IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, seni, dan budaya mendorong perubahan kebutuhan dan kondisi serta menimbulkan berbagai macam tantangan yang semakin kompleks. Kondisi tersebut akan memberi dampak luas dan bervariasinya manajemen pendidikan termasuk timbulnya beberapa konflik yang terjadi dalam sebuah lembaga. Banyaknya tugas manajemen pendidikan, termasuk kepala sekolah dalam mendorong visi, misi, dan melakukan inovasi di sekolah, kepala sekolah akan dihadapkan pada berbagai tantangan, tentunya konflik juga timbul sebagai akibat dari perubahan sekolah, semakin maju dan berkembangnya suatu sekolah tentunya semakin banyak konflik.
Di dalam sebuah lembaga pendidikan konflik dapat di alami oleh berbagai pihak, baik konflik internal yaitu antara murid dengan murid, guru dengan guru, murid dengan staff sekolah, staff sekolah dengan guru atau konflik eksternal yang terjadi antar sekolah dengan sekolah, sekolah dengan ali murid ataupun dengan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena sekolah merupakan tempat berkumpul dari semua karakteristik sifat dan sikap yang berbeda-beda, mereka saling bertemu dan saling bersosialisasi di dalam sekolah.
Dalam hal seperti ini peran seorang Manajer yaitu Kepala Sekolah sangat berpengaruh dalam mengelola sebuah konflik. Kepala Sekolah dituntut untuk dapat mengendalikan semua yang terjadi dalam sekolah. Sehingga para guru dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Banyak orang yang memandang konflik sebagai hal yang negatif dan harus di hindari. Namun pada dasarnya apabila kita mampu mengendalikan atau mengelola konflik dengan baik tentunya konflik tersebut akan memberikan manfaat yang positif untuk diri sendiri maupun orang lain. Sejumlah tokoh memulai karirnya sebagai pemimpin politik dengan menciptakan konflik untuk menciptakan perubahan. Kemudian mereka mengelola konflik dengan baik agar menjadi hal yang positif dan menggerakkan para pengikutnya untuk menghancurkan rezim yang berkuasa dan menggantinya dengan rezim yang baru.
Rasulullah SAW adalah sebaik-baiknya teladan dalam membelajarkan anak. Beliau berhati lembut, bersikap sabar, bertutur kata halus, berperilaku santun, dan sangat menghargai proses atau tahapan perkembangan anak. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 :
Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia menyebut Allah.[1]
 Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri  merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai manajemen konflik yang baik. Madrasah Ibtidaiyah An-Noor berbeda dengan Madrasah Ibtidaiyah pada umumnya, yang mana sekolah ini memiliki cara cara tertentu untuk mengatasi  dan mencegah konflik yang terjadi di dalam sekolahan mauapun luar sekolahan. Hal ini terjadi karena adanya kerja sama yang baik dan berjalan secara harmonis di antara semua aspek yang terkait dalam sekolah. Hubungan baik di antara satu sama lain di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri yang penulis perhatikan berlangsung harmonis dan menyenangkan namun tentu terkadang terjadi konflik di dalamnya. Konflik tersebut terjadi karena berbagai hal seperti perbedaan pendapat, latar belakang dan sebagainya. Dan konflik yang pernah terjadi di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri salah satunya adalah konflik yang terjadi antara guru dan siswanya dimana siswa jarang ada yang mau mendengarkan saat guru mengajar di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor  Karangasri mungkin di karenakan kurangnya kemapuan mengajar guru yang rata-rata masih muda membuat para siswa tidak takut kepada para guru.
  Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan yang penulis uraikan di atas, penulis berminat untuk melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul : “ Implementasi Manajemen Konflik dalam upaya meningkatkan Kualitas Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Tahun ajaran 2016/2017”.
B.     Fokus Penelitian.
Dari uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Implementasi Manejemen Konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi Tahun 2016/ 2017.
C.    Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, permasalahan yang sangat pokok dalam penyusunan skripsi ini adalah :
1.      Bagaimana cara implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Ngawi Tahun 2016/2017?
2.      Bagaimana  kekurangan dan kelebihan dalam imlpementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Ngawi Tahun 2016/2017 ?
3.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Ngawi Tahun 2016/2017 ?
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian :
1.      Untuk mengetahui cara implementasi Manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Tahun ajaran 2016/2017.
2.      Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri tahun ajaran 2016/2017.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Tahun ajaran 2016/2017.
E.     Manfaat Penelitian.
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :
1.      Secara Teoritik.
Menambah wawasan bagi lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan formal maupun non formal untuk mengelola manajemen konflik dengan benar untuk meningkatkan Kualitas Pendidikan.
2.      Secara Praktis.
a)      Untuk sekolah: Sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan lebih lanjut.
b)      Untuk Guru dan Kepala sekolah: Memberikan informasi agar lebih baik dalam mengelola  konflik yang terjadi di sekolah.
c)      Untuk penulis: Menambah pengetahuan tentang manajemen konflik,menambah wawasan bagaimana cara mengelola konflik di sekolah dan menjadikan hasil dari mengelola konflik sebagai hasil yang positif.
F.     Metode Penelitian.
Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah :
1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian.
Menurut jenisnya adalah penelitian field research (Penelitian Lapangan), karena yang diteliti adalah sesuatu yang ada di lapangan secara langsung.[2] Dalam hal ini, objek yang diteliti adalah  Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi. Penelitian lapangan ini bersifat kualitatif, yaitu berupa penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif  berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Penelitian ini bersifat deskriptif karena bermaksud menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya, dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai pengumpulan data.
Alasan peneliti manggunakan jenis penelitian deskripsi adalah karena dengan penelitian ini mampu memberikan gambaran yang menyeluruh dan jelas terhadap situasi satu dengan situasi sosial yang lain atau dari waktu tertentu dengan waktu yang lain, atau dapat menemukan pola-pola hubungan antara aspek tertentu dengan aspek yang lain. Penelitian diskripsi menggambarkan sebuah manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi Tahun 2016/2017.
2.      Kehadiran Peneliti.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret hingga April tahun 2017 yang berawal dari pengajuan izin penelitian. Surat izin penelitian dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Manajemen Pendidikan Islam, Institut Agama Islam (IAI) Ngawi. Melalui Surat izin tersebut memulai penelitian dengan melakukan wawancara dengan Kepala MI, Wakil Kepala MI, Guru-guru dalam kurun waktu Maret hingga April 2016.
Pengamatan dilakukan terhadap konflik yang terjadi di sekolah, aktifitas sekolah, dan situasi sekolah dilakukan selama periode tersebut.


