PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA INDONESIA

PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA INDONESIA 








KATA PENGANTAR

       Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PengaruhBudaya Asing terhadap Budaya Indonesia Ditinjau dari Aspek Sosiologis dan Antropologis”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Sosiologi Antropologi Pendidikan. Tentu saja dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Dan tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis, yaitu :
1.       Orang tua yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi kepada penulis.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak. Amin

.............................................................................
                                                                            Penulis

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR         ...................................................................................i
DAFTAR ISI             ..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B.     Rumusan Masalah ..................................................................................2
C.     Tujuan Penelitian  ..................................................................................2
D.    Kegunaan Penelitian ..............................................................................3
BAB II  PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA
INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGIS DAN ANTROPOLOGIS

A.    Pengaruh Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia Ditinjau dari Aspek Sosiologis dan Antropologis...................................................... 4
B.     Dampak Masuknya  Budaya Asing ke Indonesia ..................................7
C.     Upaya Mengatasi Dampak Negatif  Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia     ............................................................................................13
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan  .........................................................................................18
B.     Saran-saran ..........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................20




BAB I  
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang berdasarkan pancasila. Pancasila dijadikan sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Sebagai suatu bentuk budaya yang luhur, Pancasila merupakan gagasan atau ide yang ada dalam pikiran para pemilik budaya tersebut.[1] Alam pikiran itulah yang menentukan prilaku khas bangsa Indonesia atau disebut dengan budaya Indonesia sehingga menjadikan jati diri bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Akan tetapi pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus diwaspadai. Agar nilai-nilai atau budaya tersebut tidak hilang atau tergerus oleh budaya asing.
Moderisasi dan Globalsasi melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks, tetapi keadaan ini seharusnya tidak membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang besar dan kaya unsur budaya.  Akan tetapi dengan semakin derasnya arus budaya asing yang masuk ke Indonesia, mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh, atau mungkin bisa dikatakan ”tercemar”, oleh corak budaya asing yang lebih mementingkan individualisme, formalitas, kontrak kerja resmi, dan sebagainya.[2] Sebagaimana dikatakan oleh ahli ilmu sosial Anthony Giddens,[3] bahwa dampak moderisasi itu  ada yang positif dan ada yang negatif. memang masuknya budaya asing ke Indonesia itu akan membawa perubahan-perubahan menuju suatu kemajuan sekaligus juga dapat membawa perubahan-perubahan yang bersifat negatif, seperti runtuhnya institusi sosial dan pudarnya budaya lokal. Globalisasi juga berpengaruh terhadap masuknya budaya asing ke Indonesia. Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya.[4]
Agar kita tidak tergilas begitu saja oleh arus budaya asing, maka kita harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, misal saja dengan pengetahuan yang  cukup akan pengaruh kebudayaan asing, mampu memfilterisasi dampak masuknya budaya asing ke Indonesia, serta norma dan ideologi yang kuat.[5]
B. Rumusan Masalah
1.         Bagaimana pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis dan antropologis?
2.         Bagaimana dampak masuknya budaya asing ke Indonesia?
3.         Bagaimana upaya mengatasi dampak negatif budaya asing terhadap budaya indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1.         Untuk mengetahui pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis dan antropologis .
2.         Untuk mengetahui dampak-dampak yang akan ditimbulkan dari pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia.
3.         Untuk mengetahui upaya mengatasi dampak negatif  budaya asing terhadap budaya Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi:
a)         Teoritis
Berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis dan antropologis.
b)        Praktis
Berguna bagi masyarakat Indonesia untuk memperbaiki pola tingkah laku yang sudah mulai mengikuti budaya asing dan meninggalkan budaya Indonesia yang sesungguhnya, terutama bagi kalangan remaja Indonesia.


