DASAR DASAR PENGELASAN
Dasar-Dasar Pengelasan
Sekali lagi
saya membagikan tulisan orang, kali ini tentang contoh makalah dasar-dasar
pengelasan. makalah ini dari mahasiswa binus.ac.id. semoga menjadi amal
buat kampus binus dan sang penulis. saya hanya membagi saja, tapi tetep berdo'a
semoga mendapat amal juga dari artikel ini. hehehe
Langsung saja deh ini
Langsung saja deh ini
Contoh makalah dasar-dasar pengelasan
Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan.
Pengelasan dapat dilakukan dengan :
- pemanasan tanpa tekanan,
- pemanasan dengan tekanan, dan
- tekanan tanpa memberikan panas dari luar (panas diperoleh dari dalam material itu sendiri).
Disamping itu pengelasan dapat dilakukan :
- tanpa logam pengisi, dan
- dengan logam pengisi.
Pengelasan pada umumnya dilakukan dalam penyambungan logam, tetapi juga sering digunakan untuk menyambung pelastik. Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada penyambungan logam.
Pengelasan merupakan proses yang penting baik ditinjau secara komersial maupun teknologi, karena :
- Pengelasan merupakan penyambungan yang permanen;
- Sambungan las dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila digunakan logam pengisi yang memiliki kekuatan lebih besar dari pada logam induknya;
- Pengelasan merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari segi penggunaan material dan biaya fabrikasi. Metode perakitan mekanik yang lain memerlukan pekerjaan tambahan (misalnya, penggurdian lubang) dan pengencang sambungan (misalnya, rivet dan baut);
- Pengelasan dapat dilakukan dalam pabrik atau dilapangan.
Walupun demikian pengelasan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan :
- Kebanyakan operasi pengelasan dilakukan secara manual dengan upah tenaga kerja yang mahal;
- Kebanyakan proses pengelasan berbahaya karena menggunakan energi yang besar;
- Pengelasan merupakan sambungan permanen sehingga rakitannya tidak dapat dilepas. Jadi metode pengelasan tidak cocok digunakan untuk produk yang memerlukan pelepasan rakitan (misalnya untuk perbaikan atau perawatan);
- Sambungan las dapat menimbulkan bahaya akibat adanya cacat yang sulit dideteksi. Cacat ini dapat mengurangi kekuatan sambungannya.
Jenis Proses Pengelasan
Pengelasan dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu :
- pengelasan lebur (fusion welding),
- pengelasan padat (solid-state welding).
Pengelasan lebur
Proses pengelasan lebur menggunakan panas untuk mencairkan logam induk, beberapa operasi menggunakan logam pengisi dan yang lain tanpa logam pengisi. Pengelasan lebur dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Pengelasan busur (arc welding, AW); dalam proses pengelasan ini penyambungan dilakukan dengan memanaskan logam pengisi dan bagian sambungan dari logam induk sampai mencair dengan memakai sumber panas busur listrik, seperti ditunjukkan dalam gambar 12.1. Beberapa operasi pengelasan ini juga menggunakan tekanan selama proses;
- Pengelasan
resistansi listrik (resistance welding, RW); dalam proses pengelasan ini
permukaan lembaran logam yang disambung ditekan satu sama lain dan arus yang
cukup besar dialirkan melalui sambungan tersebut. Pada saat arus mengalir dalam
logam, panas tertinggi timbul di daerah yang memiliki resistansi listrik
terbesar, yaitu pada permukaan kontak kedua logam (fayng surfaces);
- Pengelasan
gas (oxyfuel gas welding, OFW); dalam pengelasan ini sumber panas diperoleh
dari hasil pembakaran gas dengan oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan
suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Gas yang lazim digunakan
adalah gas alam, asetilen, dan hidrogen. Dari ketiga gas ini yang paling sering
dipakai adalah gas asetilen, sehingga las gas diartikan sebagai las
oksi-asetilen.
- Proses
pengelasan lebur yang lain; terdapat beberapa jenis pengelasan lebur yang lain,
untuk menghasilkan peleburan logam yang disambung, seperti misalnya : -
pengelasan berkas elektron (electron beam welding), dan
- pengelasan berkas laser (laser beam
welding).
Pengelasan padat
Dalam
pengelasan padat proses penyambungan logam dihasilkan dengan :
- tekanan
tanpa memberikan panas dari luar, atau
- tekanan
dan memberikan panas dari luar.
Bila
digunakan panas, maka temperatur dalam proses di bawah titik lebur logam yang
dilas, sehingga logam tersebut tidak mengalami peleburan dan tetap dalam
keadaan padat. Dalam pengelasan ini tidak digunakan logam pengisi. Pengelasan
padat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Pengelasan
difusi (diffusion welding, DFW); dua pemukaan logam yang akan disambung
disatukan, kemudian dipanaskan dengan temperatur mendekati titik lebur logam
sehingga permukaan yang akan disambung menjadi plastis dan dengan memberi
tekanan tertentu maka terbentuk sambungan logam;
- Pengelasan
gesek (friction welding, FW); penyambungan terjadi akibat panas yang
ditimbulkan oleh gesekan antara dua bagian logam yang disambung. Ke dua bagian
logam yang akan disambung disatukan dibawah pengaruh tekanan aksial, kemudian
salah satu diputar sehingga pada permukaan kontak akan timbul panas (mendekati
titik cair logam), maka setelah putaran dihentikan akan terbentuk sambungan
logam.
- Pengelasan
ultrasonik (ultrasonic welding, UW); dilakukan dengan menggunakan tekanan
tertentu antara dua bagian logam yang akan disambung, kemudian diberi getaran
osilasi dengan frekuensi ultrasonik dalam arah yang sejajar dengan permukaan
kontak. Gaya getar tersebut akan melepas lapisan tipis permukaan kontak
sehingga dihasilkan ikatan atomik antara ke dua permukaan tersebut.
