MAKALAH SEJARAH MUSIK REGGAE DI DUNIA DAN DI INDONESIA

MAKALAH  SEJARAH MUSIK REGGAE DI DUNIA DAN DI INDONESIA

SEJARAH MUSIK REGGAE DI DUNIA






Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.

Sejarah Musik Reggae di Dunia

Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes) , memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.

Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.

Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.

Jamaika
Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.
Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.

Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan ajaran rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya hidup bohemian. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis mengakibatkan aliran musik satu ini menjadi barang konsumsi publik dunia. Maka, gaya rambut gimbal atau dreadlock serta lirik-lirik ‘rasta’ dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dalam kata lain, dreadlock dan ajaran rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya pop, seiring berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop.

Musik reggae, sebutan rastaman, telah menjadi satu bentuk subkultur baru di negeri ini, di mana dengannya anak muda menentukan dan menggolongkan dirinya. Di sini, musik reggae menjadi penting sebagai sebuah selera, dan rastaman menjadi sebuah identitas komunal kelompok social tertentu. Tinggal bagaimana para pengamat social dan juga para anggota komunitas itu memahami diri dan kultur yang dipilihnya, agar tidak terjadi penafsiran keliru yang berbahaya bagi mereka. Penggunaan ganja adalah salah satu contohnya, di mana reggae tidak identik dengan ganja serta rastafarianisme pun bukanlah sebuah komunitas para penghisap ganja.

Sebuah lagu dari “Peter Tosh” (nama aslinya Peter McIntosh), pentolan The Wairles yang akhirnya bersolo karier. Dalam lagu ini, Peter Tosh menyatakan dukungannya dan tuntutannya untuk melegalkan ganja. Karena lagu ini, ia sempat ditangkap dan disiksa polisi Jamaika.

Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut “Burru” yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut “talking drums” (drum yang bicara) yang asli dari Africa Barat. “Jonkanoo” adalah musik budaya campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi penari topeng.

Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika Tengah dan diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass.

Bentuk ini kemudian populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an sebenarnya disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing, Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat “bop”. Ska kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian “skankin” pad awal 60an.

Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai pencipta “ska”. Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya pada pertengahan 60an memunculkan “Rock Steady” yang punta tune bass berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.

MUNCULNYA MUSIK REGGAE DI INDONESIA
MUNCULNYA REGGAE.

Musik reggae memang mempunyai sejarah yang panjang. reggae tidak hanya sebuah jenis musik bertempo lambat dengan vokal berat saja, tapi juga berhubungan erat dengan kepercayaan, identitas, dan simbol perlawanan terhadap penindasan.
Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady ke irama musik baru yang bertempo lebih lambat. Boleh jadi, peralihan itu terjadi lantaran ingar-bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang cocok dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.
Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti entakan badan orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, soul, rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba), dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento yang kaya dengan irama Afrika.
Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum Rastafaria) di Kingston, ibu kota Jamaika. Itulah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan ajaran Rastafari, yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya hidup bohemian.
Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, dan membuat aliran musik satu ini menjadi barang konsumsi publik dunia. Gaya rambut gimbal atau dreadlock serta lirik-lirik ‘Rasta’ dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dengan kata lain, dreadlock dan ajaran Rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya pop, seiring berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop.

1.Tony Q Rastafara ( Semarang ) 
Tony Waluyo Sukmoasih (populer dengan nama Tony Q atau Tony Q Rastafara lahir di Semarang, Jawa Tengah, 27 April 1961; umur 50 tahun) adalah seorang penyanyi Indonesia beraliran reggae yang telah aktif di ragam tersebut sejak tahun 1989. Dia bersama grup musiknya Rastafara memopulerkan istilah "rambut gimbal" (gaya rambut dreadlock) di Indonesia lewat lagu dengan judul yang sama pada tahun 1996. Tony Q telah menjadi ikon musik reggae Indonesia. Dia dianggap sebagai pelopor reggae di Indonesia, karena dia tak hanya berkecimpung di ragam tersebut sejak lama, namun juga mengembangkan karakter musik reggaenya sendiri, dimana dia memasukkan banyak unsur tradisional Indonesia ke musiknya, dan mengangkat tema-tema khas Indonesia dalam musiknya.

