PERAWATAN/PENGUKURAN BLOK SILINDER DAN PENGUKURAN CRAMPIN



KATA PENGATAR
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT yang maha kuasa karna kita masih di berikan kesehatan dan umur panjang, serta sholswt dan salam kepada junjungan kita nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari kebodohan kea lam yang penuh dengan pengetahuan. Dengan rahmat dan karunianya maka penulis telah dapat menyelesaikan  laporan partikum di bengkel “SMK TRISAKTI NGAWI “ pemeriksaan blok silinder dan crempin
            Kami juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada
1.      Bapak Suyanto SP.d MP,d selaku kepala sekolah
2.      Bapak Ribut Supriyadi selaku pembimbing mengajar kami
3.      Bapak Rudi SM ST selaku waka kurikulum
4.      Seluruh teman-teman Teknik Kendaraan Ringan
Akhir kata kami berharap dengan partikum tentang perawatan/pengukuran blok silinder dan crempin mampu membuat pembaca mengerti tentang perwatan/pengukuran blok silinder dan crempin pada kendaraan khususnya pada mobil.


  










ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN                                                                                                                
LEMBAR  PENGESAHAN                                                                                                  i
KATA PENGATAR                                                                                                              ii
DAFTAR ISI                                                                                                                          iii
       BAB  I : PENDAHULUAN                                                                                           
1.1  LATAR BELAKANG                                                                                         1
1.2  TUJUAN                                                                                                              2
1.3  WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN                                                     2
       BAB  II : PROSES PRODUKSI                                                                                    
            2.1 PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN                                                                   3
            2.2 GAMBAR KERJA                                                                                               4
            2.3 PROSES PENGERJAAN                                                                                    6
               2.3.1 ANALISA KERUSAKAN                                                                            13
               2.3.2 PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN                                                             16
               2.3.3 HASIL PENGUKURAN                                                                               17
      BAB III : PENUTUP                                                                                                       
              3.1 KESIMPULAN                                                                                                  25
              3.2 SARAN                                                                                                              25






iii
BAB  I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
*Mengukur merupakan kegiatan membandingkan besaran dengan besaran lain sebagai acuan. Dalam setiap pengukuran selalu digunakan alat ukur. Alat ukur yang digunakan sesuai demgan besaran yang akan diukur, misalnya panjang maka alat ukurnya adalah mistar, meteran, mikrometer sekrup, jangka sorong dan lain lain. Setiap alat ukur diatas memiliki fungsi utama yang sama yaitu mengukur panjang. Namun ada keistimewaan tersendiri pada setiap alat alat ukur tersebut baik dari segi fisik maupun segi kegunaan. Contohnya pada jangka sorong, jangka sorong memiliki bentuk fisik yang unik. Terdiri dari dua buah rahang berbentuk seperti gigi runcing dan tiap rahang memiliki skala. Pada satu rahang yang berada di depan skalanya disebut skala utama sedangkan yang lainnya disebut skala nonius. Selain itu, fungsi dari jangka sorong tidak hanya untuk mengukur panjang suatu benda tetapi bisa juga digunakan untuk mengukur kedalaman sebuah benda, mengukur diameter dalam dan diameter luar sebuah benda yang berbentuk lingkaran. Untuk memahami jangka sorong secara lanjut dalam mata kuliah Instrumentasi fisika, maka dibuatlah makalah ini yang bertujuan untuk mendeskripsikan jangka sorong secara lebih rinci dan mendukung persentasi penyusun..
*Bore gauge bagi dunia otomotif adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam suatu cylinder. Dial gauge yang terletak pada bagian atas dapat dilepas dengan melonggarkan securing position posisi dial gauge. Grip adalah pemegang untuk memposisikan ketepatan pengukuran. Ujung batang pengukur (measuring point) dapat bergerak bila ditekan dan akan menggerakkan jarum pada dial gauge antara 0-2 mm dari harga standarnya. Rod end akan diikat oleh mur pengikat tongkat pengukur (rod securing thread) tongkat pengukur (rod end) ini dapat ditukar-tukar ukurannya menurut kebutuhannnya.
Guide plate dipergunakan untuk membantu menempatkan kedudukan dial gauge pada kedudukan horizontal dan untuk mendapatkan harga pengukuran yang maksimum. Pada dial gauge model baru yang dipergunakan pada bore gauge skala penunjukkan jarum terdiri dari angka 0 – 50 pada setengah lingkaran dari arah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Posisi yang benar dalam melakukan pengukuran diamater dalam suatu silinder adalah pada posisi ditengah-tengah.
Bore Gauge bagi dunia otomotif berfungsi untuk mengukur garis tengah bagian dalam dari sebuah benda kerja, seperti : Cylinder, lubang dudukan poros dan lain-lain. Ketelitian alat ukur ini adalah 0,01 mm


