MAKALAH Pemeriksaan Urin Pada Pasien Gagal Ginjal
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Ngawi,
……. 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ginjal memainkan peran-peran kunci dalam fungsi tubuh,
tidak hanya dengan menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun
juga dengan menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit-elektrolit didalam tubuh,
mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah.
Ginjal berlokasi dalam perut ke arah kebelakang,
normalnya satu pada setiap sisi dari spine (tulang belakang). Mereka mendapat
penyediaan darah melalui arteri-arteri renal secara langsung dari aorta dan
mengirim darah kembali ke jantung via vena-vena renal ke vena cava. Istilah
“renal” berasal dari nama Latin untuk ginjal.
Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah
cairan tubuh, konsentrasi-konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium
dan potassium, dan keseimbangan asam-basa dari tubuh, juga menyaring
produk-produk sisa dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme
protein dan asam urat dari uraian DNA. Dua produk-produk sisa dalam darah dapat
diukur: blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine (Cr).
Gagal Ginjal terjadi karena organ ginjal mengalami
penurunan kerja dan fungsinya, hingga menyebabkan tidak mampu bekerja dalam
menyaring elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh
(sodium dan kalium) dalam darah atau produksi urine.(Anonim:2010).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang
tersebut diatas, maka dapat diasumsikan beberapa pertanyaan penulisan yaitu:
A. PENGERTIAN GINJAL, STRUKTUR DAN
FUNGSINYA
B. PENYEBAB KERUSAKAN GINJAL (CKD)
C. TANDA KERUSAKAN/ GAGAL GINJAL (CKD)
D. KLINIS KERUSAKAN/ GAGAL GINJAL (CKD)
E. PENGOBATAN ATAU TERAPI
1.3 PERTANYAAN PENULIS MAKALAH
1). BAGAIMANA CARA MENGHINDARI
KERUSAKAN GINJAL?
2). APAKAH ORANG YANG SUDAH MENGALAMI
KERUSAKAN GINJAL BISA DISEMBUHKAN?
1.4 TUJUAN PENULISAN
MENGETAHUI
PERAN ORGAN VITAL GINJAL
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 GINJAL
2.1.1
Pengertian
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring
kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urin.
2.1.2
Letak
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di
belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga
disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal adalah
sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian
atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial.
Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya
terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari
bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke
sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak
perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
2.1.3
Struktur
Berat
dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada
tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki
ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan
berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Ginjal
memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal
terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.
2.1.4
Organ
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian
paling dalam disebut pelvis. Pada bagianmedulla ginjal
manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan
bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan
mengkilap yang disebut kapsula fibrosa
ginjal dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelahatas
ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus
oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah
dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air
dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian
mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa
cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan
mekanisme pertukaran
lawan arusdan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian
diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring
yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang
berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari
arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori
untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium
tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan
dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke
dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat
arteri eferen. Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi
cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
2. lapisan kaya protein
sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel
melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan
tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati ketiga
lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk
filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun
molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan
dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari
dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per
menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi
ginjal.
Jaringan
ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus
Tubulus ginjal
merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebuttubulus
konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus
konvulasi distal. Lengkung Henle diberi nama berdasar
penemunya yaitu Friedrich
Gustav Jakob Henle pada awal tahun 1860-an. Lengkung Henle
menjaga gradienosmotik dalam
pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus
memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan
berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam
tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari
tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:
· tubulus
penghubung
· tubulus
kolektivus kortikal
· tubulus
kloektivus medularis
Tempat
lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus
juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis
dan sekresi renin
Cairan menjadi
makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemihmelewati ureter.
2.1.5
Fungsi Ginjal
Ginjal
mempunyai 10 fungsi yaitu:
1. Menyaring Darah
Konsumsi
makanan yang kita makan setiap hari sebagai penghasil energi setelah melalui
proses pencernaan pastilah akan menghasilkan banyak zat sisa dan limbah serta
racun atau toksin. Zat-zat tersebutlah yang akan dikeluarkan oleh ginjal karena
jika tidak maka akan sangat berbahaya bagi tubuh kita.
