Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Berbahasa Materi Huruf Kapital Pada Siswa Taman Kanak Kanak Dharma Wanita Karangasri Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015.
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah
dengan judul “Penerapan
Metode Demonstrasi Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Berbahasa Materi Huruf
Kapital Pada Siswa Taman Kanak Kanak D........................................ Tahun
Pelajaran 2014/2015”,
Dalam
penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:
1.
Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi
2.
Yth. Rekan-rekan Guru Taman Kanak Kanak ......................................
3.
Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga
penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
selalu penulis harapkan.
Penulis
ABSTRAK
Hanik,S.Pd.,2014”Penerapan
Metode Demonstrasi Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Berbahasa Materi Huruf
Kapital Pada Siswa Taman Kanak Kanak Dharma Wanita Karangasri Ngawi Tahun
Pelajaran 2014/2015.”
Kata
kunci:
Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar Berbahasa, metode demonstrasi
Penggunaan
metode Demontrasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas anak didik dalam
proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitas
belajar mengajar tidak terjadi kejenuhan, dengan demikian siswa akan terlibat
secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep
yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa
Permasalahan
yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan
Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar berbahasa Materi Huruf Kapital dengan diterapkannya metode Demontrasi? (b)
Bagaimanakah pengaruh metode demostrasi terhadap motivasi belajar anak didik TK Dharma Wanita Karangasri Ngawi
Sedangkan
tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan Kemampuan
Bidang Pengembangan Pembiasaan Materi Huruf Kapital Dengan metode demontrasi pada anak didik TK Dharma Wanita Karangasri Ngawi setelah diterapkannya
metode Demontrasi. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar anak didik TK Dharma Wanita Karangasri Ngawi setelah diterapkan metode Demontrasi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran.
Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi.
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode Demontrasi dapat
berpengaruh positif terhadap kemampuan dan motivasi belajar anak didik TK Dharma Wanita Karangasri Ngawi.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Pengesahan .............................................................................................. ii
Kata Pengantar ....................................................................................................... iv
Abstrak .................................................................................................................... v
Daftar Isi ................................................................................................................ vi
BAB ..... I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah .......................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C.
Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D.
Manfaat Penelitian
................................................................... 4
E.
Batasan Masalah ....................................................................... 4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Proses Belajar Mengajar ........................................................... 5
B.
Metode Demontrasi................................................................... 6
C.
Motivasi Belajar
....................................................................... 9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu, dan Subyek
Penelitian .................................. 14
B.
Rancangan Penelitian
............................................................. 15
C.
Instrumen Penelitian
......................................................... 17
D.
Metode Pengumpulan Data ..................................................... 18
E.
Teknik Analisis Data
............................................................ 18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Analisi Data Penelitian Persiklus ........................................... 20
B.
Pembahasan ............................................................................ 25
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................. 27
B.
Saran ....................................................................................... 27
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu
proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan
pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan
pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi
saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai
pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru
harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik
sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan
merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya
tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani,
juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air,
mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan
itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan
membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Depdikbud (1999).
Sedangkan penggunaan metode Demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas anak
didik dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu
aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian anak didik akan
terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan
konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh anak didik.
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian
ini memilih judul “Penerapan Metode Demonstrasi
Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Berbahasa Materi Huruf Kapital Pada Siswa
Taman Kanak Kanak Dharma Wanita Karangasri Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah
peningkatan Hasil Belajar anak didik Siswa Taman Kanak Kanak Dharma Wanita Karangasri
Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan diterapkannya metode Demonstrasi?
- Bagaimanakah
pengaruh metode demostrasi terhadap motivasi belajar anak didik?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
- Ingin
mengetahui peningkatan hasil belajar anak didik Taman Kanak Kanak Dharma Wanita Karangasri
Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah diterapkannya metode Demonstrasi.
- Ingin
mengetahui pengaruh motivasi belajar anak didik setelah diterapkan metode Demonstrasi.
D. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang berjudul Penerapan Metode Demonstrasi Dalam
Peningkatan Prestasi Belajar Berbahasa Materi Huruf Kapital Pada Siswa Taman
Kanak Kanak Dharma Wanita Karangasri Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilakukan oleh
peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
"Jika Proses Belajar Mengajar anak didik TK Dharma Wanita Karangasri Ngawi Tahun
Pelajaran 2014/2015 menggunakan metode demontrasi dalam menyampaikan
materi pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar anak
didik TK Dharma Wanita Karangasri
Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".
E.Manfaat Penelitian
Penelitian
ini diharapkan bermanfaat:
- Bagi
anak didik untuk meningkatkan
pemahaman materi huruf
kapital dengan metode
Demonstrasi.
- Bagi
guru dapat memberikan tambahan pengayaan cara mengajar dengan bantuan
metode Demonstrasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik.
F.Batasan Masalah
- Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Demonstrasi.