1
2.1 Tujuan

1.      Meningkatkan memperluas dan memantapkan ketrampilan yang membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing
2.      Meningkatkan siswa pada aspek-aspek usaha yang potensial dalam lapangan kerja antara lain struktur lain: struktur organisasi usaha jenjangan karier asesiesi usaha
3.      Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah
4.      Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap prosionalisme yang di perlukan oleh siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan jurusan/bidangnya
5.      Memberikan kesempatan siswa untuk masyarakat baik sebagai pekerja penerima upah (emplove) maupun pekerja mandiri (entermen).
6.      Memperoleh pendidikan dari sekolah yang akan diterapkan di lapangan kerja industry kerja atau duia industry atau sebaliknya

2.2  Waktu dan Tempat pelaksanaan
Pembuat laporan ini di laksanakan pada tanggal 4 bulan oktober 2016 sampai selesai , bertempat di SMK TRISAKTI NGAWI











2
BAB II
PROSES PRODUKSI
2.1 Persiapan Alat Dan Bahan

A.     ALAT

NO
NAMA ALAT
SPESIFIKASI
JUMLAH
1
JANGKA SORONG
VANIER CALIPER
0,02
1
2
DIAL BORE GAUGE
CYLINDER BORE GAUGE
O,O1
1

B.     BAHAN

NO
NAMA BAHAN
SPESIFIKASI
JUMLAH
1
CREMPIN
CRANKSHAFT
1
2
BLOK SILINDER
RUMAH PISTON
1











3
2.2 Gambar kerja
“BLOK SILINDER”
blok silinder.jpg

download (7).jpg
download (8).jpg
4
“CRANKSHAFT/CRAMPIN”

download (9).jpg
images (8).jpg






5
2.3 Proses Pengerjaan
Langkah-langkah atau cara overhaul mesin
*Setelah kita mengetahui pengertian overhaul dan juga tujuan overhaul mesin atau fungsi overhaul mesin, langsung saja kita bahas cara overhaul mesin mobil dan langkah-langkahnya, mesin yang dipakai dalam overhaul mesin mobil ini kebetulan sudah turun dari mobil atau dudukan engine stand. Langkah-langkah membongkar mesin mobil adalah sebagai berikut:

Lepaskan terlebih dahulu tutup pada atas katup atau klep.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmPjTtgxO87UITH8XXSpbiy5hLiX1acU8MVIUeIe_7DVzHRtqN-G1o1tndw2v4J4Z43vzQ5V6ubcK10CNRIXu_NQpmJqT9Vt4TPBFnfJ1r0xkHx-I0RF_Nl4K3uWM-OpYWo23o4K9oK3g/s320/everhaul+Lepas+Tutup+atas.JPG


Lepaskan intake manifold atau saluran buang juga yang menempel pada kepala silinder.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8oNZ0BK33NXBwdZ2xqmaChjhoEUuvw8BGh4cJ5Zid8h3RaRyAHMDPuT_BI6J71_Irhsh-chiGoa1jTjCwank21_WBdJYrG6OjF3dKeIJZ_VHbsKPNIkqJtq8iF8pL-LVnuhCZIztPr6E/s320/overhaul+lepas+saluran+in+ex.JPG