Nefron adalah salah satu bagian ginjal yang
menjalankan fungsi ini. Apabila seseorang tidak memiliki ginjal, maka orang
tersebut akan mati karena tubuhnya teracuni oleh kotoran yang dihasilkan oleh
tubuh manusia itu sendiri. Untuk melakukan hal tersebut, ginjal harus menyaring
sekitar 200 liter darah dan menghasilkan 2 liter zat-zat sisa dan air per
harinya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Anda buang air kecil sebanyak kurang
lebih 2 liter per harinya.
2.
Mempertahankan keseimbangan Kadar Asam dan Basa
Ginjal berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh dengan cara mengeluarkan
kelebihan asam/basa melalui urine.
3.
Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh
Ginjal akan mengekskresikan (mengeluarkan)
zat-zat yang merugikan bagi tubuh seperti urea, asam urat, amoniak, creatinin,
garam anorganik, bakteri, dan juga obat-obatan. Jika zat tersebut tidak
dikeluarkan maka akan menjadi racun yang dapat membahayakan kesehatan di dalam
tubuh.
4. Memproses
Ulang Zat
Ginjal akan mengembalikan kembali zat yang
masih berguna bagi tubuh kembali menuju darah. Zat tersebut berupa glukosa,
garam, air, dan asam amino. Proses pengembalian zat yang masih berguna ke dalam
darah disebut reabsorpsi.
5. Mengatur
Volume Cairan dalam Darah
Ginjal dapat mengontrol jumlah cairan darah
yang dipertahnkan agar tetap seimbang didalam tubuh. Tanpa adanya control dari
ginjal maka tubuh akan menjadi kering karena kekurangan cairan darah atau
sebaliknya, tubuh tenggelam karena kebanjiran cairan didalam tubuh yang
menumpuk tidak terbuang.
6. Mengatur
Keseimbangan Kandungan Kimia dalam Darah
Salah satu contohnya yaitu mengatur kadar
garam didalam darah.
7.
Mengendalikan Kadar Gula dalam Darah
Ginjal amat penting untuk mengatur kelebihan
atau kekurangan gula dalam darah dengan menggunakan hormon insulin dan
adrenalin. Ini penting untuk menghindari diabetes. Insulin berfungsi sebagai hormon
penurun kadar gula dalam darah jika kadar gula dalam darah berlebih. Adrenalin
berfungsi untuk menaikkan kadar gula dalam darah jika kadar gula di dalam darah
tidak mencukupi.
8. Penghasil
Zat dan Hormon
Ginjal merupakan penghasil zat atau hormon
tertentu seperti eritropoietin, kalsitriol, dan renin. Hormon yang dihasilkan
oleh ginjal yaitu hormon eritroprotein atau yang disingkat dengan EPO berfungsi
untuk merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum
tulang. Renin berfungsi untuk mengatur tekanan darah di dalam tubuh, sementara
kalsitriol merupakan fungsi ginjal untuk membentuk vitamin D, menjaga
keseimbangan kimia di dalam tubuh, serta untuk mempertahankan kalsium di dalam
tulang yang ada di dalam tubuh.
9. Menjaga
Tekanan Osmosis
Ginjal menjaga tekanan osmosis dengan cara
mengatur keseimbangan garam-garam di dalam tubuh.
10. Menjaga
Darah
Ginjal berfungsi sebagai penjaga kadar pH
darah agar tidak terlalu asam. Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada
kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urine
yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 GAGAL GINJAL
Penyakit gagal
ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan
hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh
seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin.
Penyakit gagal
ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama
sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran
dikenal 2 macam jenis gagal ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal
kronis (Anonim, 2010).
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu
keadaan menurunnya fungsi ginjal yang bersifat kronik, progresif dan menetap
berlangsung. Beberapa tahun pada keadaan ini ginjal kehilangan kemampuannya
untuk mempertahankan volume dan cairan tubuh dalam keadaan asupan diet normal
(Rindiastuti, 2006). Penderita yang berada pada stadium akhir untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya diperlukan terapi penganti yaitu
hemodialisis (HD), peritoneal dialysis mandiri berkesinambungan Continuos
Ambulatory Peritoneal dialysis (CAPD) atau transplantasi ginjal (
Wilson& Price;1994 dalam Rindiastuti;2006).