- Penelitian
ini dilakukan pada anak didik TK Dharma Wanita Karangasri Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Proses Belajar Mengajar
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi
semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama
lainnya saling berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai
tujuan (Usman, 200: 5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingka laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami
proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek
pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak
bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. (dalam Usman, 2000:
5).
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan
tanggungjawab moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa
dalam kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan
anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari
proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegangn peran utama.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan
timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000: 4).
Sedangkan menurut buku Pedoman Guru Pendidikan Agama
Islam, proses belajar mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan
kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program
tindak lanjut (dalam Suryabrata, 1997: 18).
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
proses belajar mengajar meliputi
kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan
sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
- Metode Demontrasi
Yang
dimaksud metode Demontrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke
kelas dan dievaulasi oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, siswa tidak
melakukan percobaan, hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi
Demontrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur/atau tim guru
menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses misalnya cara melego ke suatu
perusahaan atau instansi, sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat,
mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang
dipertunjukkan oleh guru tersebut.
Dengan
Demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga
siswa dapat mengamati dan memperlihatkan pada apa yang diperlihatkan guru
selama pelajaran berlangsung.
Adapun
penggunan teknik Demontrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang
cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya mendirikan perusahaan, cara
mengelola suatu perussahaan, dengan Demontrasi siswa dapat mengamati
bagian-bagian dari suatu perusahaan juga cara pengelolaan perusahaan itu
sendiri seperti cara memenejemen perusahaan tersebut. Dengan demikian siswa
akan mengerti cara-cara tepat mengatur , memenej suatu perusahaan baik kecil
atau pun besar, sehingga mereka dapat memilih dan memperbandingkan cara yang
terbaik, juga mereka akan mengetahui kebenaran dari sesuatu teori di dalam
praktek.
Bila
melaksanakan teknik Demontrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Guru
harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi
motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
- Pertimbangkanlah
baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan
yang telah anda rumuskan.
- Amatilah
apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu Demontrasi yang
berhasil. Bila tidak anda harus mengambil kebijaksaaan lain.
- Apakah anda telah mencoba, atau telah mempatekkan
terlebih dahulu, agar demonstasi itu berhasil.
- Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah
yang akan dilakukan.
- Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda
dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya.
- Selama Demontrasi berlangsung guru harus memberi
kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan tertanya.
- Anda perlu mengadakan evaluasi apakah Demontrasi
yang anda lakukan itu berhasil, dan bila perlu Demontrasi bisa diulang.

Penggunaan
teknik demonstasi sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar di kelas.
Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan Demontrasi perhatian siswa lebih dapat
terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang
terjadi bila pelajaran itu direncanakan dapat diatasi melalui pengamatan dan
contoh kongkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal
lebih lama pada jiwanya. Akibatnya selanjutnya memberikan motivasi yang kuat
untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstasi itu siswa dapat
partisipasi aktif, dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat
mengembangkan kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga kelemahan
teknik ini ialah:
Bila
alatnya telalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat, menyebabkan Demontrasi
itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Dalam hal ini dituntut
pula guru harus mampu menjelaskan proses belangsungnya Demontrasi, dengan
bahasa dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Juga bila waktu tidak
tersedia dengan cukup, maka Demontrasi akan berlangsung terputus-putus, atau
tidak dijalankan tergesa-gesa, sehingga hasilnya memuaskan. Dalam demonstasi
bila siswa tidak diikutsertakan, maka proses Demontrasi akan kurang dipahami oleh
siswa, sehingga kurang berhasil adanya Demontrasi itu.
Maka
kadang-kadang dalam pemakaian teknik mengajar itu anda perlu menyertai dengan
teknik yang lain, atau menkombinasikan dengan lain, sehingga mampu mengatasi
teknik inti yang sedang dimanfaatkan itu.
- Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seserang atau organisme yang
menyebabkan kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau
perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah
lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi
adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi
sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar
tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar
sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari
materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan
lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong
seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
- Macam-macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai
akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan
dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).
Sedangkan
menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994: 105) ada
beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi
tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.
2)
Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran
sebatas yang pokok.
3)
Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk
mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah.
4)
Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas
pekerjaannya.
5)
Meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik
dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak
memerlukan motivasi dari luar dirinya.
b. Motivasi
Ekstrinsik
Jenis motivasi ini
timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan,
suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian
akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar
karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya
(Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut
Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi
intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar.
Beberapa cara
membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata
lain:
1)
Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan
persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha
memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi
orang lain.
2)
Pace Making
(membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan belajar mengajar guru,
hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapai
sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.
3)
Tujaun yang jelas: Motif mendorong individu untuk
mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu
yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu
perbuatan.
4)
Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan
rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan
kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya
banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha
mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
5)
Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu
memiliki minat yang besar.
6)
Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa
mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam
kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan
tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah
siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi,
angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik
adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya
perangsang dari laur, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang
tinggi, dan lain sebagainya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan (action research),
karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di TK Dharma Wanita Karangasri Ngawi Tahun Pelajaran
2014/2015
2.