6
Lepaskan baut yang mengikat kepala silinder, sebagai tips dalam membuka baut kepala silinder pastikan membuka dengan arah bersilang agar kekuatan daya tekan tetap seimbang pada semua sisi kepala silinder, misal pertama kita lepas baut pada bagian kanan bawah, selanjutnya lepas baut pada bagian kiri atas, untuk lebih jelas silahkan perhatkan gambar di bawah ini.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrdWCj8vIe_FacsopXtPncAGRfjI0yqF4Z2KNZUG_s9X2-bng2PPgGU56mZ14iBr8NSkiCwdVSLgDJXoxceyrAa3fXb-Dx4z_3z-t3gHATY2GdZh94GXCU6utSf9b68_CuDjwVE1ABwl8/s320/overhaul+lepas+baut+berlawanan.JPG

Setelah semua baut pada kepala silinder terlepas, langkah berikutnya adalah melepas kepala silinder dari dudukannya, sehingga katup dan pushroad juga ikut terlepas. Ingat di kepala silinder ada packing maka lepaslah dengan hati-hati agar tidak rusak packingnya.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7TRh9luLmswrnlPMhjBeMlwfzNsGfiXwDwNwNaph9e9EQDBix1HwChVDXeB73h4Rxra_E8k-PI0ldLEyGj8FVE2swDOq4EX12fYWMA3nC13npBH-MlcQ3yYPJilsyU6ZPLiSjnUfmLss/s320/overhaul+kepala+silinder.JPG

Langkah berikutnya adalah melepas timing chain atau timing belt yang ada pada bagian samping, namun sebelumnya lepas terlebih dahulu baut pulley hingga pulley menjadi terlepas.

7
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQxzprolcoJwVFMMv5u35Vk1dgOGOJouReH50Jn09RsquyleOQ8_PywJh65sn8pEoIndG56QlsfVxFwTWm19U8AZLUjHNs5m1daGi1vF9z8_VraM0zUjtwWVgNKBb0wvWA9_S9XKirf3M/s320/Overhaul+Lepas+Pulley.JPG

Setelah pulley terlepas, lalu lepas rumah timing chain, namun untuk melepas rumah timing chain ini karena ada baut yang menahan dan tidak dapat dilepas kecuali harus melepas karter. Lepas terlebih dahulu karter dan juga lepas packingnya.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi98SEOEnkwc_ufU1Fxd3DMO9_cdeNBMH2u7dZ1uycQcxPahYj5UCtkLR3bsJ16MmmBIiUQiSXbt9XTsQcyEN8Ozr4laRbR7FDYbwnfnlcS3BWzUUKwFPuRyXKU529YMD1N9Rmn4A28k68/s320/overhaul+lepas+rumah+timing+chain.JPG

Setelah  terlepas, lalu lepas rumah timing chain, kemudian lepaslah rantai timingnya dan juga sepatu yang menekan rantainya.  Lepas juga poros cam atau camshaft dari dudukannya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPMNKFFboeuDaPlsGuyfUgX_yAq5ehQGLxHsx-TcbyCvc6soNESB9uS88fTsNCrIfIhc5h6Na3ABNRWO5-TGGZNB_Q3tkZgMKtXT28q2_KFz6gt-yXUg5fgTXyA5BBE5S8doOW3HkwCA4/s320/Overhaul+lepas+timing+chain.JPG


8


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAaxGtv-IhH_ALr3mB02lOU9dzWCIWM7idWtsvEtVoc4urCi7HCZvWM8VeyreywnG9bWkCFEo_a_atDMXfprHs7EgdJIVKsHSLwANXinxiISefyi7fvPeUfRBL6rMLwCxYMljGskj2L5k/s320/Overhaul+melepas+camshaft.JPG

Lepas komponen-komponen seperti pompa bensin, filter oli yang menempel pada bagian samping mesin.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1R5OEhNn7L3n3BzmVag34oemzC2TQnFMom-KNEKh8RXe4aC7_UzmBonWCgRDAfr-_83XKlr04O6InOTKoNkrwoAkn3w1TOU36PK0KCZQrnEkphQP909O3bIP2vqb8G8XGqUTBuay6i4E/s320/Overhaul+melepas+filter+oli+dan+pompa+bensin.JPG


Lepas Saringan Oli yang ada di carter
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGdJOCYyiH7RnwYtTM03fWgqCyNKjoQxVgMz5bwtljQNVEEMifD_IILwbT2Tbrgbbz3iROYLNrH9YXYhHIJs4j3-Rdj3eeIdhMIK6Y7eQnfsK1BKpek5b4Q5iXBS7pOVWALiwsmI0GS5g/s320/overhaul+lepas+saringan+oli.JPG