Bersama Rastafara.
Tony Q memulai karier musik reggaenya sejak tahun 1989 dengan grup musik Roots Rock Reggae. Biasa manggung dari kafe ke kafe atau acara pentas musik yang ada di Jakarta. Setelah tergabung dengan banyak band reggae seperti Exodus dan Rastaman, akhirnya pada tahun 1994 dia membentuk grup musik Rastafara yang menjadi cukup terkenal sebagai pengusung aliran musik reggae di Indonesia saat itu. Bersama Rastafara dia sempat merilis dua album, yaitu "Rambut Gimbal" (1996) dan "Gue Falling In Love" (1997).
Hampir semua lagu dalam album tersebut diciptakan Tony Q, dengan lirik lagu yang banyak bertema sosial, kemanusiaan, cinta, dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Salah satu lagunya yang populer adalah "Rambut Gimbal", sebuah istilah untuk gaya rambut dreadlock yang kerap digunakan oleh pengikut Gerakan Rastafari, yang kemudian secara tidak langsung dijadikan istilah dalam bahasa Indonesia yang menjadi populer karena lagu tersebut.
Rastafara saat itu dinilai berbeda dengan grup musik reggae lainnya karena mereka berhasil memasukan dan memadukan unsur-unsur musik dan instrumen tradisional khas Indonesia ke dalam musiknya sehingga terbentuklah musik reggae ala Indonesia yang bisa terlepas dari bayang-bayang musik reggae negara lain seperti Bob Marley, UB40 atau Jimmy Cliff. Penggunaan alat-alat musik tradisional seperti Kendang Sunda atau Gamelan Jawa ikut menambah warna musik dalam lagu-lagu Rastafara. Dan pada aransemen musiknya sepintas juga terlihat unsur-unsur musik Melayu, musik khas daerah Sumatera Utara, atau Sumatera Barat.
Pada tahun 1997 Rastafara memutuskan untuk vakum dalam musik karena kurangnya pasar musik reggae di Indonesia. Tony Q kemudian melanjutkan kariernya dengan membentuk band baru dengan tetap membawa nama Rastafara. Tahun 1998 terbentuklah Tony Q & New Rastafara, dengan format band mendapat pemain tambahan. Tetapi kemudian tahun 2000 Tony Q memutuskan untuk memulai karier solo dengan tetap membawa nama grup musik yang telah membuatnya dikenal oleh para penggemarnya, yaitu Tony Q Rastafara.  

2. Ras Muhammad ( Jakarta ) 
Ras Muhamad yang lahir di Jakarta hijrah mengikuti keluarganya ke New York City dan tinggal di sana dari tahun 1993 sampai Juli 2005. Perjalanan musikalnya sebagai seorang pemusik, penyanyi dan pengarang lagu yang menjadikannya sebagai solo-ist Reggae berawal sejak ia menjelang remaja, saat ia tinggal di daerah Queens, di kota dunia tersebut. Ras Muhamad pernah membentuk sebuah band rock pada saat di SLA, kemudian membentuk kelompok duet Rap/Hip Hop Duo bernama “Ronin” pada tahun pertama dia di Kolese.
Bagi Ras Muhammad musik Reggae membawa misi yang mulia,jiwa reggae adalah hembusan nafas perdamaian dan persatuan, kesetaraan umat manusia. Reggae menebarkan vibe positif/getaran -getaran positif dan menghindari yang negatif. Reggae adalah perjuangan dan juga bentuk ungkapan atau jeritan kaum papa terhadap ketimpangan sosial dan ketidak adilan.
Inspirasi lagu-lagu Ras Muhammad banyak mengambil dari kejadian-kejadian sehari-hari,lingkungan,keadaan sosial masyarakat kita dan juga pandangan dari berbagai tokoh/pemimpin dunia seperti Mahatma Gandhi, Martin Luther King Jr, King Selassie I, Bung Karno dan negarawan lainya.
Ras Muhammad sampai sejauh ini telah mengeluarkan dua buah album, album yang pertama berjudul "declaration of trurh",pada awal tahun 2005 sebanyak 10 lagu dan beredar di New York, (di Indonesia pernah ditawar Aksara Record untuk dicetak ulang,tetapi Ras Muhammad masih menahanya dulu). Dan album yang kedua berjudul "Reggae Ambasador" sebanyak 15 lagu pada bulan Januari 2007,secara indie dan diedarkan oleh Aksara Record. 