Waktu Penelitian
Waktu
penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun
pelajaran 2014/2015.
3.
Subyek Penelitian
Subyek
penelitian adalah anak didik TK Dharma
Wanita Karangasri Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Rancangan
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek
PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta
memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam
Mukhlis, 2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Sesuai
dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu
berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1
dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.1 Alur
PTK
Penjelasan alur di atas adalah:
- Rancangan/rencana
awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah,
tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran.
- Kegiatan
dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
upaya membangun pemahaman konsep anak didik serta mengamati hasil atau
dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model Demonstrasi .
- Refleksi,
peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh
pengamat.
- Rancangan/rencana
yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan
yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi
dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran
dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub
pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat
dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
C. Instrumen
Penelitian
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan
kelas.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu
merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam
mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi
dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan
kegiatan belajar mengajar.
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan
belajar dengan metode Demonstrasi, observasi aktivitas anak didik dan guru
E. Teknik
Analisis Data
Untuk
mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan
atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui
Hasil Belajar belajar yang dicapai anak didik juga untuk memperoleh respon anak
didik terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas anak didik selama proses
pembelajaran.
Ada dua
kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud,
1994), yaitu seorang anak didik telah tuntas belajar bila telah mencapai skor
65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut
terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut:

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data observasi
dengan metode Demontrasi berupa pengamatan aktivitas anak didik TK dalam proses
pembelajaran.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap
ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelajaran 1, alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 November 2014 di TK Dharma Wanita Karangasri Ngawi Tahun Pelajaran
2014/2015 dengan jumlah anak
didik 21 anak didik. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.
No.
|
Aspek Yang Dinilai
|
Nilai
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
||||||
Jumlah
|
||||||
Skor Maksimum
|
16
|
|||||
4 = = Mampu
tanpa bantuan
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
dengan menerapkan metode Demontrasi diperoleh nilai ketuntasan belajar mencapai
66,67% atau ada 14 anak didik dari 21 anak
didik sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa
masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru
dengan menerapkan metode Demontrasi.
2. Siklus II
a. Tahap
perencanaan
Pada tahap inipeneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, dan alat-alat pengajaran
yang mendukung.
b. Tahap
kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 11 November
2014 di TK Dharma Wanita Karangasri Ngawi Tahun Pelajaran
2014/2015 dengan jumlah anak didik 21 siswa. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus
I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada
siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
No.
|
Aspek Yang Dinilai
|
Nilai
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
||||||
Jumlah
|
||||||
Skor Maksimum
|
16
|
|||||
4 = = Mampu tanpa bantuan
Dari tabel
di atas diperoleh nilai ketuntasan belajar mencapai 76,19% atau ada 16 siswa
dari 21 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan
sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini
karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu
diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk
belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan
dinginkan guru dengan menerapkan metode Demontrasi.
3. Siklus III
a. Tahap
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3
dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap
kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 17
November 2014 di TK Dharma Wanita Karangasri
Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 21 siswa. Dalam hal
ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
No.
|
Aspek Yang Dinilai
|
Nilai
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
||||||
Jumlah
|
||||||
Skor Maksimum
|
16
|
|||||
4 = = Mampu tanpa bantuan
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai dari 21 siswa
yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar
90,48% (termasuk kategori tuntas). Hasil
pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya
peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaeruhi oleh adanya
peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan belajar dengan metode Demontrasi
sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga
siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana
dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
Penerapan metode Demontrasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat
diuraikan sebagai berikut:
1)
Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan
semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup
besar.
2)
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa
aktif selama proses belajar berlangsung.
3)
Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah
mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4)
Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai
ketuntasan.
d. Revisi
Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan belajar dengan
metode Demontrasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan
untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang
telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar
selanjutnya penerapan metode Demontrasi dapat meningkatkan proses belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Anak didik
Melalui
hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode Demontrasi memiliki dampak
positif dalam meningkatkan Hasil Belajar anak didik TK. Hal ini dapat dilihat
dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru
(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) .
2. Kemampuan
Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini
berdampak positif terhadap kemampuan dan motivasi belajar. yaitu dapat
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai pada setiap siklus yang terus mengalami
peningkatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan
seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Penerapan metode Demontrasi
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa hasil wawancara yang menyatakan
bahwa siswa tertarik dan berminat dengn metode Demontrasi sehingga mereka
menjadi termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil
penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar
mengajar lebih efektif dan lebih
memberikan hasil yang optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai
berikut:
Untuk melaksanakan belajar
dengan metode Demontrasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru
harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan
dengan metode Demontrasi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil
yang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Algesindon.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen
Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta :
Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineksa Cipta
Combs. Arthur. W. 1984. The
Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston .
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan
Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri.
2000. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineksa Cipta.
Komentar