Penyakit ginjal tahap akhir biasanya ditandai
dengan test klirens kreatinin rendah. Penderita dengan test klirens kreatinin
<15 ml/menit dianjurkan untuk menjalani terapi pengganti, salah satunya
adalah dengan dialisis. Tindakan dialisis merupakan salah satu cara untuk
mempertahankan kelangsungan hidup pasien bertujuan menurunkan kadar ureum,
kreatinin dan zat toksik lainnya dalam darah (Anonim, 2010).
Penyakit gagal
ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau
terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada
kaum lanjut usia.
3.2 PENYEBAB
GAGAL GINJAL
Pada gagal
ginjal akut, fungsi ginjal hilang dengan sangat cepat dan dapat terjadi dari
suatu luka tubuh yang bervariasi. Daftar dari penyebab-penyebab ini seringkali
dikatagorikan berdasarkan dimana luka terjadi.
Terjadinya
gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tubuh
yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali
berdampak kerusakan ginjal diantaranya
(Susanto) :
1). Penyakit
tekanan darah tinggi (Hypertension)
2). Penyakit
Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
3). Adanya
sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
4). Kelainan
autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
Menderita penyakit kanker (cancer)
5).
Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu
sendiri (polycystic kidney disease)
6). Rusaknya
sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari
penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai
glomerulonephritis.
Adapun
penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila
tidak cepat ditangani antara lain adalah ;
Kehilangan
carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit
lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia,
Obat-obatan dan Amiloidosis (Tim Vitahealth, 2008).
Penyakit
gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal
sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya (Tim Vitahealth,
2008).
Kasus
lainnya yang menyebabkan rusaknya ginjal
Seringnya
mengkonsumsi minuman berenergi juga dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal.
Saya mewawancarai ibu dari pasien yang sedang menjalani Hemodialisa atau biasa
orang menyebutnya “cuci darah” di RS, Sentra Medika Cibinong. Pasien bernama
CH, Laki-laki, usia 24 tahun.
CH
sudah menjalani Hemodialisa kurang lebih 3 bulan. “ awalnya CH
sering nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing
sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kemudian saya langsung saja
membawa CH berobat kerumah sakit kemudian oleh dokter disarankan periksa darah
Hemoglobin, Leukosit, Thrombosit, Hematokrit, Glukosa, SGOT, SGPT, Ureum, dan
Creatinin. Setelah diperiksakan darah hasil dari pemeriksaan laboratorium
tersebut dibacakan oleh dokter, nilai Leukosit, Thrombosit, SGOT,
SGPT,dan Glukosanya normal, hanya saja untuk nilai Hb dan Hematokritnya rendah.
Kemudian untuk nilai ureum dan kreatininnya sangat tinggi, nilainya diatas
normal Ureum: dan Kreatinin: .Kemudian dokter menyarankan saya untuk melakukan
tindakan cuci darah atau hemodialisa segera. Dari situ dokter langsung memvonis
CH mengalami kerusakan pada fungsi ginjalny” Ujar Ibu CH.
“Sebelum
CH mengalami sakit seperti ini, dulu dari SMP CH sering sekali mengkonsumsi
minuman berenergi merk.X setiap hari, bahkan sehari bisa minum 3 sampai 4 kali
sehari katanya kalo gak minum lemes dan jarang sekali dia
minum air putih, padahal saya sudah bawel tentang kebiasaannya tersebut”. Ujar
Ibu CH
3.3 Tanda dan Gejala
Penyakit Gagal Ginjal
Tanda-tanda
dari gagal ginjal sebenarnya tidak kelihatan secara bersamaan. Dengan
pemeriksaan laboratorium, dapat diketahui dengan lebih cermat dan akurat apakah
tanda-tanda itu mengarah pada kemungkinan gagal ginjal.
Beberapa tanda atau gejala gagal ginjal umum
yang perlu diketahui (Anonim, 2010):
1) Kencing
terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya.
2) Kencing
berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam untuk kencing.