3.      Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Madarsah Ibtidaiyah (MI) AN-NOOR. beralamat di Jalan Sukowati No. 40 Gg. Masjid RT 03 RW 03 Desa Karangasri Kabupaten Ngawi.
Sekolah ini memiliki visi membangun pendidikan yan islami berlandaskan ilmu pengetahuan agama dan umum yang seimbang,berwawasan luas,berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi telah mengimplementasikan Manajemen Konflik.
4.      Sumber Data.
Dalam hal ini, yang menjadi subjek penelitian adalah manajemen konflik dengan sumber data, sebagai sumber penilaian adalah :
a.       Kepala Sekolah.
Sebagai informasi utama untuk mengetahui bagaimana perjalanan Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Ngawi sejak berdiri hingga saat ini dengan segala perkembangannya serta bagaimana manajemen konflik di sekolah tersebut.
b.      Guru-guru.
Sebagai penggerak dari sekolah yang digunakan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Ngawi. Adapun jumlah keseluruhan guru yang ada adalah 17 orang.
5.      Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada beberapa prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu :
a.       Metode Interview.
Metode ini disebut juga dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer).[3]
Dalam hal ini penulis akan melakukan wawancara langsung dengan Kepada Sekolah dan guru-guru.
b.      Metode Observasi.
Observasi atau pengamatan kegiatan adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, pengamatan yang bersifat sistematik dan selektif dengan menggunakan indera penglihatan serta mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi, dengan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.[4]
Dalam penelitian ini metode observasi untuk mengumpulkan data antara lain : Mengamati lokasi penelitian dan lingkungan sekitar Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Ngawi untuk mendapat data tentang gambaran umum lokasi penelitian.
c.       Metode Dokumentasi.
 Dokumentasi, asal dari katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. [5]
 Metode ini digunakan untuk mengetahui data letak geografis, jumlah guru, keadaan siswa, dan sarana prasarana, serta panduan kurikulum yang digunakan di Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Ngawi.
6.      Analisis Data.
Dalam menganalisis data, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu: prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang teramati.12  yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Pertama reduksi data, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data bisa dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.[6]
Kedua penyajian data, Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa di lakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya.[7]
Ketiga penarikan kesimpulan, Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.[8]




7.       Pengecekan Keabsahan Temuan.
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.14
a.       Triangulasi sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan beberapa sumber data tersebut.
b.      Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengancara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner.
c.       Triangulasi waktu. Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itudalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan cara wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda. Kaitannya dengan penelitian ini, keseluruhan triangulasi tersebut akan digunakan untuk mengkroscek data yang telah diperoleh dari sumber data, antara lain: anak-anak yang belajar, guru-guru yang mengajar dan Kepala Sekolah yang berada di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi.
8.      Tahapan-tahapan Penelitian.
           Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a)      Tahap Pra-Lapangan (studi pendahuluan).
     Kegiatan yang dilakukan adalah: (a) mencari isu tentang manajemen konflik yang unik, menarik, dan layak untuk dijadikan topik penelitian, (b) berdasarkan isu tersebut, akhirnya dipilihlah topik Implimentasi manajemen konflik di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi, (c) melakukan pengkajian literature, (d) menetapkan subtansi penelitian, (e) proposal penelitian yang diajukan dan dikonsultasikan dengan pembimbing, (f) setelah mendapat persetujuan pembimbing, kemudian dilaksanakan seminar proposal dan mengurus izin penelitian.
     Peneliti ingin mengetahui bagaimana Implementasi Manajemen Konflik di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi dengan mengobservasi keadaan setempat untuk mencari isu-isu yang dapat dikembangkan. Setelah menemukan beberapa isu, maka peneliti berdiskusi dengan beberapa pihak untuk memperkecil lingkup masalah agar lebih fokus. Setelah memilih isu yang hendak dibahas,peneliti mulai fokus memperhatikan masalah tersebut.
b)      Tahap pekerjaan lapangan.
     Tahapan studi terfokus yang dilakukan di lapangan dengan kegiatan pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan, dan pengkajian dokumen. Pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti mulai melakukan penelitian melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap peneliti adalah instrumen pengumpulan data. Peneliti melakukan wawancara terhadap Kepala Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi, Wakil Kepala MI, dan guru.
     Setelah itu hasil wawancara dibandingkan dengan hasil observasi dan peneliti mulai mengolah dan mendeskripsikan data yang didapat di lapangan berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumen yang didapat sehingga triangulasi digunakan lebih akurat.



c)      Tahap analisis data.
     Secara operasional dibaca berulang-ulang untuk dipilih yang terkait dengan fokus penelitian dan diberi kode berdasarkan sub fokus penelitian dan sumbernya. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis data untuk membuat kesimpulan sementara dan mereduksi data hingga akhirnya peneliti mampu membuat kesimpulan akhir dari proses penelitian dilapangan.
d)      Tahap Pelaporan Hasil Penelitian.
     Dalam tahap pelaporan ada beberapa tahap yaitu:(a) mencari isu tentang manajemen konflik pendidikan yang unik, menarik, dan layak untuk dijadikan topik penelitian, (b) berdasarkan isu tersebut, akhirnya dipilihlah topik Implimentasi manajemen konflik di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi, (c) melakukan pengkajian literature, (d) menetapkan subtansi penelitian, (e) menyusun proposal penelitian yang diajukan dan dikonsultasikan dengan pembimbing, (f) setelah mendapat persetujuan pembimbing, kemudian dilaksanakan seminar proposal dan mengurus ijin penelitian. (g) Melakukan ijin penelitian di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi. (h) Menggali data untuk mendapatkan latar belakang, tinjauan pustaka, metode penelitian, penyajian atau pemaparan data temuan dan pembahasan, dan penarikan kesimpulan yang ditulis secara naratif yaitu skripsi.
G.    Sitematika Pembahasan.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh, maka skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bagian Awal :
Halaman Sampul, Halaman Judul , Pernyataan Keaslian Tulisan, Lembar Persetujuan Pembimbing, Halaman Pengesahan, Motto, Halaman Persembahan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran, Pedoman Transliterasi.
Bagian Inti :
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Fokus Penelitian
C.     Rumusan masalah
D.    Tujuan Penelitian
E.     Manfaat Penelitian
F.      Telaah Pustaka
G.    Metode Penelitian
H.    Sistematika Pembahasan
BAB II : LANDASAN TEORI
A.      Tinjauan Tentang Manejemen Konflik.
B.       Tinjauan Tentang Kualitas Pendidikan.
BAB III : TEMUAN PENELITIAN
A.     Gambaran Umum  Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi
B.      Deskripsi Data
1.      Implementasi Manajemen Konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi
2.      Kekurangan dan kelebihan implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.    Analisis Implementasi manajemen konflik di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi
B.     Analisis kekurangan dan kelebihan implementasi manajemen konflik dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi
C.     Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian Akhir :       Daftar Rujukan
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup






BAB II
LANDASAN TEORITIK

A.    TINJAUAN TENTANG MANAJEMEN KONFLIK
1.      Pengertian Manajemen.
Menurut Stooner yang di kutip dalam buku Prim Masrokan Mutohar Manejemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber-sumber daya organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan.[9]
Lebih lanjut di jelaskan oleh George R. Terry dan Leslie W. Rue dalam bukunya “Dasar-Dasar Manajemen” menjelaskan bahwa manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang  kearah tujuan organisasional atau maksud-maksud nyata.[10]
Sementara itu dalam buku Siswanto Manajemen diberi batasan  sebagai berikut. Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang lain dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.[11]
Sebagai bahan perbandingan studi lebih lanjut, berikut ini disajikan pendapat para ahli mengenai batasan manajemen yang amat berbeda.
1)      John D. Millet  membatasi manajemen sebagai berikut. Management is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal (Manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang di organisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan.[12]
2)      James A. F. Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan manajemen ebagai berikut. Management is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals (Menajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi).
3)      Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard memberikan batasan manajemen sebagai berikut. Management as working with through individuals and groups to accomplish organizational goals (Manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan dan  bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi).[13]
Penjelasan tersebut menunjukan bahwa hakikat manejemen adalah menata, dan mengatur terhadap segala sesuatu kegiatan agar dapat dilakukan dengan sebaik mungkin, tepat, terarah, dan tuntas serta dapat dipertanggung jawabkan.
2.      Konflik.
a.       Pengertian
Istilah konflik berasal dari kata kerja bahasa latin configure yang berarti saling memukul. Dari bahasa latin diadopsi kedalam bahasa inggris conflict yang kemudian diadopsi kedalam bahasa Indonesia, konflik.[14]
Konflik adalah proses pertentangan yang diekspresikan diantara dua pihak atau lebih yang saling tergantung mengenai objek konflik, menggunakan pola perilaku dan interaksi konflik.[15]
Selaras dengan pengertian yang di kemukakan Wirawan, Winardi dalam bukunya Manajemen Konflik menjelaskan bahwa konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi.[16]