BAB II
PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGIS DAN ANTROPOLOGIS


A. Pengaruh Budaya Asing terhadap Budaya Indonesia Ditinjau dari Aspek
Sosiologis dan Antropologis
Hubungan atau kontak secara fisik antara satu budaya dengan budaya lainnya cendrung dapat menyebabkan terjadinya saling mempengaruhi di antara masing-masing budaya tersebut. Artinya suatu budaya itu bisa mempengaruhi budaya lainnya, namun sekaligus juga dapat terkena ( mau menerima ) pengaruh dari budaya lainnya itu. Namun apabila hubungan atau kontak tersebut dilakukan secara tidak langsung, misalnya melalui alat-alat komunikasi massa seperti radio, televisi, film, Koran dan lain-lain, maka komunikasinya cenderung bersifat satu arah saja, yaitu dari masyarakat yang secara aktif menggunakan alat-alat komunikasi tersebut, sedangkan pihak lain ( yakni masyarakat penerima ) tidak memiliki kesempatan untuk memberikan pengaruhnya. Apabila pengaruh tersebut diterima tidak karena paksaan dari pihak yang mempengaruhi , maka hasilnya di dalam ilmu antropologi budaya dinamakan akulturasi.
Ada kalanya juga, bahwa dalam proses pertemuaan budaya tersebut, tidak terjadi pengaruh sama sekali ( baik satu arah maupun dua arah ). Pada pertemuan kedua budaya yang tarafnya seimbang misalnya, kadang kala bisa saling menolak yang mungkin disebabkan karena pada masa lalunya pernah saling terjadi perentangan fisik yang kemudian dilanjutkan dengan pertentangan non fisik antara kedua masyarakat pendukung masing-masing kebudayaan itu. Keadadaan semacam itu dalam sosiologi antropologi dinamakan Cultural Animosity.
Adanya pengaruh dari budaya lain juga dapat menyebabkan terjadinya proses imitasi, yaitu tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampakan, gaya hidupnya atau apa saja yang dimilikinya. Biasanya yang lemah cendrung meniru yang dominan. Proses perubahan secara imitasi, misalnya dapat terjadi apabila ada dua  budaya yang saling bertemu, sedangkan salah satu dari budaya tersebut memiliki unsur-unsur yang lebih tinggi misalnya dalam aspek teknologinya, maka ada kemungkinan terjadi proses imitasi ( peniruan ) dari para pendukung budaya yang masih rendah taraf teknologinya. Adapun prosesnya, mula-mula unsur-unsur tesebut ditambahkan pada budayanya, akan tetapi lambat laun unsur-unsur budaya mereka yang dirubah akan terganti dengan unsur budaya asing tersebut. Misalnya pada saat ini orang-orang Indonesia cendrung memakai pakaiaan yang bercorak barat, karena dianggap lebih mudah dan praktis. Sedangkan memakai pakaiaan tradisionalnya jarang sekali, kecuali pada kesempatan-kesempatan tertentu misalnya pada saat upacara-upacara resmi seperti resepsi perkawinan, khinatan, dan lain-lain.
Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Dizaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran teknologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya asing positif yang masuk. Budaya asing masuk ke negri kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi mereka belum bisa memilih dan memilah mana yang sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya, norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial, dan norma kesopanan. Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia. Norma merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telah ditetapkan pasti ada sanksi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma, apapun jenis norma ada di Indonesia, pasti ada sanksi bagi yang melanggarnya.
Pada umumnya masyarakat Indonesia sekarang seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang telah ditetapkan. Terbukti dengan bayaknya penyimpangan prilaku yang dilakukan oleh banyak orang, seperti perbuatan korupsi, mencuri, mendustakan agama dan sebagainya.[6] Kasus-kasus tersebut menandakan buruk atau rendahnya mental bangsa ini. Sehingga generasi muda yang mendaang bisa diperkirakan dapat lebih buruk dari masa sekarang jika mental mundur tersebut masih ditularkan pada kaum remaja saat ini. Hal tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi sekarang ini banyak remaja yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Mereka tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ada. Kemudahan mengakses internet serta kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada filterisasi membuat usia muda rawan tergoda dengan hal-hal yang membahayakan dirinya. Seperti banyaknya blue film yang masuk ke Indonesia, pemasalahan ini sangat berdampak negatif bagi masyarakat khususnya kalangan remaja. Banyak blue film atau adegan porno lainnya yang dapat diakses dengan mudah melalui internet. Para remaja bebas mengakses dan menonton film tersebut tanpa pengawasan dari pihak orang tua mereka. Hal tersebut menimbulkan dampak yang kurang baik bagi psikis si remaja itu sendiri, dengan menonton film porno si remaja tersebut menjadi termotivasi ingin melakukan hal-hal yang ia tonton dan ada sesuatu yang baru yang tidak seharusnya  dicoba jadi ingin dicoba. Semua hal tersebut merupakan pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia yang ditinjau dari aspek sosiologis maupun antropologis.
Pengaruh budaya Asing terhadap budaya Indonesia juga telah banyak merubah Indonesia dari segi pembangunan. Pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur.
B. Dampak Masuknya Budaya Asing ke Indonesia
Masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem budaya masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya ( culture shock ), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh  budaya yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya asing yang dilakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial.[7]
Globalisasi sebagai salah satu factor penyebab masuknya budaya asing ke Indonesia, akan menimbulkan dampak-dampak terhadap budaya Indonesia. Dampak-dampak tersebut tidak semuanya baik dan cocok bagi budaya Indonesia, tetapi akan menimbulkan berbagai dampak yaitu positif dan negatif.
Dampak positif antara lain adalah ilmu pengetahuan, cara berfikir kritis, rasional dan menghargai waktu dari budaya asing dan  akibat dari pertukaran unsur positif anatarnegara dapat melengkapi dan memperkaya bangsa Indonesia. Sedangkan dampak negatif dari pengaruh budaya luar adalah bergesernya norma dan nilai moral masyarakat.[8]