3. Steven And Coconut treezz 
 
Steven and Coconuttreez adalah sebuah konsep solo beraliran musik Reggae asal Indonesia. Band ini ada karena obsesi Steven, yang juga kakak Micky AFI untuk berkarya. Dengan dukungan banyak musisi, Steven and Coconuttreez berhasil menghasilkan karya-karya yang diangkat dari tema keseharian, baik itu sosial maupun cinta. 
Walaupun musik Reggae cenderung minoritas di Indonesia, namun Steven and Coconuttreez dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia, terbukti dengan banyaknya fans mereka.
Band ini dibentuk pada 2005 oleh 5 orang pria, yaitu Steven (vokal), A Ray (gitar), Teguh (gitar), Rival (bass), Iwan (keyboard), Teddy (perkusi), dan Aci (drum). Mereka sudah menelurkan 3 buah album yang rata-rata bertema sosial, seperti layaknya kebanyakan musik Reggae. Sejak berdiri tahun 2005, album mereka adalah The Other Side (2005), Easy Going (2006), dan Good Atmosphere (2008).
Pada 18 Desember 2007, Steven and Coconuttreez harus kehilangan salah satu personilnya, Teddy (perkusi)yang tutup usia karena menderita sakit paru-paru kronis. Teddy sempat dirawat di rumah sakit dan koma, namun sempat sembuh. 
Gaya hidup Teddy yang sangat tergantung dengan rokok dan kopi membuatnya harus meninggalkan teman-temannya setelah cukup lama sakit paru-paru.

4. Joni Agung & Double T ( Bali ) 
Joni agung & Double T adalah sebuah Band yang beraliran REGGAE tetapi dengan format tradisioanal BALI atau REGGAE Berbahasa BALI. Joni Agung & DoubleT bernaung di bawah bendera PREGINA production. Berawal dari keiinginan membesar kan Gendre musik Reggae di tanah air khusus nya bali , yang semakin agak di jauhi oleh penggemar musik reggae , Reggae dulu berkembang di indonesia era tahun 80 an sampai era 90an, maka kami berkumpul dari komunitas yang sama membentuk kembali atau me refresh Double T band yang dulu pernah exsist pada saat itu,dan terbentuklah JONI AGUNG & DOUBLE T 