9
Lepas juga piston dari tempatnya, lepaskan dulu baut yang mengikat dan juga connecting rod cup. Untuk memudahkan dalam melepas piston, caranya posisikan piston pada titik mati atas, lalu dorong piston dari dalam hingga piston keluar.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1kHdJTTHYh6Dv-TwS3tEDbCWHFNQXpPei6v3qY0d8_6Io1rJZpx-WcY_ku0o2_KmmBRIeLGctNrN0ahvo7VcTJcc3yWh3ZGfz63bHZbQL1rMXjcPHmDunCbn7Rp4KXpvFlBfOgRNCSP8/s320/overhaul+Melepas+piston.JPG

Setelah semua komponen terlepas lalu periksalah kondisi komponen mesin tersebut, sobat juga dapat mengukur kerataan dinding kepala silinder, diameter piston, diameter dalam silinder piston atau mencari ketirusan dan keovalan silinder piston menggunakan dial bore gauge. Pemeriksaan komponen lain seperti pemeriksaan saringan oli, kondisi ruang bakar, kondisi katup, kondisi packing dan semua komponen yang ada pada mesin. Untuk masing-masing pemeriksaan akan Guru Otomotif bahas pada artikel sendiri.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjohOatsxxSD7t-QjIVw9qYjYdIASQXykWK4ohINJoIPS-EpTWBCbUS-bDYAoJotbuQmb0ALQZ_xlyZ72YiO1EBVHVyrH4NZGoRvQNRqgHYSenMgyBHQUprulewTZbtn9eViquJJbVXRzQ/s320/overhoul+komponen-komponen+mesin.JPG

Setelah semua komponen diperiksa, langkah berikutnya adalah memasang kembali komponen yang sudah dilepas. Langkah memasang adalah kebalikan dari langkah membongkar, langkah-langkah memasang mesin mobil adalah sebagai berikut:
Pasang kembali piston, dalam pemasangan piston perhatikan tanda yang ada pada piston, tanda coakan pada piston menghadap ke depan mesin atau ke silinder 1. Perhatikan gambar berikut ini.





10
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbmSWQf4j7i4RM-K2BX4bkp2gLxcVXxvA7FX9qS_-InHjxQAe6aUENOL4HTvatsDTSm6PuTTKdHri-35qaz5vqC_zhnNRpmyahj2QVwkTB21jLjAeP3stXvai05xYkiGofRfhnhqY-8N8/s320/overhoul+tanda+pemasangan+piston.JPG

Ada tanda pada connecting rod cup dan jangan terbalik, setelah komponen piston terpasang, pasang kembali saringan oli pada dudukannya. Kemudian tutup lah dan jangan lupa pasang paking sebelumnya. Sebelum memasang camshaft top kan dulu pada top 1 atau 4, sehingga piston nomor 1 dan 4 berada di titik mati atas.
Selanjutnya pasang kembali camshaft atau poros cam pada dudukannya, dan pasang juga rantai timing atau timing chain. Ada tanda pada rantai timing chain ini, di rantai ada dua mata rantai yang berbeda warnanya dan juga pada terdapat tanda titik pada gear timing. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihJ10AI6ENKIRwFlAv94QIoZpWYBxgk9rZ75_0Oo464d4P9XXR05Whc9pmRLxeyKcsInd5M7PmeOqVcs8pGj2cnlqo4KFrs6SRM2soA3ikZlJOgEsxxVvwVDEBVnomwnCSklTpj_ZWQ9s/s320/overhaul+tanda+top+pada+timing+chain.JPG

Caranya adalah  letakkan mata rantai yang berbeda warna itu pada gear timing dan mata rantai yang berbeda warna satunya lagi pada sisi yang lainnya, lalu pasangkan juga sepatu penekan rantainya, untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar berikut ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH3EUSHGqM-eGdaXIgSraG_RuclKh0ClRJcK5jH1PxZ4e-_W5R9WEPXo4pVooWu_JquX_nBwWtqz-A7HxXlzeHPU9FwF0OTw2k1OEJq8R659aXVXMpS-70w-HpVfEr9oqHR70cfN4lcg8/s320/overhaul+tanda+top+pada+timing+chain+2.JPG