Selain dampak positif dan negatif diatas, dampak positif dan negatif lainnya dari budaya asing adalah sebagai berikut:[9]
a.       Dampak positif
1.      Perbaikan di bidang pendidikan
2.      Perubahan di bidang teknologi
3.      Perubahan di bidang industrialisasi
b.      Dampak negatif
1.      Kondisi disintegratif struktur masyarakat
2.      Kerusuhan-kerusuhan daerah
3.      Kenakalan remaja
4.      Kriminalitas

 Menurut Soerjono Soekanto  masuknya budaya asing ke Indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak  positif dan negatif.[10]
1. Dampak Positif
Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
2. Dampak Negatif
     Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya;  kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
a. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si kaya dan si miskin, akibat tidak meratanya pembangunan.  Apabila jurang pemisah ini tidak segera ditanggulangi maka dapat menimbulkan kecemburuan masyarakat sosial yang dapat menyebabkan keresahan dalam masyarakat. Kesenjangan sosial itu sendiri akan mengakibatkan hal- hal seperti lahirnya kelompok-kelompok sosial tertentu seperti adanya pengamen yang banyak berkeliaran di jalanan yang menyebabkan masyarakat terganggu dan keberadaan pengamen tersebut sering menimbulkan masalah yang dapat meresahkan masyarakat sekitar. Di samping itu juga     terdapat kelompok pengangguran yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya dan jika tidak ditanggulangi secara cepat maka akan menimbulkan kasus atau kriminalitas.
b. Kerusakan Lingkungan Hidup
Pencemaran yang terjadi di lingkungan masyarakat menimbulkan dampak  sebagai berikut:
1.      Polusi udara, menyebabkan sesak nafas, mata pedih, dan pandangan mata kabur.
2.      Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.
3.      Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat.
c. Masalah Kriminalitas
Kriminalitas adalah perbuatan yang melanggar hukum atau hal- hal yang bersifat kejahatan, seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan dan lainnya. Dalam kriminologi kejahatan disebabkan karena adanya kondisi dan proses-proses sosial yang sama yang menghasilkan perilaku sosial lainnya. Artinya, terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan dan variasi organisasi-organisasi sosial dimana kejahatan tersebut terjadi.Sebagaimana dikatakan oleh E.H.Sutherland bahwa kriminalitas atau perilaku jahat merupakan proses asosiasi diferensial, karena apa yang dipelajari dalam proses tersebut sebagai akibat interaksi dalam pola dan perilaku yang jahat. Faktor penyebab terjadinya kriminalitas adalah sebagai berikut:[11]
1.      Faktor kemiskinan, bagi orang miskin, salah satu pilihan yang paling memungkinkan untuk memperoleh kesempatan hidup yang lebih baik yaitu melakukan kejahatan, misalnya menipu, mencuri, merampok.
2.      Faktor kesempatan, kejahatan tidak semata-mata akibat adanya niatan burk dari si pelaku, tetapi lebih disebabkan oleh terbukanya kesempatan atau peluang terjadinya kejahatan.
3.      Faktor psikologis, orang yang mengalami kekecewaan dan frustasi berkepanjangan, sering berbuat nekat melakukan perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan itu ia lakukan sebagai jalan keluar atau konpensasi dari kekecewaannya.

d. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda (sekelompok remaja ). Misalnya tawuran, perusakan barang milik masyarakat, penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang. Kenakalan remaja dapat disebabkan  oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
1.      Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu sendiri. Misalnya, pembawaan sikap negatif dan tidak bisa dikendalikan yang juga mengarah pada perbuatan nakal. Selain itu,  kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2.      Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal dari lingkungan hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media massa. Seseorang yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis cenderung akan mempunyai perilaku yang kurang baik dan menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada masyarakat. Misalnya seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan karena ia tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.
Selain faktor-faktor diatas, faktor lain yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah faktor psikologis, fisik, dan faktor lingkungan keluarga.[12]
1.      Faktor Psikologis, yaitu masa remaja biasa disebut masa pubertas, yaitu masa peralihan antara masa anak-anak dan masa kedewasaan. Seorang remaja pada dasarnya belum memiliki kepribadian dan identitas yang mapan. Oleh sebab itu, ia menghadapi masa keritis, masa yang penuh tantangan dan pengaruh lingkungan sekitarnya.
2.      Faktor Fisik, yaitu kondisi fisik yang tidak normal seperti cacat tubuh, ukuran tubuh yang kurang ideal, paras muka atau penampilan yang kurang harmonis  menyebabkan seseorang remaja kecewa dan frustasi. Ia menjadi seorang yang pendiam, penyendiri dan kurang percaya diri. Oleh karena kondisi fisik yang tidak normal tersebut, maka akan membuat remaja itu berprilaku ekstrem seperti ugal-ugalan, agresif, dan kasar, dalam rangka menutupi kekurangan itu. Apabila kurang pembinaan, remaja yang kondisi yang tidak normal ini akan sangat mengganggu ketertiban social. Dampak lebih jauh lagi yaitu remaja tersebut akan berprilaku menyimpang.
3.      Faktor Lingkungan Keluarga, merupaka awal an dasar proses sosialisasi pada anak. Itulah sebabnya baik atau buruknya lingkungan keluarga, akan berdampak kepada baik atau buruknya kepribadan dan prilaku seorang anak.
Selain dampak di atas, dampak masuknya budaya asing ke Indonesia salah satunya juga adalah kondisi disintegratif struktur masyarakat, maksudnya yaitu keadaan struktur masyarakat yang tidak bersatu padu, terpecah belah, atau terjadi perpecahan pada msyarakat. Kondisi seperti ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut:[13]
1.      Pengaruh perubahan social yang terlalu cepat
2.      Tidak berfungsinya lembaga-lembaga pemerintah
3.      Kesenjangan dalam pelaksanaan industrialisasi.
C. Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing terhadap Budaya    
Indonesia
Untuk mengatasi pengaruh budaya Asing terhadap budaya Indonesia, khususnya untuk membentengi  kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan keterlibatan semua pihak terutama pemerintah dan tokoh- tokoh masyarakat seperti, para ulama budayawan serta keterlibatan orang tua di rumah. [14]
1)      Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis melalui penataan ulang sistem pendidikan terutama mengenai pengaturan  kurikulum. Umumnya di setiap sekolah menerapkan sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu keagamaan kepada para remaja sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam dalam seminggu saja. Tentu saja ini kurang memadai waktunya untuk mengharapkan sebuah perubahan prilaku siswa sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang studi tersebut dalam bentuk kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah seperti kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik menurut pandangan agama. Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem pendidikan dan mendorong kreatifitas guru bidang studi. Mengenai pelajaran dan pemahaman keagamaan sesungguhnya tidak hanya terpaku pada bidang study agama yang dinilai waktunya kurang memadai tersebut tetap, setiap guru mata pelajaran umum juga dapat memasukan nilai-nilai agama ketika mengajar di hadapan siswanya. Misalnya, mata pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan nasional yang dipelopori atau dipimpin oleh ulama atau pejuang Islam seperti Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya. Tokoh-tokoh  pejuang tersebut sekaligus merupakan bentuk perlawan terhadap penjajahan negara asing yang ingin menguasai wilayah dan sumber daya ekonomi Indonesia juga sekaligus menyebarkan budayanya.
