yang tidak jelas.
Memiliki
cita-cita sangat penting sekali, begitupun dengan usaha untuk menggapainya.
Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran
rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita
bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas
sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi. Kerja keras sangat
dibutuhkan dalam hal ini. Tentunya kita sebagai pelajar tahu apa yang harus dilakukan
untuk menggapai cita-cita, yakni dengan belajar dengan giat dan selalu percaya
bahwa masa depan adalah milik kita, kita yang akan menjadi ujung tombak masa
dea depan, kita yang akan mengatur masa depan, kalau bukan kita siapa lagi ?
Dan yang
selalu menjadi kendala bagi kita untuk menggapai cita-cita adalah sikap yang
terlalu berleha-leha, malas, dan terlalu menggantungkan diri kepada orang lain.
Saya merasa generasi muda saat ini banyak didoktrin dengan kata-kata yang
salah, salah satu contohnya generasi muda saat ini selalu berkata ‘’ Gimana
nanti aja’’ padahal yang benar adalah “Nanti gimana ?’’. Inilah yang menunjukan
kita sebagai generasi muda yang berleha-leha. Dan Yang terparah ketika kita
menggantungkan diri kita kepada orang lain termasuk pada orang tua kita. Karena
orang tua kita sukses kita menjadi tenang, yakin bahwa di masa depan kita akan
sukses juga, atau bahkan malah berleha-leha dalam menghadapi masa depan tanpa
belajar dan berlatih dengan tekun. Tentu saja ini perbuatan yang salah karena
kunci sukses di masa depan itu Ketekunan bukan keturunan. Masa depan adalah
refleksi kehidupan kita saat ini. Kehidupan yang kita pilih saat ini menjadi
sebuah cerminan lain dari kehidupan kita di masa mendatang. Keberanian kita
mengambil resiko hari ini bisa jadi menjadi kesuksesan tak terduga di masa
depan kita.
Dari kecil
kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan
cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya
cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja
keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.
Cita-cita
yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas,
inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung
tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk
menghayal yang tidak-tidak. Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu
mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak
tercapai.
Oleh karena
itu, mulai sekarang kita tidak boleh ragu-ragu atau bahkan malu dalam memilih
cita-cita, karena tidak ada yang tidak mungkin kalu kita mau berusaha dan
bekerja keras. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk
menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang
berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa
mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca.
Cita-cita
bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah
tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-cita ingin memiliki harta yang
banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang
bagus dan segudang cita-cita lainnya. Tapi jangan lupa dengan cita-cita setelah
kita mati nanti yaitu masuk surga. Masuk surga pun harus kita perjuangkan
selama kita hidup di dunia karena hidup kita pada dasarnya adalah untuk ibadah
dan merupakan ujian Tuhan kepada kita. Kita mati tidak membawa apa-apa selain
amal ibadah kita.
Semoga apa
yang telah saya katakan tadi bermanfaat bagi kita semua yang ada disini. Mohon
maaf bila banyak kesalahan dalam penyampaian, karena kesempurnaan hanya milik
Allah dan kekhilafan adalah milik kita sebagai manusia. Ahkir kata selamat dan
sukses meraih cita-cita
Wasssalamualaikum
Wr.Wb
Pengembangan Diri
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan berkat dan Rahmat-Nya kita bisa berkumpul di
tempat yang indah ini.
Perkenalkanlah pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pembahasan mengenai
konsep diri.
Konsep diri dapat didefinisikan sebagai
keyakina, penilaian atau pandangan seseorang terhadap dirinya. Orang yang
memiliki konsep diri negatif memiliki ciri-ciri :
Meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, malang, tidak
kompeten, gagal, tidak menarik, tidak disukai, atau bodoh.
Orang yang memiliki konsep diri negatif
akan bersikap pesimistis terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya.