11
Setelah itu tutup kembali timing chain dan dibaut dengan kuat. Kemudian pasang kembali pulley namun perhatikan tandanya, setel mesin dalam posisi top silinder 1. Caranya putar piston 1 dan 4 berada di titik mati atas, dalam keadaan ini bisa jadi top silinder 1 atau top silinder 4 karena kedua piston (piston nomor 1 dan 4 berada di titik mati atas) untuk memastikannya lihatlah pada poros nok, bantu dengan memasang pushrod, lebih lanjut tentang cara menentukan top silinder akan Guru Otomotif ulas pada artikel sendiri. Setelah top silinder 1 lalu pasang pulley dan perhatikan tanda coakan pada pulley bagian dalam, letakkan tanda coakan itu tepat di garis angka nol pada rumah atau body mesin. silahkan lihat gambar berikut:


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0nsOMSJAgwhnG7OO0krdqpq9tfdfsHjupa_uEPULGGwW5rMk-K0P7zeQszZrOrbsSKCVvQ31_n1yAoa04gPftd0-kCpMJ4xE3Meh8Y53YnahF41_oZDNuqqxT5_FpKC-EK7XWWb5tbFw/s400/overhaul+tanda+pemasangan+pulley.JPG

Kemudian pasang kembali komponen yang ada diluar seperti filter oli dan pompa bensin, kalau sudah baru pasang kembali kepala silinder, jangan lupa pakingnya juga dipasang. Bautlah dengan langkah seperti pada pembongkaran, yaitu kencangkan baut dengan arah yang berlawanan.

Setelah kepala silinder terpasang, pasang kembali pushroad dan stel agar posisinya dibawah atau ditekan oleh katup. Kemudian pasang intake manifold dan atau saluran buang pada kepala silinder, ingat di situ ada paking juga sehingga pastikan mendapatkan paking yang baik agar tidak ada kebocoran.
Langkah terakhir pasang kembali tutupnya dan langkah pemasangan selesai.






12
2.3.1 Analisa Kerusakan

            Blok silinder mesin merupakan komponen utama pada kendaraan blok silinder adalah rumah bagi piston, maka blok silinder terbuat besi tuang atau alumunium agar kuat blok silinder pada mesin adalah salah satu komponen tensi yang harus di capai juga oleh siswa yang mana biasanya materi yang di ujikan di blok silinder adalah overhaul

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPOuPGADCmGooULSlG1KyD3Vb61wK8y2Mq1QsiGeZQKkMm6x5Rr5g2yvvLKVN5tuKTwUifxop_GK2KIm6pcKYJc1LGp1188WfTUZLbqUM16peqIDJ9TCW7VFfasBUoiEkE_upKxlXO5uA/s320/pengertian+silinder+mesin.JPG
 Gambar kerja blok silinder
Konstruksi Blok Silinder
·         Kaku pembebanan tekananya tidak boleh mengakibatkan perubahan elastisitas pada bentuknya
·         Konstruksi blok silinder harus mendapat pendingin yang rata
·         Ringan dan juga kuat
·         Mudah di overhaul ataupun diganti

Fungsi poros engkol (crank shaft) seperti yang sya singgung di atas bahwa crank shaft ini akan menerima tenaga atau beban yang sangat besar selain itu juga poros engkol berputar dengan  kecepatan yang sangat tinggi maka dari itulah poros engkol harus terbuat dari bahan yang berkualitas, persyaratan bahan pembuat poros engkol antara lain:
·         Kuat tahan terhadap pembebanan yang berubah-ubah
·         Pemukaan pada bantalan harus tahan tekanan tinggi dan keausan

13
Umumnya poros engkol terbuat dari baja karbon dengan tingkatan dan daya tahan yang sangat baik.
            Kontruksi Poros Engkol (Crank shaft)
Setelah mengetahui fungsi dari poros engkol ini selanjutnya adalah tentang kontruksi atau bagian-bagian dari poros engkol.