2)      Peranan Tokoh Agama dan Budaya
Peranan para ulama dan budayawan melalui program kerja organisasi keaagamaan dan sanggar-sanggar budaya sangat strategis untuk menangkal masuknya budaya asing dalam masyarakat khususnya kalangan generasi muda.  Keterlibatan para tokoh agama dan budaya melalui  program kerja organisasi keagamaan seperti Nahdatul Ulama ( NU ), Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada pembinaan remaja agar memiliki ketahanan budaya yang berbasis agama. Begitu juga peranan para budayawan dan seniman melalui organisasi atau sanggar seni dapat merancang program kerja yang diminati oleh kalangan remaja sehingga mereka tidak tertarik dengan budaya hura-hura yang datang dari budaya asing. Kalau hal ini dapat diperankan secara maksimal oleh para tokoh agama dan budayawan, maka pola pembinaan generasi muda dapat diarahkan kepada penanaman nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang lebih terarah dan terukur, baik dari kegiatan-kegiatan internal sekolah seperti pada proses belajar-mengajar maupun  di luar sekolah seperti remaja masjid, kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan ini remaja juga dapat berinterksi sosial secara langsung dengan masyarakat sebagai pelaku sosial.
3)      Peranan Orang Tua dan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan anak yang paling banyak waktunya. Orang tua adalah figur utama dalam keluarga yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas prilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan keluarga dan lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”. Orang tua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya. Peran orang tua sangat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul. Pada masyarakat modern, seorang remaja sangat tergantung pada cara orang tua atau keluarga mendidiknya. Melalui interaksi dalam keluarga, remaja akan mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan dan cita-cita serta nilai dalam keluarga dan masyarakat.
Selain peranan-peranan dari pihak tertentu, upaya untuk mencegah atau menghilangkan dampak negatif dari budaya asing juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:[15]
1.      Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) Bangsa Indonesia.
2.      Memperkuat nasionalisme ( kesadaran nasional ).
3.      Berpegang teguh pada norma-norma nosial.
4.      Menjunjung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Masuknya budaya asing ke Indonesia akan menimbulkan dampak seperti perubahan social. Untuk mengatasi memudarnya jati diri bangsa akibat perubahan social, antara lain sebagai berikut:[16]
1)      Menyosialisasikan jati diri bangsa dan budaya nasional
Jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia yang dicita-citakan itu dapat dimanisfestasikan dalam bentuk karakter nasional, seperti cinta tanah air, bersifat toleransi, suka menolong religius, demokratis, harmonis, integritas, moralitas, patriotic dan nasionalis, berjiwa etis dan estetis, serta bertanggung jawab. Pelaksanaan sosialisasi dapat diintralisasikan melalui sarana sosialisasi seperti lebaga keluarga, lembaga pendidikan, organisasi politik kenegaraan, asosiasi ekonomi, keagamaan, keolahragaaan, dan kesenian.
2)      Memiliki loyalitas terhadap NKRI
Keutuhan dan kedaulatan NKRI pada saat ini masih mendapatkan berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar NKRI. Untuk menghadapi hal tersebut tidak ada jalan lain kecuali harus kembali kepada eksistensi cita-cita proklamasi kemerdekaan republik Indonesia 17 Agustus 1945 dan menggalang kesepakatan bersama, yaitu loyalitas terhadap  Negara Kesauan Republik Indonesia ( NKRI ).
3)      Memiliki komitmen tinggi untuk pelestarian unsur dan nilai sosial budaya.
Teradisi dan budaya lokal dapat hilang secara perlahan-lahan karena ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri. Perubahan social telah menimbulkan dampak pada pola-pola hubungan social antarwarga masyarakat dan pola-pola perilaku gaya hidup. Sebagaimana kita ketahui bahwa gaya hidup bebas atau liberal telah berkembang dalam masyarakat sehingga sangat mempengaruhi jati diri manusia, bangsa dan Negara Indonesia. Oleh karena itu, harus ada respon atau seleksi sosial budaya yang berkembang dalam masyarakat.








BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.       Pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia ditinjau dari aspek sosiologis dan antropologis adalah telah membuat mental masyarakat Indonesia  khususnya kalangan remaja menjadi rendah, yang disebabkan oleh tidak dihiraukannya lagi norma-norma yang berlaku. Selain itu masuknya budaya asing ke Indonesia telah berpengaruh terhadap pembangunan Indonesia. Pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur.
2.       Dampak masuknya budaya asing ke Indonesia dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya  yaitu cara berfikir kritis, rasional, menghargai waktu. Sedangkan dampak negatifnya dapat menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya  kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
3.       Upaya mengatasi dampak negatif budaya asing terhadap budaya Indonesia diperlukanketerlibatan semua pihak terutama pemerintah, tokoh agama, tokoh  budaya, orang tua serta keluarga. Selain itu kualitas SDM, nasionalisme juga harus ditingkatkan, berpegang teguh pada norma-norma sosial serta menjunjung nilai-nilai budaya bangsa.
B. SARAN-SARAN
1.         Masyarakat Indonesia hendaknya mengetahui pengaruh-pengaruh budaya asing terhadap budaya Indonesia dan hendaknya masyarakat Indonesia mentaati norma-norma yang berlaku guna mengantisipasi akan pengaruh budaya asing yang merusak mental bangsa.
2.         Masyarakat Indonesia hendaknya berprilaku selektif terhadap dampak yang ditimbulkan budaya asing guna mengambil dampak positifnya dan membuang dampak negatif dari budaya asing. kepada kalangan remaja dan masyarakat Indonesia hendaknya  menjunjung
3.         Pihak keluarga, tokoh agama, dan pemerintah hendaknya berperan lebih dalam mengantisipasi dampak negatif dari budaya asing khususnya tinggi budaya Indonesia dimata dunia.










DAFTAR PUSTAKA


A. BUKU-BUKU

Budiati, Atik Catur, Sosiologi Kontektual, ( Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009 )
           
Muin, Idianto, Sosiologi, ( Jakarta: Erlangga, 2006 )
Mulyadi, Yad, dkk, Panduan Sosiologi, ( Jakarta: Yudistira, 2012 )
Sudjoko, dkk, Pendidikan Lingkungan Hidup, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 )
B. KARYA TULIS ILMIAH
Sita, Putu sadhvi,  Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan Indonesia Di Kalangan Remaja, ( Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya,  2013 )

C. INTERNET
http://www.tumblr.com/post/5411641895/pengaruh-budaya-asing-bagi-kebudayaan-indonesia.html

Komentar

Postingan Populer