Ditinjau dari akar katanya configure, atau conficium yang artinya benturan menunjuk pada semua benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, pertentangan, perkelaian, oposisi, dan interaksi-interaksi yang bersifat antagonis.[17]
Sementara itu Miles dan Steers menjelaskan istilah konflik menunjuk pada suatu kondisi dimana dua kelompok tidak mampu mecapai tujuan-tujuan mereka secara simultan.[18]
Pendapat di atas sejalan dengan batasan konflik yang di berikan oleh Dubin bahwa konflik berkaitan erat dengan suatu motif, tujuan, keinginan, atau harapan dari dua individu atau kelompok tidak berjalan secara besamaan.[19]
b.      Jenis Konflik.
1)      Konflik Personal dan Konflik Interpersonal.
Konflik personal adalah konflik yang terjadi dalam diri seorang individu karena harus memilih dari sejumlah alternatif pilihan yang ada atau karena mempunyai kepribadian ganda.
Konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi dalam suatu organisasi  atau konflik di tempat kerja.[20]
2)      Konflik Interes.
Konflik interes adalah suatu situasi konflik dimana seorang individu-pejabat atau actor sistem sosial-mempunyai interes personal lebih besar lebih besar dari pada interes organisasinya sehingga mempengaruhi pelaksanaan kewajibannya sebagai pejabat sistem sosial dalam melaksanakan kepentingan (tujuan) sistem sosial.[21]
3)      Konflik Realistis dan Konflik Nonrealistis.
Konflik Realistis adalah konflik yang terjadi karena perbedaan dan ketidaksepahaman cara pencapaian tujuan atau mengenai tujuan yang  akan dicapai.
Konflik Nonrealistis adalah konflik yang terjadi tidak berhubungan dengan isu substansi penyebab konflik.[22]
4)      Konflik Destruktif dan Konflik Konstruktif.
Konflik konstruktif adalah konflik yang prosesnya mengarah kepada mencari solusi mengenai substansi konflik.[23]
Konflik destruktif, dalam konflik ini pihak-pihak yang terlibat konflik tidak fleksibel atau kaku karena tujuan konflik didefisinikan secara sempit yaitu untuk mengalahkan satu sama lain.[24]
5)      Konflik menurut bidang kehidupan.
Konflik dapat di kelompokkan menurut bidang kehidupan yang menjadi objek konflik. Namun, sering kali, suatu jenis konflik tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan dengan konflik sejumlah aspek kehidupan.[25]

c.       Dampak koflik.
1)      Dampak positif.
a.       Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja.
b.      Meningkatnya hubungan kerja yang produktif.
c.       Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi.
d.      Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik, yang dapat membuat stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat.
e.       Banyaknya kariawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan potensinya melalui pelayanan pendidikan, pelatihan, dan konseling dalam aspek kognitif,efektif dan psikomotorik.[26]

2)      Dampak Negatif.
a.       Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan serinya karyawan mangkir  pada waktu jam-jam kerja berlangsung.
b.      Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap dan perilaku teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab.
c.       Banyaknya karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk berkonsen trasi dalam pekerjaannya, muncul perasaan perasaan kurang aman, merasa tertolak oleh teman ataupun atasan, merasa tidak dihargai hasil kerjanya, timbul stress berkepanjangan.
d.      Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh teguran dari atasan.
e.       Meningkatnya kecenderungan karyawan keluar masuk dan ini disebut labor turn over.[27]
 
3.      Manajemen konflik
a.       Pengertian.
Setelah sebelumnya membahas mengenai Manajemen dan Konflik secara umum, selanjutnya dapat mengerucut kedalam pembahasan menegnai Manajemen konflik.
Menurut Wirawan “ Manajemen konflik didefinisikan sebagai proses pihak yang terlibat konflik atau pihak ketiga menyusun strategi konflik dan menerapkanya untuk mengendalikan konflik agar menghasilkan resolusi yang diinginkan”[28]. Sedangkan menurut Ross yang di kutip dalam jurnal Jefri Heridiansyah menyatakan bahwa Manajemen Konflik merupakan langkah-langkah yang di ambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan kea rah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, ataun agresif.[29]
Dari penjelasan tersebut penulis menyimpulkan bahwa manajemen konflik merupakan proses menyusun strategi yang akan di terapkan dalam mengatasi sebuah konflik yang sedang terjadi dan mengendalikan konflik tersebut untuk menghasilkan sebuah harapan yang di inginkan bersama dalam sebuah organisasi.
b.      Tujuan Manajemen Konflik.
Konflik merupakan suatu fenomena yang sering kali tidak bisa dihindari dan menghambat tujuan organisasi. Oleh karena itu Manajemen Konflik harus dilakukan secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Berikut ini adalah tujuan-tujuan dari manajemen konflik.
1.      Mencegah gangguan kepada anggota organisasi untuk memfokuskan diripada visi, misi dan tujuan organisasi.
2.      Memahami orang lain dan menghormati keberagaman.
3.      Meningkatkan kreativitas kerja.
4.      Meningkatkan keputusan melalui pertimbangan berdasarkan pemikiran berbagai informasi dan sudut pandang.
5.      Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan melalui peran serta,  pemahaman bersama, dan kerja sama.
6.      Menciptakan prosedur dan mekanisme penyelesaian konflik.
7.      Menimbulkan iklim organisasi konflik dan lingkungan kerja yang tidak menyenangkan: takut, moral, rendah, sikap saling curiga. [30]
B.     TINJAUAN TENTANG KUALITAS PENDIDIKAN.
Kualitas Pendidikan artinya kualitas : “ mutu” [31] , di dalam konteks pendidikan, pengertian kualitas atau mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Jadi pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan keluaran, baik pelayanan, dan lulusan yang sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan (pasar)nya.[32]
Menurut James A. F. Stoner dalam buku yang dikutip Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Mutu adalah perasaan menghargai bahwa sesuatu itu lebih baik dari pada yang lain.[33] Dalam konteks pendidikan, apabila sesorang mengatakan sekolah itu bermutu, maka bisa di maknai bahwa lulusannya baik, gurunya baik, gedungnya baik, dan sebagainya.
Menurut Edward Sallis dalam buku yang di kutip Muhammad Fathurrohman  dan Sulityorini bahwa sekolah bermutu bercirikan sebagai berikut:
1.      Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
2.      Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dalam makna asa komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.
3.      Sekolah memiliki investasi pada sumber dayanya.
4.      Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik ditingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif.
5.      Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrument untuk berbuat benar pada peristiwa aatau kejadian berikutnya.
6.      Sekoloah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik pernacangan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
7.      Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya.
8.      Sekolah mendorong orang yang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas, dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.
9.      Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertical dan horizontal.
10.  Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.
11.  Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang dicapai sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
12.  Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.
13.  Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai keharusan.[34]
Menurut Prim Masrokan dalam bukunya Manajemen peningkatan mutu madrasah berkaitan erat dengan pembentukan madrasah yang efektif. Madrasah yang efektif mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.      Proses belajar mengajar mempunyai efektivitas yang tinggi.
2.      Kepemimpinan kepala madrasah yang kuat.
3.      Lingkungan madrasah yang aman dan tertib.
4.      Pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif.
5.      Memiliki budaya mutu.
6.      Memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis.
7.      Memiliki kewenangan (kemandirian).
8.      Partisipasi yang tinggi dari warga madrasah dan masyarakat.
9.      Memiliki keterbukaan (transparasi) manajemen.
10.  Memiliki kemauan untuk berubah (baik secara psikologis maupun secara fisik).
11.  Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berlangsung.
12.  Responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan.
13.  Memiliki komunikasi yang baik.
14.  Memiliki akuntabilitas.
15.  Memiliki kemampuan menjaga sustainabilitas.[35]