Bagian-bagian Poros Engkol
Gambar kerja crampin
Dari gambar tersebut dapat penjelas lagi bahwa terdapat beberapa komponen di dalam poros engkol yaitu:
Crnksahft(Poros engkol) bagian poros engkol yang akan di hubungkan dengan big and pada conneting rodi crank pin akan  pasangi bantalan yang bisa disebut dengan metal jalan
Oil hele: merupakan lubang yang digunakan sebagai jalan oli untuk melumasi poros engkol.
Crank journal dan main journa: bagian poros engkol yang di hubungkan dengan blok silinder main journal merupakan crank journal yang terletak di tengah. Crank journal terdapat bantalan yang di sebut dengan bantalan duduk (metal duduk) sementara pada main journal juga terdapat bantalan yang di sebut dengan metal bulan.
Masing-masing crankpin terletak di ujung armnya untuk menyalurkan oli ini poros engkol di lengkapi oli hele(lubang oli) dan juga di perlukan adanya celah yanf sesuai antara bantalan dan poros engkol.




14
Tekanan Kompressi Rendah
Kemungkinan Penyebab dan Langkah Perbaikan :


Image result for tekanan kompresi

  1. Penyetelan pembukaan pada katup tidak tepat. Buka tutup katup masuk dan dan katup buang dan stel pembukaan katup sesuai dengan standard.
  2. Katup aus / bengkok. Jika katup aus atau bengkok gantilah katup dengan yang baru sesuai dengan standard.
  3. Pegas katup patah. Jika pegas katup patah, gantilah pegas dengan yang baru.
  4. Kepala silinder berubah bentuk atau rusak. Jika terjadi hal demikian gantilah kepala silinder.
  5. Dinding silinder aus. Perbaiki dengan menambah oversize, ganti piston dan ring piston sesuai oversize yang baru atau ganti dinding silinder.
  6. Piston dan ring piston aus. Jika terjadi hal demikian ganti piston dan ring piston.
Tekanan Kompressi Terlalu Tinggi
.
Kemungkinan Penyebab dan Langkah Perbaikan :
Terjadi / terdapat endapan kotoran diruang bakar. Buka kepala silinder dan bersihkan kepala silinder dari endapan / kotoran.

Suara Mesin Berisik.

Kemungkinan Penyebab dan Langkah Perbaikan :
  1. Penyetelan katup tidak tepat. Buka tutup katup dan katup buang lalu setel katup dengan benar.
  2. Cam shaft dan rocker arm aus. Perbaiki roker arm dan cam shaft atau ganti dengan yanng baru.
  3. Sistem Tensioner rantai mesin rusak / aus. Gantilah tensioner rantai mesin dengan yang baru.
  4. Gigi sprocket aus. Ganti gigi sprocket dengan yang baru.
  5. Dudukan cam shaft dan roker arm aus. Gantilah dudukan tersebut dengan yang baru.
15
2.3.2 Persiapan Alat dan Bahan

A.    ALAT

1. JANGKA SORONG
2. DIAL BORE GAUGE

B.     BAHAN

1. CRAMPIN
2. BLOK SILINDER













16
2.3.3   Hasil Pengukuran
CREMPIN  1
DSTD = 43,50
I
II
III

X
Y
X
Y
X
Y
43,34
43,46
43,32
43,34
43,42
43,38

Keausan:         Dsbx (min)-DSTD
                        Dsby (min)-DSTD
            43,32-43,50  = 0,18
            43,34-43,50  = 0,16__-
                                     0,02
Keovalan masing” Dsbx-Dsby
            I    =   43,34-43,46  =  0,12
            II   =   43,32-43,34  =  0,02               0,12-0,02  = 0,10
III  =    43,42-43,38  =  0,04
Ketirusan masing” Dsbx-DSTD
                               Dsby-DSTD
            DsbX :   I.  43,34-43,50  = 0,16
                          II.  43,32-43,50  = 0,18             0,18-0,08  = 0,10
                          III.  43,42-43,50  = 0,08
            DsbY:   I. 43,46-43,50  =  0,04
                         II. 43,34-43,50  =  0,16             0,16-0,04  = 0,12    
                        III. 43,38-43,50  =  0,12
Jadi ketirusannya adalah         0,10-0,12  =0,02
17
CREMPIN  2
DSTD = 43,48
I
II
III