3) Sering
bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara lain karena ginjal tidak
bisa membuang air yang berlebih.
4) Lekas
capai atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal.
5) Sesak
napas, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini sering disalahartikan
sebagai asma atau kegagalan jantung.
6) Napas
bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut.
7) Rasa
pegal di punggung.
8) Gatal-gatal,
utamanya di kaki.
9) Kehilangan
nafsu makan, mual, dan muntah
Adapun tanda
dan gejala terjadinya gagal ginjal lainnya yang dialami penderita secara akut
antara lain :
1) Nyeri
pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah
/darah, sering kencing.
2) Kelainan
Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri (Anonim,
2010).
Sedangkan
tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara
lain :
1) Lemas,
tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal,
sesak napas, pucat/anemi.
2) Kelainan
urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain:
Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif (Anonim, 2010).
3.4 Perjalanan Klinis Gagal Ginjal
Perjalanan
umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi 3 stadium:
Stadium I
Penurunan
cadangan ginjal (faal ginjal antar 40 % – 75 %). Tahap inilah yang
paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita ini
belum merasasakan gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih
dalam masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN
(Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal dan penderita asimtomatik. Gangguan
fungsi ginjal mungkin
hanya dapat diketahui dengan memberikan beban
kerja yang berat, sepersti tes pemekatan kemih yang lama atau dengan mengadakan
test GFR yang teliti.
Stadium II
Insufiensi
ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita
dapat melakukan tugas-tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjaL
menurun. Pada stadium ini pengobatan harus cepat dalam hal mengatasi kekurangan
cairan, kekurangan garam, gangguan jantung dan pencegahan pemberian obat-obatan
yang bersifat menggnggu faal ginjal. Bila langkah langkah ini dilakukan
secepatnya dengan tepat dapat mencegah penderita masuk ketahap yang lebih
berat. Pada tahap ini lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi telah rusak.
Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN
ini berbeda-beda, tergantung dari kadar protein dalam diit.pada stadium ini
kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.
Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih
besar pada penyakit yang terutama menyerang tubulus, meskipun poliuria bersifat
sedang dan jarang lebih dari 3 liter / hari. Biasanya ditemukan anemia pada
gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5 % – 25 % . faal ginjal
jelas sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan darah, tekanan darah
akan naik, aktifitas penderita mulai terganggu.
Stadium III
Uremi gagal
ginjal (faal ginjal kurang dari 10 %). Semua gejala sudah jelas dan penderita
masuk dalam keadaan dimana tak dapat melakukan tugas sehari hair sebaimana
mestinya. Gejal gejal yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan
berkurang., sesak nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang
tidur, kejang-kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma.
Stadum akhir timbul pada sekitar 90 % dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR
nya 10 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml /
menit atau kurang.
Pada keadaan
ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat mencolok sebagai
penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai merasakan gejala
yang cukup parah karena ginjal
tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis
caiaran dan elektrolit dalam tubuh. Penderita biasanya menjadi oliguri
(pengeluaran kemih) kurang dari 500/ hari karena kegagalan glomerulus meskipun
proses
penyakit mula mula menyerang tubulus ginjal,
Kompleks menyerang tubulus ginjal, kompleks perubahan biokimia dan gejala
gejala yang dinamakan sindrom uremik mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh.
Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan menggal kecuali ia
mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis.
3.5 PENGOBATAN
Pengobatan dan
Penanganan Gagal Ginjal
Terapi nutrisi
pada penderita gagal ginjal dapat digunakan sebagai terapi pendamping
(komplementer ) utamadengan tujuan mengatasi racun tubuh, mencegah terjadinya
infeksi dan peradangan, dan memperbaiki jaringan ginjal yang rusak. Caranya
adalah diet ketat rendah protein dengan kalori yang cukup untuk mencegah
infeksi atau berkelanjutannya kerusakan ginjal. Kalori yang cukup agar tercapai
asupan energi yang cukup untuk mendukung kegiatan sehari– hari, dan
berat badan normal tetap terjaga (Anonim, 2010).