C.     TELAAH PUSTAKA.
Dalam penulisan penelitian ini ada beberapa karya ilmiah yang di anggap relevan dengan pembahasan mengenai manajemen kurikulum, di antaranya:
Skripsi yang disusun oleh Ripin Hamsah Mahasiswa jurusan manajemen pendidikan Universitas Negeri Gorontalo tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Manajemen Konflik Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Sekolah Menengah Atas Negeri Sekota Gorontalo”. Pada skripsi ini peneliti menngunakan jenis penelitian kuantitatif.
Skripsi yang disusun oleh Irfan Ardian Mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014 dengan judul “Implementasi Manajemen Konflik di SMK AL-HASRA Bojongsari Depok”. Pada skripsi ini yang menjadi objek permasalahan hanyalah tentang manajemen konflik, tidak menyebutkan pengaruh atas manajemen konflik tersebut.
Selain penelitian studi tentang Manajemen Konflik juga di bahas di berbagai kalangan untuk memenuhi koleksi perpustakaan. Semua itu di tulis dan dipaparkan dengan sudut pandang dan karakter penulisan yang berbeda.







BAB III
TEMUAN PENELITIAN

A.    Gambaran Umum Lokasi Penelitian.
1.      Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri.
Madrasah Ibtidaiyah An-Noor  Karangasri  Ngawi didirikan pada Tahun 2008 adalah salah satu lembaga pendidikan yang berada di bawah yayasan  sosial dan pendidikan An-Noor. Dimana Yayasan sosial dan pendidikan An-Noor ini  mempunyai 3 lembaga pendidikan yang berbeda tetapi sama-sama bergerak dalam bidang pendidikan semua. Lembaga pendidikan yang berada di bawah yayasan sosial An-Noor  tersebut adalah Ra An-Noor, MI An-Noor, MTs PSA An-Noor. Akan tetapi peneliti hanya akan meneliti pada lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah An-Noor saja.
Lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri ini ini didirikan oleh yayasan untuk menindaklanjuti dari pendiri An-Noor. Selain itu, Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri didirikan sebagai bentuk kepedulian sdari para pengurus yayasan terhadap kemajuan pendidikan dikota ngawi. Dimana kota ngawi tersebut merupakan kampung halaman dari para pengurus yayasan.
Dengan berdasarkan hal tersebut dan semangat untuk mengembangkan pendidikan di kota ngawi, maka tepatnya pada tanggal                        didirikanlah lembaga pendidikan yang bercirikan keagamaan yaitu Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri yang di tandai dengan dibukanya pendaftaran siswa baru Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Ngawi.
2.      Letak Geogerafis Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri.
Madarasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri Ngawi berada di jalan Sukowati Desa Karangasri Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Madarsah ini mempunyai letak geografis yang strategis, karena terletak di desa Karangasri dekat dengan area persawahan, dan untuk menuju ke Madrasah ini dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor, bus atau bersepeda.
Dengan dukungan transportasi yang relatif mudah dan publikasi madrasah yang semakin meluas dan merata di masyarakat sekitarnya diharapkan Madrasah ini dapat diminati oleh anak-anak yang berada disekitar radius 5 km dari Madrasah. Adanya kondisi geografis yang strategis menyebabkan semakin meningkatnya murid dari tahun  ke tahun.
3.      Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri.
a.       Visi Madrasah.
“Membangun pendidikan islami yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan agama dan umum yang seimbang, berwawasan luas, berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Al Hadist”.

b.      Misi Madrasah.
“Mewujudkan cedikiawan muslim yang bertakwa, berakhlak mulia cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani, percaya diri, berkepribadian yang kuat, berwatak pejuang, mampu mengembangkan diri dan keluarga, bertanggung jawab atas pembangunan umat dan bangsa.”[36]
4.      Strugtur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri.
Setiap lembaga pendidikan memiliki struktur organisasi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas antar personal sekolah, karena itu masing-masing personal ditetapkan tanggung jawab dan tugas yang berbeda meskipun saling berkaitan. Stuktur organisasi bisa dilihat dari bagan berikut ini:[37]








Bagan 1
Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah (MI) AN-NOOR Karangasri
Tahun Pelajaran 2016/2017


Pelindung
Dr. Syamsul Balda, S.E, M.BA
(Ketua Yayasan)

Penasehat
H. Mas’ud Wahyudi




Kepala MI
Agus Setiawan,S.Pd.I


Komite
Subandri

Wakil Kepala MI
Nafi’ Afandi,S.Pd.I

Kepala Tata Usaha
Farida Dwi N.S

Waka Kurikulum
Ajid Setiono,S.Pd.I

Waka Sarpras
Istri Asih,S.Pd.I

Petugas Kebersihan
Lagiono

Dewan Guru

Siswa
 

















Adapun mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing komponen dalam struktur organisasi Madrasah Ibtidaiyah (MI) AN-NOOR Karangasri adalah sebagai berikut:
a.       Kepala Sekolah
Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manager, Administrator Dan Supervisor, Leader, Inovator, Motivator (EMAS LIM). Jadi, semua kegiatan yang dilakukan disekolah berada dibawah tanggung jawab kepala sekolah.
1)   Kepala sekolah selaku edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
2)    Kepala sekolah selaku manager
Kepala sekolah selaku manager mempunyai tugas :
a) Menyusun perencanaan
b) Mengorganisasikan kegiatan
c) Mengarahkan kegiatan
d) Mengkoordinasikan kegiatan
e) Melaksanakan pengawasan
f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan
g) Menentukan kebijaksanaan
h) Mengadakan rapat
i) Mengambil keputusan
j) Mengatur proses belajar mengajar
k) Mengatur administrasi, ketata usahaan, siswa, ketenagaan secara prasarana, keuangan, atau RAPBM
l) Mengatur organisasi siswa intra sekolah
m) Mengatur hubungan madrasah dengan masyarakat dan instansi terkait.
3)    Kepala sekolah selaku administrator
Kepala sekolah selaku administrator memiliki tugas berikut:
a) Perencanaan
b) Pengorganisasian
c) Pengarahan
d) Pengkoordinasian
e) Pengawasan
f) Kurikulum
g) Kesiswaan
h) Ketatausahaan
i) Ketenagaan
j) Kantor
k) Keuangan
l) Perpustakaan
m) Laboratorium
n) Ruang keterampilan/ kesenian
o) Bimbingan konseling
p) UKS
q) OSIS
r) Serba guna
s) Media
t) Gudang
u) 7K