X
Y
X
Y
X
Y
43,34
43,32
43,26
43,28
43,30
43,36

Keausan:         Dsbx (min)-DSTD
                        Dsby (min)-DSTD
            43,26-43,48  =  0,22
            43,28-43,48  = 0,20_ -
                                    0,02
Keovalan masing” Dsbx-Dsby
            I     =   43,32-43,32  = 0,02
            II   =   43,26-43,28  = 0,02          0,06-0,02  = 0,04
III =    43,30-43,36  = 0,06

Ketirusan masing” Dsbx-DSTD
                               Dsby-DSTD
            DsbX :   I.  43,34-43,48  = 0,14
                          II. 43, 26-43,48 = 0,22             0,22-0,14  = 0,08                             
                         III. 43,30-43,48  = 0,18
            DsbY:    I. 43,32-43,48  = 0,16
                         II. 43,28-43,48  = 0,20              0,20-0,12  = 0,08
                        III. 43,36-43,48  = 0,12
Jadi ketirusannya adalah :       0,08-0,08  = 0
18
CREMPIN 3
DSTD : 43,38
I
II
III
X
Y
X
Y
X
Y
43,30
43,32
43,24
43,26
43,28
43,34
           
Keausan:         Dsbx(min)-DSTD
                        Dsby(min)-DSTD
            43,24-43,38  = 0,14
                43,26-43,38  = 0,12_ -
                                    0,02
Keovalan masing” Dsbx-Dsby
I.        43,30-43,32  = 0,02
            II. 43,24-43,26  = 0,02            0,06-0,02  - 0,04
            III. 43,28-43,34  = 0,06

Ketirusan masing”      Dxbx-DSTD
                                    Dsby-DSTD
Dsbx     I.   43,30-43,38  = 0,08
            II.  43,24-43,38  = 0,14         0,14-0,08  = 0,06
            III. 43,28-43,38  = 0,10
Dsby    I.  43,32-43,38  = 0,06
            II.  43,26-43,38  = 0,12          0,12-0,04  = 0,08
            III. 43,34-43,38  = 0,04
Jadi ketirusannya adalah            0,06-0,08  = 0,02

19
CREMPIN 4
                        DSTD : 43,46
I
II
III
X
Y
X
Y
X
Y
4336
43,34
43,28
43,26
43,30
43,32

Keausan:         Dsbx(min)-DSTD
                        Dsby(min)-DSTD
            43,28-43,46  = 0,18
            43,26-43,46  = 0,20_ -
                                    0,02
Keovalan masing” Dsbx-Dsby
I.        43,36-43,34  = 0,02
II.     43,28-43,26  = 0,02         0,02-0,02  = 0         
III.  43,30-43,32  = 0,02

Ketirusan masing”       Dsbx-DSTD
                                    Dsby-DSTD
Dsbx     I.  43,36-43,46  = 0,10
            II.  43,28-43,46  = 0,18        0,18-0,10  = 0,08
III.43,30-43,46  = 0,16
Dsby    I. 43,34-43,46   = 0,12
            II. 43,26-43,46   = 0,20        0,20-0,12  = 0,08
III.43,32-43,46   = 0,14
Jadi ketirusannya adalah         0,08-0,08  = 0

20
SILINDER 1
DSTD : 75,24
I
II
III
X
Y
X
Y
X
Y
75,27
75,31
75,30
75,29
75,25
75,26

Keausan          Dsbx(max)-DSTD
                        Dsby(max)-DSTD
            75,30-75,24  = 0,06
            75,31-75,24  = 0,07_ -
                                    0,01
Keovalan masing” Dsbx-Dsby          
I.        75,27-75,31  = 0,04
II.     75,30-75,29  = 0,01                 0,04-0,01  = 0,03
III.  75,25-75,26  = 0,01

Ketirusa masing” Dsbx-DSTD
                            Dsby-DSTD
Dsbx:     I.  75,27-75,24  = 0,03
II.  75,30-75,24   = 0,06         0,06-0,01  = 0,05
III. 75,25-75,24  = 0,01
Dsby:     I. 75,31-75,24  = 0,07
            II, 75,29-75,24   = 0,05        0,07-0,02  = 0,05
III. 75,26-75,24  = 0,02
 Jadi ketirusannya adalah        0