Keberhasilan
penatalaksanaan pengaturan pola konsumsi pangan pada penderita gagal ginjal
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dimaksud antara lain
motivasi atau keyakinan sembuh terhadap program pengobatan yang diberikan.
Sedangkan menurut Mechenbaum (1977) dikutip dari Rindiastuti (2006),
faktor penting dalam mencapai kepatuhan
pasien yaitu melalui dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari
anggota keluarga yang lain, teman, dan uang.
Pengaturan
diet pada penyakit gagal ginjal yang menjalani hemodialisis sedemikian
kompleks, pengaturan diet tersebut sangat sukar untuk di patuhi oleh pasien
sehingga memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup penderita
(Rindiastuti, 2006).
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal
tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada
intinya, tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan
komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, pasien
mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan
cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter
akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk
pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi (Tim
Vitahealth, 2008).
Seseorang yang
mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan
pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan
dapat dilakukan secara baik.
Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan
disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa
(dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah
dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal (Tim Vitahealth,
2008) .
Apakah
kerusakan pada ginjal bisa disembuhkan?
Gagal
ginjal sesungguhnya dapat disembuhkan karena ALLAH menciptakan penyakit
tentunya ALLAH memberikan obatnya. Begitu juga dengan gagal ginjal . Biasanya
Seseorang divonis gagal ginjal apabila nilai Kreatininnya diatas 1,5 mg/dl,
UREUMnya diatas 50 mg/dl dan hemoglobinnya drop dibawah 12 g/dl.
Berdasarkan
data tersebut diatas maka seseorang dianjurkan oleh Dokter Internist ginjal
untuk cuci darah dan biasanya sesudah sekali cuci darah , selanjut terus
menerus cuci darah dan pada umumnya seseorang cuci darah satu minggu dua
kali.
Gagal ginjal bisa disembuhkan
minimal mengurangi cuci darah sari satu minggu 2 kali menjadi satu minggu 1
kali, selanjutnya dua minggu sekali, tiga minggu sekali , empat minggu sekali
dan akhirnya berhenti cuci darah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk
pencegahan terhadap penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah mulai dilakukan pada
stadium dini untuk penyakit ginjal kronik. Berbagai upaya pencegahanyang telah
terbukti bermanfaat dalam mencegah penyakit ginjal dan kardiovaskular adalah
(Anonim, 2010):
Pengobatan
hipertensi yaitu makin rendah tekanan darah makin kecilrisiko penurunan fungsi
ginjal
- Pengendalian
gula darah, lemak darah, dan anemia
- Penghentian
merokok
- Peningkatan
aktivitas fisik
- Pengendalian
berat badan
- Mengkonsumsi
makanan dan minuman yang sehat dan teratur
Jika dalam
kondisi normal (sehat) diharapkan dapat melakukan pemeriksaan
kedokter/kontrol/laboratorium untuk memeriksakan darah secara rutin. Sedangkan
bagi mereka yang dinyatakan mengalami ginjal, baik ringan atau
sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat
rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, hindari
kekurangan cairan (muntaber), dan melakukan kontrol secara periodik.
4.2 SARAN
Sakit
dan sehat memang sudah ada yang mengatur takdir kita sebagai manusia. Tetapi
kita bisa menjauhkan keadaan sakit itu dengan berusaha untuk tetap prima dan
fit agar tubuh kita tetap sehat dengan cara Pola Hidup Sehat (PHS), yaitu
dengan pola makan dan minum yang sehat, Olahraga yang cukup, Hygienis, dan
istirahat yang cukup.Jika mengalami keadaan tubuh yang kurang sehat segeralah
berobat untuk mendapatkan tindakan dan pengobatan secara dini sebelum terjadi
sakit yang kronis.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Sri. 2013. “Anatomi dan Fisiologi”.
Universitas Ibn Khaldun. Bogor.
Warianto, Chaidar. 2011. Gagal Ginjal. Unair.
Ac. Id
Dewanto, Rudi. 2009. Gagal Ginjal. Teknomobi
Hadisasrawan. Blogspot.com.
Artikel Sistem Ekskresi Hidup Sehat. Doktergaul.com.
Wikipedia Indonesia. Ensiklopediabebas.
Id.wikipedia.org
Komentar