4)    Kepala sekolah selaku Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai :
a) Proses belajar mengajar
b) Kegiatan bimbingan dan konseling
c) Kegiatan ekstrakurikuler
d) Kegiatan ketata usahaan
e) Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
f) Sarana dan prasarana
g) Kegiatan osis
h) Kegiatan 7 K
5)    Kepala sekolah selaku leader
Kepala sekolah sebagai Leader harus bisa :
a) Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab
b) Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa
c) Memiliki visi dan memahami misi madrasah
d) Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern madrasah
e) Membuat, mencari dan memilih gagasan baru
6)    Kepala sekolah sebagai inovator
Kepala sekolah sebagai inovator bertugas:
a) Melakukan pembaharuan dibidang:
    * KBM                                *Ekstrakurikuler
    * BK                                   * Pengadaan
b) Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan
c) Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di komite Madrasah dan masyarakat
7)    Kepala sekolah sebagai motivator
Kepala sekolah sebagai motivator bertugas sebagai :
a) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM/BK
c) Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d) Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e) Mengatur halaman/lingkungan madrasah yang sejuk dan teratur
f) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar madrasah dan lingkungan
h) Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala madrasah dapat mendelegasikan kepada wakil kepala madrasah
b.      Wakil Kepala Madrasah
Wakil kepala madrasah membantu kepala madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun perencanaan
2) Pengorganisasian
3) Ketenagaan
4) Pengkoordinasian
5) Pengawasan
6) Penilaian
7) Identifikasi dan pengumpulan data
8) Penyusunan laporan.
Wakil kepala madrasah bertugas membantu kepala madrasah dalam urusan-urusan sebagai berikut:
1)   Kurikulum
Dalam urusan kurikulum wakil kepala madrasah bertugas sebagai :
a) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
b) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
c) Mengatur penyusunan program pengajaran (program semester, program satuan pelajaran, dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum)
d) Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler
e) Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan, dan laporan kemajuan belajar siswa serta pembagian raport dan STTB
f) Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran
g) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
h) Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran
i) Mengatur mutasi siswa
j) Melakukan supervisi administrasi dan akademis
k) Menyusun laporan
2)   Kesiswaan
Dalam urusan kesiswaan wakil kepala madrasah bertugas sebagai :
a)  Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
b) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan, dan Kerindangan)
c) Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi : kepramukaan, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha Kesehatan Madrasah (UKS), Patroli Keamanan Madrasah (PKM), Paskibraka
d) Mengatur program pesantren kilat
e) Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan madrasah
f) Menyelenggarakan cerdas cermat olahraga prestasi
g) Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa.


3)   Sarana prasarana
Dalam urusan sarana prasarana wakil kepala madrasah bertugas sebagai :
a) Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar
b) Merencanakan program pengadaannya
c) Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarananya
d) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian
e) Mengatur pembakuannya
f) Menyusun laporan
4)   Hubungan dengan masyarakat
Dalam urusan hubungan dengan masyarakat wakil kepala madrasah bertugas sebagai :
a) Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite madrasah dan peran komite madrasah
b) Menyelenggarakan bakti sosial, karya wisata
c) Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di madrasah (Gebyar Pendidikan).


c.       Guru
Guru bertanggung jawab kepada kepala madrasah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Tugas dan tanggung jawab guru meliputi :Membuat perangkat program pengajaran, Melaksanakan kegiatan pembelajaran, Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum, tujuan akhir,Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, Mengisi daftar nilai siswa, Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar,Membuat alat pelajaran/peraga, Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni, Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum, Melaksanakan tugas tertentu dimadrasah, Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggungjawabnya,Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa,Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pengajaran,Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum,Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.

d.      Wakil Kelas
Wali kelas membantu kepala madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Pengelolaan kelas, 2. Penyelenggaraan administrasi kelas, meliputi a) Denah tempat duduk siswa, b) Papan absensi siswa, c) Daftar pelajaran kelas, d) Daftar piket kelas, e) Buku absensi siswa, f) Buku kegiatan pembelajaran/buku kelas, g) Tata tertib siswa.
e.       Kepala Tata Usaha
Kepala tata usaha madrasah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan, dan bertanggung jawab kepada kepala madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Menyusun program kerja tata usaha madrasah, 2. Pengelolaan keuangan madrasah, 3. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa, 4. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai dan tata usaha madrasah, 5. Penyusunan administrasi perlengkapan madrasah, 6. Penyusunan dan penyajian data/statistik madrasah, 7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7 K, 8. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala.
f.        Layanan Teknis dibidang Pertamanan atau kebun (Petugas Kebersihan)
Petugas Kebersihan mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Mengusulkan keperluan alat perkebunan, 2. Merencanakan distribusi jenis dan memilih tanaman, 3. Memotong rumput, 4. Menyiangi rumput liar, 5. Memelihara dan memangkas tanaman, 6. Memupuk tanaman, 7. Memberantas hama dan penyakit tnaman, 8. Menjaga kebersihan dan keindahan tanaman serta kerindangan, 9. Merawat tanaman dari infrastrukturnya (pagar, saluran air), 10. Merawat dan memperbaiki peralatan kebun, 11. Membuang sampah kebun dan lingkungan madrasah ke tempat sampah.
5.      Keadaan Guru dan Siswa Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri.
Berdasarkan hasil interview dokumentasi dan hasil wawancara dengan kepala Madrasah Ibtidaiyah, dapat dijelaskan bahwa tenaga kerja di Madarasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi di kelompokkan dalam tenaga Edukatif dan Non Edukatif, yang kondisinya dapat dikemukakan sebagai berikut :35
a.       Tenaga Edukatif.
Keseluruhan tenaga Edukatif MI AN-NOOR Karangasri ada 14 orang. Dari jumlah tersebut semua berstatus guru honorer. Sedangkan yang sudah sertifikasi 3 orang.
b.      Tenaga Non Edukatif.
Saat ini MI AN-NOOR Karangasri memiliki 2 tenaga Non Edukatif diantaranya : 1 tenaga tata usaha dan 1 petugas kebersihan.
Semua tenaga pendidik sebagai guru tetap yayasan sebagian besar berpendidikan S1, dengan mengetahui tingkat pendidikan staf pengajar maka kualitas guru akan lebih meningkatkan dalam penyampaian materi ajar. Serta tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri juga mempunyai kemampuan dalam bidang keagamaan yang akan diajarkan kepada peserta didik sesuai dengan tujuan visi misi madrasah menanamkan nilai-nilai ketuhanan yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, Menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan mau menghargai warisan budaya bangsa Indonesia, dan Mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki oleh anak dalam segala bidang kehidupan.
Tabel 1
Keadaan Tenaga Pendidik di MI AN-NOOR  Karangasri Tahun Pelajaran 2016/2017

No
Nama
L/P
Pendidikan Terakhir
Status
Jabatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
AGUS SETIAWAN,S.Pd.I   

NAFI’ AFANDI,S.Pd           

AJID SETIONO,S.Pd                       
M. FIRDOUS,S.Pd.I                         
MUHAYANAH,S.Pd.SD

SRI KURNIAWATI,S.Pd.I              
ETIEK RETNOWATI,S.Pd              
JOKO PRAMONO,S.Pd                   
ISTRI ASIH,S.Pd                              
AGUS SUNARYO,S.Pd.I                
ZAINAL ARIFIN,S.Pd.I                  
KASYFUL ANWARIYAH,S.Pd.I

UMU SA’DIYAH,S.Pd.I                  
BUNGA KARLINA,S.Pd                 
KOIRUDIN,S.Pd.I                            
LUSIANA FATMAWATI,S.Pd           
FARIDA DWI N.S                            
LAGIONO                            
L
L
L
L
P
P
P
L
P
L
L
P
P
P
L
P
P
L
S1
SI
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
SMK
SD
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
GTT
Kepala MI
Wakapsek
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
TU
PK
Sumber: Tata Usaha MI AN-NOOR Karangasri Ngawi Tahun 2016/2017
Keadaan siswa di MI AN-NOOR Karangasri Ngawi berdasarkan dokumentasi yang ada menunjukan bahwa pada tahun pelajaran 2016/2017 jumlah keseluruhan siswa ada 265 anak, yang terdiri dari 131 laki-laki dan 134 perempuan. Jumlah ruang kelas ada 10 kelas. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi siswa MI AN-NOOR Karangasri dapat di lihat pada table berikut ini:

Tabel 2
Keadaan Siswa MI AN-NOOR Karangasri Ngawi  Tahun Ajaran 2016/2017
NO
KELAS
L
P
JUMLAH
1