21
SILINDER 2
DSTD: 75,26
I
II
III
X
Y
X
Y
X
Y
75,30
75,31
75,34
75,29
75,28
75,26
           
Keausan          Dsbx(max)-DSTD
                        Dsby(max)-DSTD
            75,34-75,26  = 0,08
            75,31-75,26  = 0,05
Keovalan masing”Dsbx-Dsby
I.        75,30-75,31  = 0,01
II.     75,34-75,29  = 0,05                 0,05-0,01  = 0,04        
III.  75,28-75,26  = 0,02

Ketirusan masing Dsbx-DSTD
                             Dsby-DSTD
Dsbx:     I.75,30-75,26  = 0,04
            II. 75,34-75,26  = 0,08        0,08-0,02  = 0,06
            III. 75,28-75,28 = 0,02
Dsby:     I. 75,31-75,26  = 0,05
            II. 75,29-75,26  = 0,03         0,05-0,00  = 0,05
            III. 75,26-75,26 = 0,00
Jadi ketirusannya adalah         0,06-0,05  = 0,01


22
SILINDER 3
DSTD : 75,27
I
II
III
X
Y
X
Y
X
Y
75,31
75,33
75,35
75,38
75,29
75,30

Keausan:         Dsbx(max)-DSTD
                        Dsby(max)-DSTD
            75,35-75,27  = 0,08
            75,38-75,27  = 0,11_ -
                                    0,03
Keovalan masing” Dsbx-Dsby
I.        75,31-75,33  = 0,02
II.     75,35-75,38  = 0,03                 0,03-0,01  = 0,02        
III.  75,29-75,30  = 0,01

Ketirusan masing” Dsbx-DSTD
                               Dsby-DSTD
Dsbx:     I.75,31-75,27  = 0,04 
            II. 75,35-75,27  = 0,08         0,08-0,02  = 0,06
            III. 75,29-75,27  = 0,02
Dsby:     I. 75,33-75,27  = 0,06
            II. 75,38-75,27  = 0,11           0,11-0,03  = 0,08
            III. 75,30-75,27  = 0,03
Jadi ketirusannya adalah:        0,08-0,06  = 0,02

23
SILINDER 4
                        DSTD: 75,25
I
II
III
X
Y
X
Y
X
Y
75,28
75,30
75,31
75,32
75,26
75,27

Keausan:         Dsbx(max)-DSTD
                        Dsby(max)-DSTD
            75,31-75,25  = 0,06
            75,32-75,25  = 0,07_ -
                                    0,01
Keovalan masing”Dsbx-Dsby
I.        75,28-75,30  = 0,02
II.     75,31-75,32  = 0,01                 0,02-0,01  = 0,01
III.  75,26-75,27  = 0,01

Ketirusan masing” Dsbx-DSTD
                              Dsby-DSTD
Dsbx:     I.75,28-75,25  = 0,03
            II. 75,31-75,25  = 0,06        0,06-0,01  = 0,05
            III. 75,26-75,25 = 0,01
Dsby:    I. 75,30-75,25  = 0,05
            II. 75,32-75,25  = 0,07         0,07-,02  = 0,05
III.75,27-75,25 = 0,02
Jadi ketirusannya adalah         0

24


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Proses perawatan Dan Pengukuran Yang Sesuai dengan teori akan dapat menghasilkan kualitas jasa perbaikan atau service yang bagus dan bermutu tinggi.
            Tetapi Setelah Melakukan Pemeriksaan Dan Pengukuran Kebanyakan Orang sulit memahami teori-teori yang di berikan kepada pembimbing.
3.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanakan hendaknya data yang di ambil dalam pengukuran haruslah secara sempurna. Selain itu sebelum melakukan praktikum para praktikan sebaiknya sudah menguasai bahan-bahan materi yang akan dipraktikumkan sehingga memudahkan untuk pemahamannya. Bimbingan dari asisten juga sangat diperlukan.























25

Komentar

Postingan Populer