5. Mbah Surip ( Mojokerto)  
Urip Achmad Rijanto, atau lebih dikenal dengan Mbah Surip, lahir di Mojokerto, Jawa Timur 6 Mei 1957, meninggal di Jakarta 4 Agustus 2009. Mbah Surip adalah seniman sejati, dia hidup di manapun dan bagaimana pun, tetap jiwa seni melekat di hatinya. Mbah Surip adalah anak keempat dari 7 bersaudara dari Sukotjo (alm.) dan Rasminah (alm.) yang beserta keluarga besarnya tinggal di Jl.Magersari Gang Buntu, kelurahan Magersari Mojokerto, Jawa Timur. Oleh kerabatnya Mbah Surip dikenal sebagai orang yang bersahaja, baik sebelum maupun sesudah populer. Dia sering menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halamannya di Mojokerto untuk nyekar (menabur bunga) di makam kedua orang tuanya di TPU Losari, Desa Losari, Kecamatan Gedeg, Mojokerto. 
Mbah Surip meninggal dunia akibat gagal jantung dalam perjalanan menuju Rumah Sakit di Pusdikkes TNI AD, Kramat Jati, Jakarta Timur. Menurut berita, serangan jantung tersebut disebabkan kebiasaan minum kopi dan merokok Mbah Surip yang berat. Album rekaman Mbah Surip yang kemudian dikenal 
Meninggalnya Mbah Surip 
Siapa yang tak kenal dengan pelantun lagu bernuansa ragge “Tak Gendong” Mbah Surip (1949-2009) telah tutup usia tadi pagi sekitar pukul 10.30 wib di rumah sakit PUSDIKKES Jakarta Timur. Mbah Surip bernama asli Urip Ariyanto ini meninggal karena serangan jantung. Pada malam nya , Mbah Surip menginap di salah satu kerabatnya bernama Mamik Prakoso. Pada saat di rumah Mamik, Mbah surip sudah merasakan sakit, akhirny Mamik memanggilkan dokter dan kemudian di beri obat dan istirahat. Berikut adalah sedikit perbincangan antara Mbah Surip dengan Mamik Prakoso.
Malam hari bersama anaknya datang ke rumah mamik prakoso,karena mengakui kalau dirinya kelelahan,selalu di kejar-kejar orang (fans) jika tinggal di rumahnya.
Pagi harinya sempat makan bubur ayam,kemudian mbah surip bilang kalau dirinya tidak enak badan,saat mau dibawa ke RS, mbah surip menolak dengan alasan “nggak,nanti kalau ke RS malah dikejar -kejar orang lagi”, lalu diputuskan untuk memanggil dokter ke rumah Mamik,kemudian mbah surip pun diperiksa dan diberi obat.setelah minum obat pun,mbah Surip kembali istirahat, pamit untuk tidur lagi dan mamik prakoso pamit mandi, kemudian tak lama mamik yg baru selesai mandi di beri kabar oleh kerabat bahwa mbah surip mengeluarkan lendir dari mulutnya,kemudian dibawa ke rumah sakit.
Mbah Surip kini telah tiada, tentunya menyisakan kesedihan yang mendalam bagi pra Fans Mbah Surip.

6. Shaggy Dog ( Yogyakarta )
 
Shaggydog adalah sebuah band Indonesia yang dibentuk pada 1 Juni 1997 di Jogjakarta. Band ini beranggotakan Heru (vokal), Richard (gitaris), Reymond (lead gitar), Bandizt (bass), Lilik (keyboard), dan Yoyok (drum). Yang unik adalah ke-enam personilnya berprofesi sebagai bartender.

Aliran musik yang mereka usung adalah perpaduan beberapa unsur, seperti ska, reggae, jazz, swing, dan rock and roll. Beberapa band yang mempengaruhi gaya bermusik mereka adalah Cherry Poppin Daddies, Hepcat, Bob Marley, Song Beach Dub Allstars, dan beberapa band lainnya.
Mereka memulai karirnya dengan melakukan beberapa show sebelum akhirnya menelurkan album yang berjudul Shaggydod secara indie. Secara mengejutkan penjualan album ini ini mencapai 20.000 kopi. 
Album kedua mereka pun masih dirilis secara indie pada 2001, yang bertitel Bersama. Album kedua ini benar-benar dihasilkan dengan susah payah, namun menghasilkan kesuksesan yang cukup tinggi. 
Karena ketenaran mereka di dunia rekaman indie, akhirnya pada album ketiga yang berjudul Hot Dogz dirilis di bawah naungan EMI Indonesia pada 2003. 
Tidak hanya di Indonesia, Shaggydog juga sempat diminta oleh perusahaan rekaman di Jepang untuk mengisi kompilasi album Asian Ska Foundation yang digawangi oleh band-band ska se-Asia. Album ini beredar di Jepang, dan Shaggydog mengisi kompilasi ini dengan lagu Second Girl. 