I A
12
15
27
I B
13
14
27
2
II
19
21
40

3


III A
12
13
25
III B
14
11
25

4
IV
22
20
42

5


V A
11
9
20
V B
10
10
20

6


VI A
9
11
20
VI B
9
10
19
JUMLAH

265

Sumber: Tata Usaha MI AN-NOOR Karangasri Ngawi Tahun 2016/2017
6.      Kondisi Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah An-Noor Karangasri.
Sarana dan prasarana merupakan komponen yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai dan lengkap maka proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.
Untuk mendukung proses belajar mengajar di MI AN-NOOR Karangasri, maka pihak lembaga berusaha memenuhi sarana dan prasarana demi kelancaran proses pembelajarannya yakni sebagai berikut.
Tabel 3
Kondisi Sarana dan Prasarana MI AN-NOOR Karangasri Ngawi
Tahun Pelajaran 2016/2017

No
Jenis Sarana Prasarana
Jumlah
1
Ruang Kelas
10
2
Toilet
4
3
LCD Proyektor
1
4
Lapangan Olahraga
1
5
Masjid
1
6
UKS
1

Sumber : Tata Usaha MI AN-NOOR Karangasri Ngawi Tahun 2016/2017.
7.      Komponen sarana prasarana sudah dipegang atau diurusi oleh tenaga khusus, sehingga sarana prasarananya dalam kondisi baik agar dapat dijadikan lembaga pendidikan prasekolah yang mempunyai kualitas yang tinggi. Untuk masalah kesehatan sekolah memenuhi standar terbukti saluran air kotor dan air limbah, tempat sampah dan saluran air hujan. Untuk sanitasi di dalam dan di luar bangunan untuk memenuhi air bersih menggunakan fasilitas PDAM.

8.      Kegiatan Pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar di MI AN-NOOR Karangasri dilaksanakan pada pagi hari. Mulai hari senin sampai sabtu. Adapun rinciannya sebagai berikut :
Tabel 4
Kegiatan Belajar Mengajar di MI AN-NOOR Karangasri Ngawi.

Jam
Kegiatan
06.45-07.15
Masuk kelas + Hafalan Surat Al-Qur’an
07.15-07.30
Sholat Dhuha
07.30-09.30
Kegiatan Pembelajaran
09.30-10.00
Istirahat
10.00-12.00
Kegiatan Pembelajaran
12.00-12.30
Sholat Dhuhur
12.30-13.00
Mengaji
Sumber: Buku Kurikulum MI AN-NOOR Karangasri Ngawi 2016/2017.








B.     Deskripsi Data.
1.      Implementasi Manajemen Konflik dalam upaya meningkatkan Kualitas Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah An-noor Karangasri Ngawi tahun ajaran 2016/2017.

Bapak Agus Setiawan, S.Pd.I sebagai kepala Madrasah menyatakan beberapa penjelasan mengenai implementasi manajemen kurikulum di MI AN-NOOR Karangasari Ngawi.

Sebagai kepala sekolah langkah cara terbaik untuk mengelola konflik ialah dengan membangun komunikasi kepada bawahan dengan baik dan mampu mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan sifat  setiap individunya. Karena sifat setiap individu tentunya berbeda-beda di sekolah. Selain itu ketika terjadi Konflik kepala sekolah akan memanggil pihak yang berkaitan saja. Dalam hal pengorganisasian ketika sebuah masalah dapat diselesaikan pada tingkat pimpinan saja maka kepala sekolah tidak melibatkan guru-guru, dan ketika masalah tersebut dianggap cukup berbahaya dan butuh pendapat dari para guru maka kepala sekolah akan mengajak para guru untuk membantu menyelesaikannya.[38]

Selanjutnya Hal yang tidak beda telah di sampaikan oleh  wakil kepala sekolah Madrasah yaitu Bapak Nafi’ Afandi,S.Pd menyatakan bahwa:

Dalam penyelesaian konflik Kepala sekolah tidak melibatkan seluruh Guru  dan staff di sekolah kepala sekolah hanya melibatkan orang-orang yang tertentu dalam sekolah saja tergantung dari masalahnya. Hal tersebut dilakukan kepala sekolah di karenakan terkadang bawahannya tidak tidak paham dengan apa yang di maksud oleh kepala sekolah. Perencanaan yang di lakukan oleh kepala sekolah  dalam mengendalikan konflik disekolah adalah dengan mengadakan buku pembinaan yang di khususkan untuk para guru dan buku kasus untuk para siswa hal tersebut untuk memeperhatikan  kemungkinan timbulnya kasus.[39]

Peneliti juga mendapatkan data dari salah satu guru yaitu ibu Etiek Retnowati, S,Pd yang juga sebagai wali kelas III A mengenai implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di MI AN-NOOR Karangasri, beliau memaparkan :


Dalam mengendalikan konflik di sekolah kepala sekolah mengadakan buku pembinaan untuk para guru dan buku kasus untuk para siswa yang mana setiap guru yang bermasalah ataupun siswa yang bermasalah di data dan di beri penanganan berjenjang. Selain itu kepala sekolah langsung berkomunikasi dengan orang tersebut untuk memotivasinya.[40]

Dari beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan kepada responden baik dapat diambil pemahaman hahwa implementasi manajemen konflik di MI AN-NOOR Karangasri Ngawi sangat baik, terlepas dari keterbatasan, manajemen konflik sudah berjalan dengan lancar dan terencana sesuai dengan tujuannya.

2.      Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Manajemen Konflik dalam upaya meningkatkan Kualitas pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri Ngawi tahun ajaran 2016/2017.
Peneliti mendapatkan data dari beberapa narasumber terpercaya, diantaranya yaitu kepala MI yang menjadi objek utama dalam penelitian ini tentang kekurangan dan kelebihan implementasi manajemen konflik di MI AN-NOOR Karangasri Ngawi. Beliau menyatakan :

Untuk Kelebihan dalam Implementasi Manajemen konflik di sini di antaranya Komunikasi antar karyawan akan terjalin dengan baik karena staff serta murid dapat saling memahami karakter masing masing dan menghormati keberagaman membuat penyelesaian konflik menjadi lebih mudah dan terbuka. Sedangkan untuk kelemahannya adalah belum adanya guru BK di sini membuat penyelesaian konflik tidak terkonsep dengan baik.[41]

Selain itu peneliti juga mendapatkan informasi tentang kelebihan dan kekurangan Implementasi Manajemen konflik di MI AN-NOOR Karangasri dari Bapak Nafi’ Afandi,S.Pd:

Sejauh ini untuk menejemen konflik di sini berjalan dengan baik. Para guru menjadi lebih kreatif, mentalnya menjadi lebih kuat dan lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dengan di hadapkan dengan beberapa permasalah. Hal seperti ini akan berdampak positif bagi Madrasah karena dapat meningkatkan Kualitas Pendidikan Untuk kekurangannya sendiri dalam penanganan konflik terhadap siswa di rangkap oleh wali kelas,wakil kepala sekolah dan kepala sekolah membuat pengawasan koflik menjadi kurang maksimal.[42]


Di kesempatan lain pada hari yang sama peneliti juga mendapat tambahan data dari salah satu karyawan yaitu dari TU Ibu Farida Dwi N.C yang menyatakan tentang kelebihan dan kekurangan implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di  MI AN-NOOR Karangasri beliau memaparkan bahwa:

Sejauh saya disini peran kepala sekolah menjadi hal paling menonjol dalam pengelolaan konflik. Sifat Bapak kepala yang memliliki ketegasan dalam menangani setiap permasalahan membuat para guru menjadi lebih hormat terhadap kepala sekolah. Selain itu suasana di dalam sekolah menjadi lebih hidup dan nyaman. Untuk kekurangannya sendiri dalam mengangani Konflik kepala sekolah sering menngambil keputusan sendiri sehingga membuat para guru beranggapan bahwa kepala sekolah kurang berkomunikasi dengan para bawahannya.[43]        


3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Konflik dalam upaya meningkatkan Kualitas Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri tahun ajaran 2016/2017.
Pada hari kamis, 27 April 2017 peneliti kembali menemui kepala MI untuk kembali menggali data penelitian kali ini. Beliau memaparkan tentang faktor-faktor implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di MI AN-NOOR Karangasri. Beliau memaparkan:

Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi menajemen konflik disini yang pertama adalah pola Komunikasi dalam berinteraksi, jika proses komunikasi berjalan dengan baik dan sangat terbuka antar guru,karyawan dan murid maka Konflik bisa di kendalikan dengan baik. Yang kedua adalah kepribadian seseorang, seseorang yang mempunyai kepribadian pemberani, garang, tidak sabar dan berambisi untuk menang cenderung senang dalam berkompetisi. Sedangkan orang yang penakut dan pasif cenderung menghindari konflik. Yang ketiga adalah prosedur yang mengatur pengambilan keputusan jika terjadi konflik, organisasi birokratis atau organisasi yang sudah mapan umumnya mempunyai prosedur dalam penyelesaian konflik. Dalam prosedur tersebut gaya menajemen konflik pimpinan dan anggota organisasi akan tercermin. Pada Intinya semua itu juga untuk meningkatkan Kualitas Penidikan.[44]

Hal yang serupa telah di jelaskan pada bapak Ajid Setiono,S.Pd selaku waka kurikulum di MI AN-NOOR Karangasri:

Menurut saya komunikasi dan kecerdasan emosional menjadi faktor penting yang mempengaruhi Manajemen konflik. Apabila dalam suatu lembaga karyawan dan atasan saling terbuka dalam berkomunikasi maka masalah seberat apapun dapat di kondisikan. Selain itu kecerdasan dalam mengambil keputusan pihak yang terlibat konflik juga menjadi hal yang penting. Seharusnya dengan konflik yang pernah terjadi antar individu di sekolah menjadikan proses pembelajaran untuk meningkatkan Kualitas pendidikan dan menjaga keharmonisan.[45]

Dari paparan diatas bisa diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi  implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan  di MI AN-NOOR Karangasri diantaranya adalah Komunikasi antar individu, Kepribadian seseorang, Prosedur yang mengatur pengambilan keputusan, dan Kecerdasan emosional.












BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Analisis Implementasi Manajemen Konflik dalam upaya meningkatkan Kualitas Pendidikan di MI AN-NOOR Karangasri.
Manajemen konflik dapat diartikan sebagai cara penyusunan atau strategi dalam mengatasi sebuah konflik yang sedang terjadi dan mengendalikan konflik tersebut untuk menghasilkan sebuah harapan yang di inginkan bersama.
Dalam pelaksanaannya, Manajemen Konflik di MI AN-NOOR dalam meningkatkan Kualitas pendidikan sesuai hasil wawancara dengan kepala sekolah Bapak Agus Setiawan,S.Pd.I  dengan membangun komunikasi  kepada bawahan dengan baik dan mampu mempelajari karakter setiap individunya. Selain itu apabila terjadi suatu konflik kepada guru ataupun murid kepala sekolah langsung memanggil pihak yang berkaitan saja. Kepala sekolah tidak akan langsung melibatkan semua guru untuk menyelesaikan permasalahan, dan ketika permasalahan tersebut di anggap cukup berbahaya dan butuh pendapat kepala sekolah baru akan mendiskusikan kepada para guru untuk menyelesaikannya.
Selain itu perencanaan yang dilakukan kepala sekolah dalam mengendalikan konflik adalah dengan mengadakan buku pembinaan yang di khususkan untuk para guru dan buku kasus untuk para siswa untuk memperhatikan timbulnya kasus. Jadi setiap guru atau siswa yang bermasalah di data dan di beri penanganan berjenjang.
Dari penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di MI AN-NOOR Karangasri cukup berjalan lancar. Hanya saja kepala sekolah kurang berkomunikasi kepada bawahannya  untuk bergerak sesuai dengan perencanaan yang ada.
B.     Analisis kelebihan dan kekurangan Manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di MI AN-NOOR Karangasri.
Menurut kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan salah satu staff Tata Usaha tentang kelebihan dan kekurangan implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di MI AN-NOOR Karangasri. Berikut beberapa kelebihan antara lain:
1.      Komunikasi antar karyawan terjalin dengan baik dan saling terbuka.
2.      Saling menghormati perbedaan dan karakter antar individu.
3.      Para guru menjadi lebih kreatif dan memberikan wawasan luas terhadap guru.
4.      Menguatkan mentalitas para guru dalam menghadapi situasi apapun.
5.      Para guru dan karyawan menjadi lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.
6.      Suasana sekolah menjadi lebih hidup dan nyaman karena saling menghormati satu sama lain.
Sementara itu, untuk kekurangan dalam implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan  di MI AN-NOOR Karangasri antara lain :
1.      Belum tersedianya guru BK membuat penyelesaian konflik tidak terkonsep dengan baik dan pengawasan terhadap potensi terjadinya konflik kurang maksimal karena di rangkap oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan wali kelas.
2.      Dalam menyelesaikan konflik Kepala sekolah sering mengambil keputusan sendiri, hal ini membuat para bawahannya beranggapan bahwa kepala sekolah kurang berkomunikasi dengan para bawahannya.
C.    Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Manajemen Konflik dalam upaya meningkatkan Kualitas Pendidikan di MI AN-NOOR Karangasri.
Didalam implementasi menajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di MI AN-NOOR Karangasri terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Diantaranya :
1.      Pola Komunikasi dalam berinteraksi, jika proses komunikai berjalan dengan baik dan terbuka antar guru, karyawan, dan murid maka konflik bisa dikendalikan dengan baik.
2.      Kepribadian seseorang, seseorang yang mempunyai kepribadian yang pemberani, garang, tidak sabar, dan berambisi untuk menang biasanya cenderung senang dalam berkompetisi, dan ini penting bagi sebuah lembaga untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan apabila sesorang memiliki kepribadian yang penakut dan pasif biasanya akan  cenderung menghindari konflik.
3.      Prosedur yang mengatur pengambilan keputusan jika terjadi konflik, dalam prosedur tersebut gaya manajemen konflik pimpinan dan anggota akan tercermin.
4.      Kecerdasan emosional, seharusnya dengan konflik yang pernah tejadi pihak yang terlibat konflik harus menjadikan proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menjaga keharmonisan.





BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan dapat disimpulkan bahwa implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkstkn kualitas pendidikan di  Madrasah Ibtidaiyah AN-NOOR Karangasri tahun ajaran 2016/2017 sudah baik. Maka, penulis mengemukakan inti dari keseluruhan penelitian ini berupa kesimpulan sebagai berikut bahwa :
1.      Implementasi Manajemen Konflik dalam upaya meningkatkan kualitas penidikan di MI AN-NOOR Karangasri dengan cara:
Membangun komunikasi dengan baik dan terbuka antar individu, apabila terjadi konflik kepala sekolah hanya memanggil pihak yang berkaitan saja, Mengadakan buku pembinaan yang di khususkan untuk para guru dan buku kasus untuk para siswa.
2.      Kelebihan dan kekurangan implementasi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan  di MI AN-NOOR:
Kelebihannya yaitu: komunikasi antar individu terjalin dengan baik dan saling menghormati, guru menjadi lebih kreatif, bermental kuat dan lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugas,suasana di dalam sekolah menjadi lebih hidup dan nyaman.
Kekurangnya yaitu: tidak tersedianya guru BK dan kepala sekolah sering mengambil keputusan sendiri dalam menyelesaikan konflik.
3.      Faktor yang mempengaruhi Implementai manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di MI AN-NOOR Karangasri adalah :
1) Pola komunikasi dalam berinteraksi antar individu, 2) kepribadian seseorang, 3) prosedur yang mengatur pengambilan keputusan jika terjadi konflik dan 4) kecerdasan emosional.
B.     Saran
Sesuai dengan hasil penelelitian yang memperlihatkan kekurangan dan kelebihan serta faktor yang mempengaruhi manajemen konflik dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di MI AN-NOOR Karangasri tahun ajaran 2016/2017  adalah bahan ajar pemahaman guru, maka di sarankan kepada guru dan kepala sekolah sebagai berikut :
1.      Dalam penyelesaian konflik di sekolah kepala sekolah seharusnya berdiskusi juga dengan para bawahannya untuk sama-sama mencari jalan keluar dan menjadi bahan pembelajaran kepada para guru.
2.      Sekolah seharusnya memiliki guru BK sendiri. Hal tersebut dilakukan agar guru yang merangkap sebagai guru Bk dapat lebih focus dalam menjalankan tugasnya.
3.      Sekolah membuat kegiatan-kegiatan dalam memperbaiki ahklaq siswa agar lebih taat kepada guru
DAFTAR PUSTAKA
Ana Retno Ningsih dan Suharso, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Semarang:Widya Karya,2014)

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet Ke-13(Bandung: Rineka Cipta,2006)

Herdiansyah, Jefri. Manajemen Konflik Dalam Sebuah Organisasi, Jurnal STIE Semarang, Vol 6, NO.1, Semarang: Februari, 2014.

Kementerian RI, Bukhara Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan ,(Bandung: Syamil Quan, 2010)

Masrokan Mutohar, Prim. Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu Dan Daya Saing Lembaga Islam, cet Ke-2(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014)

R. Terry, George dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen,(Jakarta: Bumi Aksara,1992)

Rahman Hakim, Arif. Diktat Pengantar Metodologi Penelitian,(Ngawi:2012).

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2006).
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Teras,2009)
Sulistyorini dan Muhamad Fathurrohman, Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Teras, 2012)

Siswanto, Pengantar Manajemen,(Jakarta: PT. Bumi Aksara,2005)
Winardi, Manajemen Konflik : Konflik Perubahan dan Pengembangan,(Bandung: Mandar Maju,1994)

Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi dan Penelitian,(Jakarta: Salemba Humanika, 2013.







         [1] Kementerian RI, Bukhara Al-qur’an Tajwid dan Terjemah (Bandung;  Syamil Quran, 2010), hlm 420.
      [2] Arif Rahman Hakim, Diktat Pengantar Metodologi Penelitian, ( Ngawi: 2012), hlm 6.
[3] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet Ke-13 (Bandung: Rineka Cipta, 2006), Hlm 155.
[4] Arif Rahman Hakim, Diktat Pengantar Metodologi Penelitian, ( Ngawi: 2012), Hlm 34.
      [5] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet Ke-13 (Bandung: Rineka Cipta, 2006), Hlm 158.
      12Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 3.
       [6] Arif Rahman Hakim, Diktat  Pengantar Metodologi Penelitian, (Ngawi:2012)hlm  58.
      [7] Ibid.59.
      [8] Ibid.59
      14 Sugiyono, Metode Penelitian, hlm. 372-374.
       [9]  Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah: Strategi peningkatan mutu dan daya saing lembaga pendidikan islam, cet Ke-2,(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm 33
      [10] George R.Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen,(Jakarta: Bumi Aksara,1992),hlm 1
      [11] Siswanto, Pengantar Manajemen,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hlm 2.
      [12] Ibid.hlm 1
      [13] ibid.hlm 2
      [14] Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Humanika, 2013), hlm 4
      [15] Ibid.hlm 5.
      [16] Winardi, Manajemen Konflik,(Bandung: Mandar Maju, 1994),hlm 1
      [17] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm 206
      [18] Ibid. hlm 207
      [19] Ibid.hlm 207
      [20] Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hlm 55
      [21] Ibid.hlm 57
      [22] Ibid.hlm 59
      [23] Ibid.hlm 61
      [24] Ibid.hlm 62
      [25] Ibid.hlm 62
      [26] Jefri Herdiansyah, Manajemen Konflik dalam sebuah Organisasi, Jurnal STIE SEMARANG, VOL 6, No.1, Semarang: Februari 2014, hlm 33.
      [27] Ibid.hlm 34
      [28] Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hlm 129
      [29] Jefri Herdiansyah, Manajemen Konflik dalam sebuah Organisasi, Jurnal STIE SEMARANG, VOL 6, No.1, Semarang: Februari 2014, hlm 28.
      [30] Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi, dan penelitian,(Jakarta, Salemba Humanika, 2009), hlm 132.
      [31] Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Semarang: Widya Karya, 2014), hlm 306.
      [32] Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm 44.
      [33] Ibid.41
      [34]Ibid.hlm 47
      [35] Prim Masrokan, Manajemen mutu sekolah, cet Ke-2 (Yogyakarta: ARR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm129.
      [36] Sumber: Tata Usaha MI AN_NOOR Karangari Ngawi
      [37] Sumber: Tata Usaha MI AN-NOOR Karangasri Ngawi
35Wawancara dengan Bapak Agus Setiawan,  S.Pd.I, selaku Kepala MI AN-NOOR Karangasri Jum’at, 18 April 2017 pukul 09.30 wib di Kantor RA AN-NOOR Karangasri Ngawi.

      [38] Wawancara dengan Bapak Agus Setiawan,S.Pd.I, Selaku Kepala  MI AN-NOOR Karangasri  Selasa,18 April 2017 Pukul 09.00 WIB di MI AN-NOOR Karang asri.
       [39] Wawancara dengan Bapak Nafi’ Afandi,S.Pd, selaku Wakil Kepala MI AN-NOOR Karangasri Selasa,18 April 2017 Pukul 10.30 WIB di MI AN-NOOR Karangasri 
      [40] Wawancara dengan Ibu Etiek Retnowati,S.Pd, sebagai salah satu guru senior MI AN-NOOR Karangasri  Selasa, 18 April 2017 Pukul 12.00 WIB di MI AN-NOOR Karangasri
      [41] Wawancara dengan Bapak Agus setiawan,S.Pd.I selaku kepala MI AN-NOOR Karangasri Selasa, 25 April 2017 Pukul  09.30 WIB di MI AN-NOOR Karangasri.
      [42] Wawancara dengan Bapak Nafi’ Afandi,S.Pd selaku wakil kepala MI AN-NOOR Karangasri Selasa, 25 April 2017 Pukul 10.00 WIB di MI AN-NOOR Karangasri.
       [43] Wawancara dengan Ibu Farida Dwi N.C selaku Karyawan TU MI AN-NOOR Karangasr Selasa, 25 April  2017 Pukul 11.00 WIB di MI AN-NOOR Karangasri.
      [44] Wawancara dengan Bapak Agus Setiawan,S.Pd.I selaku Kepala MI AN-NOOR Karangasri Kamis,27 April 2017.
      [45] Wawancara dengan Bapak Ajid Setiono,S.Pd selaku waka Kurikulum MI AN-NOOR Karangasri Kamis,27 April 2017.

Komentar

Postingan Populer