Mereka adalh tipe orang yang gagal sebelum berperang, tidak melihat sebuah
kesempatan sebagai sebuah tantangan, melainkan sebagai suatu masalah.
Sebaliknya, orang yang memiliki konsep
diri yang positif akan memandang kehidupan secara optimis. Mereka penuh dengan
rasa percaya diri, siap menghadapi tantangan sekaligus siap menghadapi kegagaln
yang mungkin sesekali mereka temui. Namun kegagaln itu tidaklah membuat mereka
‘mati’, namun kegagalan menjadi sebuah pelajaran untuk menjadi lebih baik.
Dalam hal ini saya ingin menekankan dengan
sebuah pertanyaan, “Bukankah sebagai manusia yang diciptakan Tuhan Yang Maha
Kuasa kita seharusnya memanfaatkan segala kelebihan yang diberikan oleh-Nya?”
adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri adalah sebagai berikut:
Kegagalan:
Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada
diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak
pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna.
Tidak jarang orang yang merasa dirinya gagal terjebak pada penilaian negatif
terhadap dirinya sendiri, misalnya bunuh diri. Bukankah Tuhan sendiri melarang
manusia untuk membunuh dirinya sendiri. Dalam hal ini secara filosofis, Tuhan
memang menghargai apa yang diciptakan-Nya.
Depresi:
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung
negatif dalam memandang dan menanggapi segala sesuatunya, termasuk menilai diri
sendiri.
Kritik Internal:
Terkadang, mengkritik diri sendiri memang dibutuhkan untuk menyadarkan
seseorang akan perbuatan yang telah dilakukan. Kritik terhadap diri sendiri
sering berfungsi menjadi regulator atau rambu-rambu dalam bertindak dan
berperilaku agar keberadan kita diterima oleh masyarakat dan dapa t beradaptasi
dengan baik.
Pola Asuh Orang Tua:
Pola asuh orang tua turut menjadi faktor signifikan dalam mempengaruhi konsep
diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak akan
menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri
sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan
menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk
disayangi dan dihargai dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya
sehingga orang tua tidak sayang.
Mengubah Konsep Diri:
Seringkali diri kita sendirilah yang menyebabkan persoalan bertambah rumit
dengan berpikir yang tidak-tidak terhadap suatu keadaan atau terhadap diri kita
sendiri. Namun, dengan sifatnya yang dinamis, konsep diri dapat mengalami
perubahan ke arah yang lebih positif.
Bersikap Objektif dalam Mengenali Diri
Sendiri:
Hargailah diri sendiri. Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita
selain kita sendiri. Jikalau kita tidak bisa menghargai diri sendiri, tidak
dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri, tidak mampu memandang hal
hal baik dan positif terhadap diri sendiri, bagaimana kita bisa menghargai
orang lain dan melihat hal hal baik yang ada dalam diri orang lain secara
positif? Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain akan
menghargai diri kita?
Jangan Memusuhi Diri Sendiri:
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam
diri sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan
pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan
kenyataan diri sejati. Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa
frustasi yang dalam serta konsep dirinya makin lemah dan negatif.
Berpikir Positif dan Rasional:
Dalam memiliki konsep diri positif, seseorang dapat memiliki rasa percaya diri kuat
yang menampilkan sosok pribadi yang menarik. Seseorang yang selalu berpikir
positif memiliki Inner Beauty. Kecantikan dalam batin adalah cerdas, ramah,
murah senyum, punya banyak teman, dan rendah hati. Kecantikan tubuh akan
dianggap lebih berarti jika disertai kecantikan batin. Hanya saja banyak kaum
hawa yang belum sepakat dengan konsep bahwa kecantikan batin atau inner beauty
akan lebi habadi daripada sekedar kecantikan fisik yang akan memudar dimakan
usia.
Demikian pidato yang dapat saya sampaikan pada
kesempatan ini, semoga bisa bermanfaat untuk pengembangan diri kita agar lebih
baik dan baik lagi baik.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Komentar