7 . Coconut Head ( Medan )
 
Coconut Head Band (The 1st Reeggae in Medan) adalah band pertama di kota Medan yang mengusung genre reggae. Coconut Head (CH) dibentuk tanggal 23 April 2005.
Sampai saat ini CH sudah menghasilkan 2 lagu, Hello Brother dan Berdansa (Last Night), yang bisa didengarkan di radio-radio di Kota Medan, Aceh dan beberapa daerah di Pulau Jawa. Dan sekarang ini CH sedang bersiap-siap untuk menyelesaikan full album perdana yang mudah-mudahan bisa diterima oleh pecinta musik Kota Medan dan Indonesia, khususnya para pecinta reggae di Kota Medan dan seluruh Nusantara.
Saat ini personil COCONUT HEAD terdiri dari :
BT : vocal
Imam : gutar
Ndhoi : bass
Aldie : percussions
Kiky : drums
CP : Zack (085760646206)

8 . Souljah  
Nama Souljah diambil dari kata Soldier yang berarti "pejuang", namun diucapkan dengan logat Jamaica. Tahun 2005 Renhat, Bayu, Dimas, Ari dan Danar bertemu dan membentuk Arigatoo. Arigatoo merekrut Shanty (trumpet) dan Ocha (trumpet) juga Vino (alto saxophone). Namun tak lama Shanty hengkang. Formasi Arigatoo yang terakhir ini bertahan cukup lama sepanjang 1999-2001. Kami menambah satu orang personil lagi yaitu David (trumpet). Renhat memutuskan untuk melanjutkan studi ke Hawaii. Ocha, Ari, dan Dimas juga memilih konsentrasi pada pekerjaannya dan melepaskan atribut anak band mereka. 2002, Renhat dan Dimas kembali bergabung. Kami bertemu Sa'id (toasting/rap), yang menambahkan nuansa lain dalam lagu kami. Album pertama Arigatoo,"Kami Bukan Perawan Lagi" rilis di pasaran pada tahun 2003.Tak lami kami melepaskan Arigatoo dan melahirkan Souljah. Tak hanya ska yang kita mainkan. Tapi juga dance hall, dub, reggae, dan perkimpoian dengan musik lain, seperti heavy metal, drum n bass, dan hip hop. Semua lagu ini dapat dinikmati di album perdana Souljah, BREAKING THE ROOTS. 


9 . Asian Roots 
 
Grace & Anis : Vocal
Ade: Bass
Hensel: Gitar
Robby Maste; Keyboard
Iye: Perkusi
Dave: Drum
Hendro: Terompet

Asian Root diandaikan sebuah pohon besar, yang tumbuh dan besar dari benua Asia
yang merupakan simbol akar genre reggae dari Asia.
Kenapa milih aliran musik reggae? Hal-hal apa saja yg membuat milih genre ini?
Bagi kami reggae merupakan panggilan musik, karena reggae adalah musik yang mempunyai roh dan keistimewaan dalam memainkannya..

Kalau inspirasi lagu-lagunya dari mana? Influences?
The King of Reggae Bob Marley. UB 40, Aswad, 311, dll.

Kalo punya album sudah berapa album yang dikeluarkan?
Tahun 1990 ada album "Reggae Top Pop". Rencana tahun kami akan merilis album baru dengan sentuhan reggae soul sesuai era saat ini.
 
10 . Cozy Republic
 
Meski grup band beraliran reggae masih jarang di Indonesia, namun hal itu tidak bisa dijadikan barometer untuk menentukan prestasi sebuah band reggae misalnya, karena berangkat dari musik yang segmented, tentunya hal tersebut menjadikan tantangan tersendiri bagi penganut musik yang bukan aliran mainstream untuk merebut hati masyarakat musik tanah air.
Mengikut sukses beberapa band reggae terdahulu, Cozy Republic pun mencoba berbagai inovasi untuk menebarkan virus reggae keluar komunitas. Hal ini bisa dilihat ketika band yang diawaki Cozy Bastian (vokal/gitar), Penyot (gitar/backing vocal), Uv (drums), Rival (bass/backing vocal), Indha (keyboard/backing vocal) melakukan kolaborasi untuk hits single terbaru Kalau Jodoh Tak Lari Kemana dari album keduanya dengan salah satu perusahaan produsen handphone (HP) asal negeri tirai bambu, China.


Komentar

Postingan Populer