Penggunaan
Pengelasan
Proses
pengelasan secara komersial banyak digunakan dalam operasi sebagai berikut :
- konstruksi
(misalnya, bangunan dan jembatan),
- pemipaan,
tabung bertekanan, boiler, dan tangki penyimpanan,
- bangunan
kapal,
- pesawat
terbang dan pesawat luar angkasa,
- automotif
dan rel kereta.
Catatan :
operasi pengelasan memerlukan tenaga kerja yang terlatih dengan ketrampilan
yang tinggi.
Sambungan
Las
Sambungan
las adalah pertemuan dua tepi atau permukaan benda yang disambung dengan proses
pengelasan.
Jenis
sambungan
Terdapat
lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menyatukan dua bagian benda
logam, seperti dapat dilihat dalam gambar 12.2.
(a)
Sambungan tumpu (butt joint); kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan
pada bidang datar yang sama dan disambung pada kedua ujungnya;
(b)
Sambungan sudut (corner joint); kedua bagian benda yang akan disambung
membentuk sudut siku-siku dan disambung pada ujung sudut tersebut;
(c)
Sambungan tumpang (lap joint); bagian benda yang akan disambung saling
menumpang (overlapping) satu sama lainnya;
(d)
Sambungan T (tee joint); satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian yang
lain dan membentuk huruf T yang terbalik;
(e)
Sambungan tekuk (edge joint); sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang
akan disambung sejajar, dan sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan
yang sejajar tersebut.
Jenis las-an
Setiap jenis
sambungan yang disebutkan di atas dapat dibuat dengan pengelasan. Proses
penyambungan yang lain dapat juga digunakan, tetapi pengelasan merupakan metode
penyambungan yang paling universal. Berdasarkan geometrinya, las-an dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
- Las-an
jalur (fillet weld); digunakan untuk mengisi tepi pelat pada sambungan sudut,
sambungan tumpang, dan sambungan T dalam gambar 12.3. Logam pengisi digunakan
untuk menyambung sisi melintang bagian yang membentuk segitiga siku-siku;
- Las-an
alur (groove welds); ujung bagian yang akan disambung dibuat alur dalam bentuk
persegi, serong (bevel), V, U, dan J pada sisi tunggal atau ganda, seperti
dapat dilihat dalam gambar 12.4. Logam pengisi digunakan untuk mengisi
sambungan, yang biasanya dilakukan dengan pengelasan busur dan pengelasan gas;
- Las-an
sumbat dan las-an slot (plug and slot welds); digunakan untuk menyambung pelat
datar seperti dapat dilihat dalam gambar 12.5, dengan membuat satu lubang atau
lebih atau slot pada bagian pelat yang diletakkan paling atas, dan kemudian
mengisi lubang tersebut dengan logam pengisi sehingga kedua bagian pelat
melumer menjadi satu;
- Las-an titik dan las-an kampuh
(spot and seam welds); digunakan untuk sambungan tumpang seperti dapat dilihat
dalam gambar 12.6. Las-an titik adalah manik las yang kecil antara permukaan
lembaran atau pelat. Las-an titik diperoleh dari hasil pengelasan resistansi
listrik. Las-an kampuh hampir sama dengan las-an titik, tetapi las-an kampuh
lebih kontinu dibandingkan dengan las-an titik.
- Las-an
lekuk dan las-an rata (flange and surfacing welds); ditunjukkan dalam gambar
12.7. Las-an lekuk dibuat pada ujung dua atau lebih bagian yang akan disambung,
biasanya merupakan lembaran logam atau pelat tipis, paling sedikit satu bagian
ditekuk (gambar 12.7a). Las-an datar tidak digunakan untuk menyambung bagian
benda, tetapi merupakan lapisan penyakang (ganjal) logam pada permukaan bagian
dasar.
Ciri-ciri Penyambungan
Pengelasan Lebur
Pada umumnya
sambungan las diawali dengan meleburnya di daerah sekitar pengelasan. Seperti
ditunjukkan dalam gambar 12.8.a, sambungan las yang di dalamnya telah
ditambahkan logam pengisi terdiri dari beberapa daerah (zone) :
(1) daerah
lebur (fusion zone),
(2) daerah
antarmuka las (weld interface zone),
(3) daerah
pengaruh panas (heat effective zone, HAZ),
(4) daerah
logam dasar tanpa pengaruh panas (uneffective base metal zone).
Daerah
lebur; terdiri dari campuran antara logam pengisi dengan logam dasar yang telah
melebur secara keseluruhan. Daerah ini memiliki derajat homogenitas yang paling
tinggi diantara daerah-daerah lainnya. Struktur yang dihasilkan pada
daerah ini berbentuk butir kolumnar yang kasar seperti ditunjukkan dalam gambar
12.8.b.
Daerah
antarmuka las; merupakan
daerah sempit berbentuk pita (band) yang memisahkan antara daerah lebur dengan
Haz . Daerah ini terdiri dari logam dasar yang melebur secara keseluruhan atau
sebagian, yang segera menjadi padat kembali sebelum terjadi proses pencampuran.
Haz; logam
pada daerah ini mendapat pengaruh panas dengan suhu di bawah titik lebur,
tetapi cukup tinggi untuk merubah mikrostruktur logam padat. Komposisi kimia
pada haz sama dengan logam dasar, tetapi akibat panas yang dialami telah
merubah mikrostrukturnya, sehingga sifat mekaniknya mengalami perubahan pula
dan pada umumnya merupakan pengaruh yang negatif karena pada daerah ini sering
terjadi kerusakan.
Komentar